Setelah hampir kehilangan nafas, akhirnya anjing berhenti didepan mobil mewah. "Pasti dia pemilik anjing itu!" Tebak Angelina sambil melihat mobil itu.
Angelina memukul kaca mobil tersebut dengan sepatu hak tingginya. Kaca itu retak dan membuat Angelina tersenyum puas.
"Mampus lo! Sialan! Gara-gara anjing kamu wajahku jadi belepotan selai. Sekarang rasain pembalasanku!" Geram Angelina sambil mengepalkan tangannya.
Setelah ia puas membalas semua perbuatan anjing itu Angelina hendak pergi dan meninggalkan mobil itu. Saat Angelina ingin meninggalkan kaki tiba-tiba pintu mobil terbuka dan tangan Angelina ditarik seseorang ke dalam mobil. "Aaaa!" Jerit Angelina saat tubuhnya jatuh kebelakang.
Angelina menutup matanya saat ia ditarik orang itu masuk ke dalam mobil. Ia merasakan sebuah tangan sedang menangkap tubuhnya. Di dalam otaknya ia selalu berpikir, apakah ia diculik oleh orang itu karena telah merusak kaca mobil nya.
Orang itu mencubit lengan Angelina. "Buka matamu dan lihat siapa aku!" Seru seseorang yang mendekap Angelina. Tubuh Angelina ambruk di atas pangkuan orang itu.
Seketika Angelina membuka matanya dan melihat seseorang yang dia kenal di masa lalu. "Dia?!" Matanya terhenti dan menetap orang itu dengan tatapan tajam.
Bibirnya ingin mengungkapkan sesuatu namun ia tidak bisa mengungkapkannya. Suaranya tercekat di tenggorokan. Mata Angelina terus menatap pemuda itu. "Kamu ...." ucapan Angelina terhenti saat melihat senyuman diwajah orang itu.
Senyuman itu sama persis dengan senyuman yang ada di sepuluh tahun yang lalu. Wajahnya parasnya dan semua tentang dirinya berubah seratus delapan puluh derajat dari sepuluh tahun yang lalu. Dengan gemetaran tangan Angelina menjulur ke atas dan memegang pipi orang itu. Mulutnya tengah saat jari jemarinya merasakan dan memegang pipi seseorang yang paling ia cintai selama sepuluh tahun.
Namun orang itu langsung menangkap tangan Angelina dan menekan tangannya ke atas kepala Angelina. Matanya melotot seakan ia sangat marah akan sesuatu. "Beraninya kamu merusak kaca mobilku! Siapa kamu? Jangan-jangan kamu adalah wanita gila yang suka merusak barang-barang orang lain, ya?" tanya Zico sambil menekan tangan Angelina dan membuat gadis itu merintih kasakitan.
Di kursi belakang seekor anjing sedang mengintip. Sorot mata Angelina langsung berubah saat melihat anjing itu.
"Guk guk guk!" Hewan itu malah menggonggong saat melihat Angelina.
"Anjing itu ...." Sorot mata Angelina menatap tajam anjing.
"Dia adalah anjing kesayanganku! Untuk apa kamu mengejarnya? Ganti rugi sekarang!" Seru Zico sambil mengendurkan tekanannya.
"Ohh, kamu ingin aku mengganti rugi ... mimpi!" Angelina langsung turun dari pangkuan pemuda itu. Sebelum dia bangkit Angelina meraih jas hitam pemuda itu dan mengelap sisa selai diwajahnya.
Hap!
Angelina turun dari mobil itu. "Dasar tuan muda sombong! Aku tidak akan melupakan semua perbuatan yang di masa lalu!" Teriak Angelina sambil meledek pemuda itu. "Fuck you!" Seru Angelina sambil menunjukkan jari tengahnya.
Pemuda itu langsun turun dari mobil. Ia menyuruh anjingnya untuk mengejar Angelina. "Kejar gadis tidak tau diri itu! Cepat!" Perintahnya sambil berlari mengejar Angelina.
Guk! Guk! Guk!
Anjing milik pemuda itu berlari mengejar Angelina. Anjing itu terus menggonggong di belakang Angelina sedangkan pemuda itu ia terus berteriak agar Angelina berhenti.
Mata Angelina balik ke belakang dan melihat pemuda itu mengajarnya serta anjing itu juga mengejarnya. Ia menambah kecepatan larinya dan berusaha menghindar dari pemuda itu.
"Zico Latuharhary Alexander! Kau bajingan! Terima pantatku!" Ledek anglina sambil berlari.
"Berhenti! Gadis jelek! Berhenti sekarang atau kamu akan tahu konsekuensinya!" Teriak Zico terus berlari mengejar Angelina.
Nana menangkap tangan Angelina. Namun, Angelina mendorong Nana hingga terjatuh. "Jangan membantuku! Jangan menghampiriku di saat terjadi sesuatu denganku!" Teriaknya sambil berlari dengan cepat.
"Memangnya kenapa?" Tanya Nana dengan keras. Namun Angelina tidak menjawab Nana. Ia tetap berlari menghindari dari pemuda itu.
Dari kejauhan Nana dikejutkan dengan seekor anjing yang mengikuti Angelina. Anjing itu mengejar Angelina dan dibelakangnya ada seorang pemuda yang sangat tampan dibelakangnya. Nana menggaruk kepalanya. Ia tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya.
