"Kau adalah calon suamiku," bisik Byanca dengan jemari yang mengusap lembut bibir Devan.
"Jangan seperti ini terus Sayang," tambahnya meperpendek jarak diantara mereka, wanita itu ingin mencium Devan namun segera di tepis oleh pria itu.
"Jaga sikapmu," ucap Devan menjauhkan tubuhnya dari wanita itu.
Byanca mendengus, pria itu kembali menolaknya. Entah bagaiamana usaha yang ia lakukan, tak sekalipun pria itu membalasnya.
"Wah, kau bikin sarapan sendiri?" tanya Byanca antusias seolah tidak terjadi apa-apa baru saja. Wanita itu melangkah ke dapur.
"Tapi kenapa kau membuat dua?"
"Yang ini untuk siapa?" tambahnya lagi sembari menunjuk sebuah piring berisi roti bakar dan makanan berprotein lainnya.
"Untuk Hendra," jawab Devan singkat.
"Boleh untukku?"
"TIDAK," Devan segera meraih piring itu dan menyimpannya di tempat yang aman dan agak jauh dari jangakaun Byanca.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com