webnovel

Untuk Ujian Akhir, Paman Panglima Mengawasimu?

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Zhan Muqian melangkah maju mendekati Jiang Mianmian, wajahnya terlihat cantik dan menawan saat sedang tidur dan suara nafasnya terdengar samar. Diliriknya kertas soal yang ada di sampingnya, rupanya kertas soal itu tidak terisi dengan lengkap.

Jiang Mianmian tiba-tiba terbangun dari tidurnya, lalu menggosok-gosok matanya dan terkejut ketika melihat Zhan Muqian ada di dekatnya. Seketika itu dia bertanya, "Paman… kamu belum tidur?"

Zhan Muqian memukul dahi Jiang Mianmian menggunakan kertas soal dan berkata, "Dari mana kamu dapat sontekan untuk bisa menulis jawaban dari pertanyaan mengenai tingkat hegemoni ini, google atau baidu?"

Jiang Mianmian mengerutkan dahi dan kedua alisnya hingga menjadikan wajahnya terlihat seperti gadis tua yang mungil dan berkata dalam benaknya, apakah semudah itu aku ketahuan menyontek? Dia melihat wajah tampan Zhan Muqian dan tiba-tiba terngiang perkataan pria itu beberapa saat yang lalu dalam pikirannya. Jika dia tidak bisa menyelesaikannya panglima perang satu itu akan memukulinya dan lebih parahnya dia akan diperintahkan untuk menyalin kembali kertas soal sebanyak 500 lembar, itu berarti bahwa dia harus menyelesaikan 10 lembar sehari dalam kurun waktu 50 hari. Dia terlihat sedih, namun di mata Zhan Muqian ekspresinya terlihat seperti sebuah pemandangan yang indah.

Zhan Muqian kemudian berbicara dengan tegas namun sedikit lebih lembut, "Mau tidur dengan posisi begitu? Sekarang pergilah ke kamar dan tidurlah terlebih dulu. Kamu bisa lanjut mengerjakannya esok hari dan kamu harus mengerjakan dengan jerih payahmu sendiri tanpa contekan!"

Seketika itu Jiang Mianmian langsung mengangkat dagunya dan menatap Zhan Muqian, matanya terlihat begitu bersinar mendengar hal itu, dia lalu dengan bersemangat menganggukkan kepala beberapa kali layaknya ayam yang sedang mematuk nasi.

***

Keesokan harinya, untuk pertama kali, pelayan terlambat setengah jam membangunkan Jiang Mianmian. Hal itu membuatnya mandi dan mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah dengan tergesa-gesa. Setelah persiapan selesai, dia bergegas turun untuk memakan sarapan yang telah disajikan, lalu melihat Zhan Muqian sudah siap dan duduk di sofa sambil minum kopi. Kali ini tidak ada ekspresi kemarahan yang tampak pada wajahnya, dia pun secepat mungkin menghabiskan sarapannya karena merasa kikuk. Setelah menyelesaikan sarapan, sopir pun mengantarnya pergi ke sekolah.

***

Selama istirahat makan siang, Jiang Mianmian hanya berbaring di mejanya sambil memegang pena dan terus mengerjakan kertas soal yang diperintahkan Zhan Muqian. 

"Apa kamu gila? Mengapa kamu tiba-tiba jadi rajin belajar? Bukannya aku meledek atau meremehkan, aku hanya takut melihatmu yang seperti ini." Kata Gong Xiaoqi yang menatap Jiang Mianmian keheranan.

Jiang Mianmian tiba-tiba berdiri tegak kemudian mengangkat tangannya untuk menjewer Gong Xiaoqi dan berkata, "Aku hanya ingin belajar hari ini. Kamu berani meledek ya!"

Gong Qiao yang baru saja datang dari arah belakang mencondongkan tubuhnya dan melihat kertas soal yang ada di meja Jiang Mianmian dan bertanya, "Bukankah kamu telah mengirimnya ke grup kami tadi malam? Bukankah aku sudah menemukan memberikan jawaban kepadamu?"

"Aku tau. kamu pasti sedang berada dalam pengawasan Paman Zhan. Bahkan dia menangani langsung urusan ujian akhirmu? Kalau kamu menempati peringkat terakhir dalam ujian nanti, kamu akan dipukuli oleh paman panglima, kan?" tutur Gong Xiaoqi sambil memicingkan mata.

Gong Qiao tertawa terbahak-bahak, "Bolehkan aku melihat pertunjukan Kak Mian dipukuli dan menjual tiket pertunjukkan langsungnya?"

Jiang Mianmian meledak setelah mendengar perkataan Gong Qiao, dia langsung memukul pundak temannya itu. Pada saat yang bersamaan Jiang Li tiba-tiba muncul di kelas mereka. Terlihat senyum anggun di wajahnya dan kemudian dia berkata dengan lembut, "Kakak, sudah lama kamu tidak pulang ke rumah. Apa kamu tidak tahu kalau ayah sangat merindukanmu?"

Jiang Mianmian kembali duduk, matanya kembali tertuju pada kertas soal di mejanya dan lanjut mengerjakannya. Dia mengabaikan Jiang Li begitu saja, sementara Gong Qiao dan Gong Xiaoqi juga berlagak tuli dan bisu untuk sementara waktu. 

Jiang Li tampak malu dan marah, akan tetapi dia dengan segera menyembunyikannya dan kemudian berkata lagi dengan suara yang lebih lembut, "Kakak, hari sabtu ini adalah ulang tahun ayah yang ke-45, jadi akan ada perayaan pesta ulang tahun untuknya di Istana Presiden. Jika kamu tidak datang ayah pasti akan kecewa, lagipula, dari kecil sampai besar, yang paling disayangi oleh ayah adalah dirimu." Dia mengucapkannya dengan sangat kecil karena hanya ada beberapa siswa SMA Gezhi yang mengetahui identitas Jiang Mianmian.

Jiang Mianmian memegang pena dan menulis jawaban di kertas soal dengan penuh kemarahan. Apa? Yang paling disayang ayah adalah aku? Omong Kosong! Batinnya.

Saat usianya belum genap sepuluh tahun, Jiang Mianmian benar-benar berpikir bahwa Jiang Xun adalah ayah favoritnya. Pada saat itu, dia bukanlah seorang presiden, tetapi memiliki jabatan yang cukup tinggi. Saat ada waktu luang dia akan bermain-main dengan putrinya, menceritakan kisah-kisah pengantar tidur, menemaninya untuk tidur dan juga membeli boneka favorit putrinya sebagai hadiah ulang tahun, seperti sosok ayah pada umumnya.

Tetapi ketika ibunya meninggal dan memiliki ibu tiri, dia melihat Jiang Li lebih seperti seorang putri daripada Jiang Mianmian. Baru pada saat itulah dia tahu bahwa ayahnya memiliki anak perempuan lain yang hanya selisih beberapa bulan setelah dia dilahirkan. Li Shengyuan melahirkan dua ribu koin emas untuknya.