"Siapa mereka? Apakah mereka mau menculik Angelina?" Nana berfikir yang tidak-tidak.
Ia mengambil ponselnya dan memberitahu polisi setempat untuk datang ketaman. Nana meminta mereka untuk secepatnya datang ketaman.
"Semoga Angelina baik-baik saja sebelum polisis datang." Nana mengikuti jejak Angelina. Ia melihat kemanan dan melihat seornag anak kecil yang tampak kelaparan sedang bersandar di pohon. Nana menghampiri anak itu. " Adik kecil! Apakah kamu sedang membutuhkan makanan?" Lanjut Nana Sambil menepuk bahu anak kecil itu.
Mata Angelina terus melihat kebelakang. Anjing itu berlari mengejarnya dan hampir menyundul pantatnya. Saat Angelina tidak fokus melihat ke depan ia tidak sengaja tersandung batu di depannya. Angelina jatuh tersungkur. "Ahhh!Perih_" teriak Angelina sambil memegang lututnya.
Pemuda itu tertawa terbahak-bahak saat melihat Angelina terjatuh. "Mampus loh! Dasar cewek tengil! Itu karma buat kamu karena sudah merusak kaca mobilku. Hahaha!" ujar pemuda itu sambil tertawa.
Anjing itu perlahan mendekati Angelina. Ia menjulurkan lidahnya lalau mengusap luka dilutut Angelina dengan lidahnya. Angelina sempat kaget dan berteriak namun pemuda itu menyuruhnya untuk tetap tenang.
"Dasar pria brengsek! Kamu pikir dengan melakukan ini aku kan memaafkan kamu dan anjingmu! Aku akan membalas semua perbuatan kalian. Sial banget, sih, hari ini!" Ketusnya sambil menekan luka dilututnya.
Pemuda itu berjongkok dihadapan Angelina. Ia tersenyum samar sambil memerhatikan tulang selangka Angelina yang putih mulus. Pemuda itu menelan salivanya.
"Ishh~" desis Angelina.
"Rasain lo!" Seru pemuda itu sambil bangkit dan hendak pergi dari hadapan Angelina.
Angelina menatap pemuda itu. "Zico Latuharhary Alexander! Aku akan terus mengingat semua penghinaan mu sepuluh tahun yang lalu. Aku akan membalas semua perbuatanmu!" Seru Angelina dalam hati sambil menatap kepergian pemuda itu.
Zico menatap Angelina. "Sepuluh tahun yang lalu?" batin Zico.
"Ahaa~ lebih baik aku membalas rasa sakitku sekarang!" Angelina melepaskan sepatunya. Ia berusaha bangkit dan mengambil ancang-ancang yang tepat.
Wuusshh!
Sepatu Angelina melayang menuju kepunggung Zico. "Kena kamu!" jerit Angelina.
Klotak!
Sepatu itu mendarat tepat di kepala belakang Zico. Tangan Zico menjulur kebelakang dan mengelus kepala belakangnya.
"CEWEK SIALAN!" teriak Zico penuh amarah.
Ia melihat kebelakang. Namun, Angelina tidak ada didepannya. "Awas kamu! Aku akan mencari kamu sampai kelubang semut sekalipun!" Ancam Zico sambil melempar sepatu itu kesembarang arah.
Bruak!
Tanpa sengaja Zico melempar sepatu itu ke arah orang tua yang sedang bermain salah satu alat musik tiup tradisional China. Kakek-kakek itu mengayunkan tongkat kearah Zico dan memukul pantat Zico.
Brugh!
Zico jatuh ketanah. Rahangnya mengeras lalu bangkit dan menoleh kebelakang. Dia kira Angelina kembali dan mengerjainya lagi.
"Dasar ce_" makian Zico terhenti saat melihat seorang kakek-kakek sedang mendekat kearahnya sambil membawa sepatu Angelina.
"Dasar anak muda tidak tau sopan santun! Kalau kamu membuang sesuatu, buanglah dengan baik. Jangan asal lempar! Ini aku kembalikan sepatu kamu!" Tutur kakek-kakek itu sambil memberikan sepatu Angelina.
Zico mengambil sepatu Angelina dari tangan kakek-kakek itu. Sementara anjing Zico membawa tongkat kayu kakek itu dan menaruhnya tepat dihadapan pemiliknya.
Kakek itu mengambil tongkat. Ia menjulurkan tangannya lalu mengelus kepala anjing itu sambil tersenyum. "Terkadang hewan lebih pintar daripada manusia," ujar kakek itu sambil melirik kearah Zico.
Zico meraih tangan kakek itu. Ia mencium punggung tangannya dan membungkuk didepan kakek tua itu. "Saya minta maaf, kek! Saya tidak tahu jika kakek sedang berada disana." Zico membungkuk didepan kakek itu dalam waktu lama.
Akhirnya kakek tua itu menyuruh Zico untuk berdiri tegak. Ia memegang bahu Zico. "Anak muda, turunkan ego kamu! Ego kamu terlalu tinggi hingga tidak bisa menghormati orang lain. Hati-hati! Ego kamu akan menghancurkan masa depanmu! " Bisik kakek itu lalu pergi dari hadapan Zico tanpa mengatakan apapun.