"Kau yang membuat Daniel meninggal? Benarkah?" Evan menyilangkan kedua lengannya di depan dada. Lelaki itu sudah meletakkan pisau pemotong daging di atas meja. Kini seluruh perhatiannya berpusat pada Luci, seolah gadis itu adalah hal terpenting di tatanan alam semesta ini.
Luci sudah dilanda kegugupan. Gadis itu tak banyak bergerak dan hanya bisa mematung untuk waktu yang lama. Untuk sesaat dia menyesali keputusannya untuk mengaku kepada Evan mengenai semua hal yang telah dia lakukan dalam kasus meninggalnya Daniel.
"Bagiamana tepatnya kau membuat Daniel meninggal? Dia berusaha menyelamatkanmu dalam kecelakaan atau bagaimana?" telisik Evan kembali. Matanya menyisiri wajah Luci untuk menangkap berbagai macam ekspresi yang tengah dia selidiki. 'Apakah ada kemungkinan Luci bisa melupakan Daniel? Apakah Luci masih mencintai Daniel karena murni urusan hati atau karena rasa bersalahnya?' Pertanyaan-pertanyaan itu terus saja mengganggu Evan saat ini.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com