Senyum hambar terukir di bibir Luci. "Bagiaman bisa seorang lelaki dengan kekayaan berlebih dan juga tanpa kompetensi memasak secara profesional bisa menghidangkan masakan seenak ini?" puji Luci pada masakan Evan yang saat ini dia santap.
Gadis itu lalu menghela napas panjang dan berat. "Dia sudah berusaha terlalu keras. Hidup memang akan sangat tidak adil jika Tuan Evan tidak mendapatkan gadis yang dia sukai." Luci menjatuhkan sendok yang berada di tangannya karena baru saja teringat akan sesuatu/ "Aduh, aku lupa bertanya seperti apa ciri-ciri gadis yang Tuan Evan sukai."
Luci menghentikan ucapannya untuk kemudian pergi ke kamarnya. "Tadi malam dia menyita ponselku kan? Dan aku lupa mengambilnya karena buru-buru ke ruang TV," gumam Luci pada dirinya sendiri. Pada akhir pencarian dia tidak bisa menemukan ponselnya di setiap sudut pada kamarnya. "Jangan-jangan Tuan Evan tanpa sengaja membawa ponselku?" cemas Luci.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com