webnovel

Dream Wedding

Lampu tanda sabuk pengaman telah dimatikan, Kyuhyun melepaskan sabuknya dan menyokong wajahnya pada pembatas lengan di antara mereka. Ia hanya terdiam menatap Chaewon tidak lebih. Chaewon yang lama-lama merasa risih dengan tatapan itu akhirnya buka suara "bicaralah?".

Kyuhyun menggelengkan kepalanya "selama ini selalu aku yang bicara duluan, kali ini kau yang harus bertanya lebih dulu"

Chaewon membalas tatapan Kyuhyun "aku tidak memiliki topik untuk dibicarakan"

"sama sekali tidak ada yang ingin kau tanyakan padaku?" Kyuhyun merasa sedikit tidak terima.

"tidak"

Kyuhyun mengedikkan bahunya "kalau gitu, ikut aku", Kyuhyun melepaskan sabuk pengaman yang melekat pada pinggang Chaewon dan menarik lengan kurus miliknya.

"mau ke mana?" protes Chaewon.

Kyuhyun membuka pintu kabin depan dan memperlihatkan sebuah ruangan yang terdapat tempat tidur di dalamnya. Kyuhyun menutup pintu di belakang mereka saat Chaewon masih kebingungan. Ia kembali mendekatkan wajahnya ke telinga Chaewon dan berbisik "tidakkah kau ingin tahu bagaimana cara mereka mendistraksiku?" seringainya.

Chaewon spontan langsung mendorong tubuh Kyuhyun menjauh "aku tidak ingin tahu dan tidak peduli"

Sebelum Chaewon melarikan diri, Kyuhyun mengangkat tubuh wanita itu dan membaringkannya di tempat tidur. Chaewon memekik kaget dan menjalankan aksi protesnya "apa yang mau kau lakukan?"

Kyuhyun terbaring di samping Chaewon "apa yang semestinya dilakukan oleh pasangan suami istri pada umumnya?" senyum menggodanya telah menampakkan wujud.

Chaewon beringsut menjauh "kau gila, apa kau sudah lupa kata-kataku semalam?"

"memangnya apa yang kau pikir tentang hal yang harus dilakukan suami istri? Yang ku maksud adalah berbicara dari hati ke hati, mengenal satu sama lain" Kyuhyun memberikan tatapan mengejeknya.

Chaewon membuang wajahnya yang malu, Kyuhyun tersenyum simpul "kenapa tersipu seperti itu, kau pasti memikirkan hal cabul. Kalau kau mau melakukan itu, kau tinggal bilang saja. Lagi pula dalam beberapa jam kita juga akan menjadi suami istri"

"hentikan"

"aku hanya mencoba untuk menjadi suami yang baik, bukankah dalam pernikahan tidak boleh ada rahasia?"

"apa yang dilakukan di masa lalu adalah milik dan tanggung jawab masing-masing, aku tidak mau mengurusi hal itu." tukasnya dingin.

"hei, aku mencoba untuk terbuka di sini. Aku bahkan memberitahumu akan traumaku yang tak banyak orang yang tahu. Bahkan bisa dihitung jari, dari sekian banyak wanita dalam hidupku ini hanya kau dan dia yang tahu."

"dia?" pertanyaan itu dengan reflex keluar dari mulut Chaewon.

"kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan pesawat. Saat itu adalah hari ulang tahunku tetapi mereka harus pergi karena urusan pekerjaan, aku yang merasa kecewa dan marah pun berteriak pada mereka untuk jangan kembali selamanya. Aku tidak tahu bahwa saat itu kata-kataku akan benar terkabul dan membuatku menyesal seumur hidupku" Kyuhyun tertunduk dan suaranya pun berubah parau seiring ceritanya mengalir.

Chaewon ikut berduka mendengarnya, ia menggenggam tangan Kyuhyun, memberikan dukungan.

"sejak saat itu aku tidak berani melakukan perjalanan udara, sampai akhirnya aku bertemu dengan seorang wanita. Dialah yang menarikku dari keterpurukan, namun pada akhirnya dia juga meninggalkanku. Aku kira saat itu yang kami miliki adalah cinta, tetapi dia hanya memanfaatkanku" Kyuhyun tersenyum miris, "sejak saat itu aku tidak percaya dengan cinta, bagiku wanita hanya sekedar hiburan"

Kyuhyun kembali menatap Chaewon dengan senyumnya yang tak lagi didominasi kesedihan dan membawa tangan Chaewon yang menggenggam tangannya ke dadanya "sekarang aku telah memilikimu di sisiku jadi aku tidak lagi membutuhkan mereka"

.

Mereka telah sampai di New York, sebuah mobil sedan hitam pun telah menjemput mereka dan seperti biasa Kyuhyun yang membuka topik pembicaraan.

"untuk pesta perayaan pernikahan kita nanti, kau ingin yang seperti apa?"

"aku tidak punya permintaan khusus, lakukan saja yang menurutmu pantas"

Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya "kau yakin? Bukankah setiap wanita punya pernikahan impian mereka masing-masing?"

"ya, dulu aku punya pemikiran seperti itu. Saat kecil aku membayangkan pernikahan seperti putri-putri dalam film Disney, tetapi saat aku beranjak remaja dan banyak film romansa, aku berpikir mungkin garden party ala film Twilight juga bagus. Namun seiring bertambahnya usia aku berfikir kalau perayaan itu tidak penting, bahkan aku sempat berfikir jika kelak aku menikah aku hanya akan mendaftarkannya saja..." Chaewon berdengus "..tapi kuyakin ibuku tidak akan setuju. Jadi mungkin aku akan membiarkannya mengurus pesta itu"

"hmmm baiklah" Kyuhyun menyetujui.

"lagi pula yang terpenting ialah dengan siapa kita menikah, bukan pestanya" gumam Chaewon sambil memandang keluar jendela. Kyuhyun menatap wanita itu untuk beberapa saat lalu ikut memandang keluar jendela.

Chaewon mengeluarkan pulpen dan menuliskan alamat di atas catatan kecil miliknya "bisakah anda ke alamat ini" ucapnya seraya memberikan kertas itu pada supir.

"apa itu?"

"alamat apartementku"

Kening Kyuhyun berkerut "kau tinggal bilang padanya untuk ke Pearl Apartement, dia tahu alamatnya"

"itu apartementmu, ini apartementku"

"kau mau bilang padaku kau punya apartement lain?" uajrnya skeptical.

"ya, aku lupa bilang padamu kalau aku sudah menemukan tempat tinggal baru. Terima kasih atas tempat tinggal sebelumnya"

Kyuhyun merasa jengkel dengan ucapan itu "atas izin siapa kau meninggalkan tempat itu?"

"huh?"

"aku tidak ingat memberimu izin untuk pindah dari apartement itu"

"waktu itu anda jarang sekali berada di kantor, tuan Presiden" ucapnya dengan sarkasme yang ketara "aku juga berniat untuk menghubungimu sebelum meninggalkan apartement itu, tapi aku keburu masuk rumah sakit"

"baiklah aku akan mengantarmu, ambil dokumen yang dibutuhkan untuk mendaftarkan pernikahan dan kau akan pindah ke rumahku"

"tunggu! Kau menyuruhku pindah lagi?"

"kau akan menjadi istriku, tentu kita harus tinggal bersama"

"sebaiknya kita pikirkan lagi masalah pernikahan ini"