Ketika bel istirahat berbunyi, Jae segera menghampiri Snow di tempat duduknya. Ia tersenyum manis melihat tatapan tajam Snow. Jae benar-benar ingin mengambil hatinya, bagaimanapun caranya.
"Sayangku, Snow..." sapa Jae yang membuat Snow beserta seluruh isi kelas menatapnya.
"Tolong aku dengan tugas ini, ya?" katanya lagi dengan bergaya manis.
"Jae, bagian mana dari 'kita sama-sama tidak bisa Bahasa Korea' yang tak kau pahami? Apa yang kau harapkan dariku?" kata Snow dingin.
"Kau dan tugasmu." goda Jae.
Snow memutar bola matanya untuk yang kesekian kalinya hari ini. "Kau harusnya mengerjakan tugas bersama Young K." katanya kesal.
"Bisakah jika ditambah kau?"
"Whatever, Jae!"
Young K segera datang dan menarik Jae menjauh dari Snow yang terlihat lelah dengan sikapnya.
"Ada apa denganmu, bung? Kau mencoba terlalu keras." kata Young K lalu tertawa lucu.
"Aku menyukainya, bung. Aku menyukai sepupumu." kata Jae serius.
"Jae... Dia tidak semudah itu."
"Kau tak apa?" tanya Jae pada Young K, setelah mengingat kembali bahwa ia adalah sepupu Snow.
"Semua itu kuserahkan pada Snow. Hanya, jangan sakiti dia! Atau aku benar-benar akan menghajarmu." kata Young K serius lalu merangkul Jae pergi.
Snow merasa sangat aneh terhadap dirinya sendiri yang merasa aneh dengan sikap Jae yang terang-terangan mengutarakan perasaan padanya. Jika ini di California, mereka pasti sudah jalan bersama dan mungkin sesekali berani mengumbar kemesraan di sekolah. Berada di Korea membuat segalanya terasa berbeda.
Snow kemudian membereskan meja dan buku-bukunya, memakai earphone, lalu keluar dari kelas tanpa mempedulikan tatapan seisi kelas yang masih tertuju padanya akibat kejadian barusan.
Like it? You may want to add this book to your library!
If you have some idea about my story,
please be free to comment it and let me know.
*ps: your power stone will be refill every 24 hours,
so spare me one of them, please.
Thank You xoxo.