"Beraninya mempermainkanku!" geram Briel.
Bugh!
"WHAT THE FUCK GABRIELA?" teriak Erland keras dan tubuhnya kembali luruh ke lantai.
Yang benar saja, Briel lagi-lagi menghantam alat vitalnya dan hal itu membuat tubuhnya benar-benar lemas. Kali ini tenaganya benar-benar habis bagaikan tak tersisa. Keringat membanjiri tubuhnya.
"Itu balasan untukmu! Aku tak suka dipermainkan!" geram Briel dan meninggalkan Erland keluar dari kamar. Erland pun hanya diam melihat kepergian Briel.
"Sialan! Apa-apaan dia? Kenapa dia bisa sekasar itu? Apa perlakuan seperti ini bisa disamakan dengan kekerasan dalam rumah tangga? Dia benar-benar sudah tak waras, padahal aku hanya bercanda saja, bagaimana jika aku benar-benar memiliki wanita lain di luar sana? Apa dia akan membunuhku?" ucap Erland menggerutu kesal.
Sedangkan di luar kamar, Briel bergegas pergi menuju dapur. Dia ingin sekali berteriak, meluapkan kekesalannya pada Erland. Menghajar Erland rasanya belum cukup.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com