"Jamal, bangun."
Seperti biasa, seolah sudah menjadi kewajiban rutin bagi Rio, untuk membangunkan Jamal setiap paginya. Mau bagaimana lagi? Ia memang selalu bangun lebih awal, dari pada Jamal yang terkadang masih suka membangkong.
Namun entah kenapa, pagi ini tidak seperti biasanya. Jamal lebih sulit dibangunkan, walaupun sebenarnya remaja itu sudah tersadar dari tidurnya.
"Ayo dong Jamal, buruan bangun ntar lu telat." Rio terpaksa harus menarik selimut yang membalut tubuh Jamal, lantaran yang dibangunkan hanya menggeliat, masih terlihat nyaman dan merasa enggan keluar dari selimutnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com