webnovel

Sangat Berkompeten, Dalam Mengutuk!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Jiang Mianmian rupanya tertidur di meja. Saat mengerjakan soal matematika kelopak matanya terasa berat dan membuatnya mengantuk. Dia juga merasakan hal yang sama ketika mengerjakan soal Bahasa Inggris hingga membuatnya ingin merobek kertas berisi soal-soal itu. Dia merasa terkurung dan hal itu membuatnya tidak bisa berpikir, jadi dia hanya membuka setengah halaman kertas soal Bahasa Inggris dan mengerjakan soal pilihan ganda secara acak, menulis kembali semua pertanyaan dalam lembar jawaban soal esai, lalu dengan mudah menyerahkan lembar jawabannya kepada sang guru begitu saja. Kemampuan gadis itu yang seperti ini tidak membuat Zhan Muqian terkejut, karena sebelumnya telah mengetahui bahwa kemampuannya begitu buruk dari data laporan yang telah diterimanya.

Jiang Mianmian tahu bahwa Zhan Muqian pasti akan melihat lembar hasil dari pekerjaannya. Dengan wajah mengantuk dan senyuman yang menunjukkan rasa bersalah dia mendatanginya dan berkata, "Paman Zhan, aku tahu aku mendapat hasil ujian yang sangat buruk, akan tetapi aku telah melakukan yang terbaik…"

Wajah Zhan Muqian terlihat begitu tegang, matanya yang tajam tertuju pada kertas ujian itu lalu berkata, "Apa ini?"

"Ini…" Jiang Mianmian terlihat kebingungan untuk menjawab. Dia menggaruk rambutnya yang sebenarnya tidak gatal dan kemudian menjawab sekenanya tanpa mengubah ekspresi wajah mengantuknya, "buku komik, improvisasi…"

Zhan Muqian bangkit secara tiba-tiba. Tangannya menunjuk ke tiga huruf yang tertera di samping Wang Ba, "Apa maksud tulisan ZMQ itu?"

Guru dan beberapa pelayan yang juga berada disitu sekuat tenaga mencoba menahan tawa. Mereka berbicara dalam benaknya masing-masing, 'ZMQ bukankah inisial nama sang panglima? Nona Jiang bahkan menulisnya dalam Wang Ba. Sungguh ia seorang bajingan yang tidak akan mati. Haha! Jika dia ingin menunjukkan kebosanan untuk membaca soal, tidak seharusnya dia seberani itu menulis inisial nama panglima di Wang Ba.

Jiang Mianmian tidak bisa melarikan diri lagi dari Zhan Muqian. Dia tersenyum namun menunjukkan kesedihan pada wajahnya dan berkata, "Paman, aku mengaku salah. Bisakah kamu melepaskanku kali ini? Aku tidak akan berani…"

Zhan Muqian mengatupkan bibirnya, sebenarnya dia sudah bersiap untuk memarahi Jiang Mianmian. Namun, dia menyuruh guru les itu untuk pulang terlebih dahulu dan juga menyuruh para pelayan untuk bubar.

Jiang Mianmian merasa bahwa rambutnya akan segera botak. Zhan Muqian mengunci ruang belajar dan setelah itu kembali berjalan ke arahnya. Dia menepuk pelan wajah mungil gadis itu dengan tangannya yang besar, lalu berkata dengan penuh marah, "Kamu diam-diam mengutukku, ya?"

"Tidak, aku tidak berani…" kata Jiang Mianmian, gerakan matanya begitu cepat sehingga terlihat seperti rubah kecil yang sedang memikirkan ide-ide licik.

"Kamu berkompeten dalam hal mengutuk rupanya." kata Zhan Muqian. Dia tiba-tiba menarik lengan Jiang Mianmian dan memutar tubuhnya lalu mendorongnya ke meja besar.

Plak!

Sebuah tamparan keras mendarat di pantat Jiang Mianmian, Zhan Muqian mencibirnya, "Dasar kamu bajingan kecil!"

Jiang Mianmian tiba-tiba merasakan sentuhan yang begitu hebat dan tanpa sadar berteriak. Pria ini mengambil keuntungan dalam hukuman, pikirnya. Dia segera memohon belas kasihan pada Zhan Muqian, "Jangan, jangan pukul aku paman, aku mengaku salah dan aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku benar-benar takut…"

Zhan Muqian melepaskan cengkeraman tangannya, Jiang Mianmian lalu perlahan berdiri dengan meremas pantatnya yang dipukuli oleh sang panglima perang, wajahnya tampak penuh dengan kesedihan. Sebenarnya, Pria dia hanya menggunakan 10% kekuatannya untuk menepuk pantatnya. Dia juga tidak benar-benar marah atas lelucon yang diperbuat oleh gadis itu, dia hanya ingin menggertak dan membuatnya kapok.

Jiang Mianmian sepertinya kehilangan roh rubah kecil dalam dirinya hingga dia merasakan sakit yang begitu dalam setelah dipukul pantatnya. Dia menggigit bibirnya dengan getir, lalu berkata, "Paman sangat kejam, aku menulisnya hanya untuk bercanda."

Zhan Muqian sama sekali tidak memiliki niat untuk menunjukkan kelembutan hatinya. Dia kemudian mengeluarkan perintah dengan suara dingin, "Kerjakan dua kertas soal itu lagi sampai selesai. Jika kamu tidak bisa menyelesaikannya sebelum subuh, maka kamu akan diberi hukuman menyalin sebanyak 500 lembar kertas soal!" Kemudian dia meninggalkan ruang belajar dengan langkah panjang.

Mianmian meletakkan kepalanya di atas meja belajar yang besar. Dia kemudian menangis dalam kemarahan, namun baru saja dia mengerang sebanyak dua kali tiba-tiba terlintas ide bagus dalam pikirannya untuk mengambil kertas ujian milik Gong Qiao dan Gong Xiaoqi. Dengan cepat dia meminta kertas ujian milik mereka. 

***

Pukul 12 malam.

Zhan Muqian mendorong membuka pintu ruang belajar dan melihat makhluk kecil yang meringkuk di bawah lampu meja telah tertidur.