"memang segitu pak, saya tidak mengada ada" kata orang tersebut membela dirinya sendiri
"kalau begitu mana kwitansi pembelian nya?" tanya Dewa meninggi
"pak itu sudah lama, mungkin sudah hilang dan rusak" jawab pak mandor ngotot
"harusnya bapak melaporkan langsung kwitansi tersebut" gertak Dewa
"iya, saya salah pak, saya minta maaf" ucap pak mandor
"kalau kwitansi nya saja tidak ada gimana saya mau percaya" kata Dewa sambil mengusap rambutnya ke belakang
"saya gak mau tau, pokok nya bapak harus jelaskan rincian nya biar tidak ada simpang siur seperti ini" tegas Dewa
"itu tidak mungkin pak" tolak Pak mandor
"loh kenapa tidak mungkin, kan bapak yang memegang uang tersebut" tanya Dewa bingung
"tapi pak....." ucap pak mandor
"tidak ada tapi tapian pak, bapak harus menjelaskan detik ini juga!" potong Dewa
"sa sa...ya ti tidak bisa pak. maaf" ucap Pak mandor lalu akan melangkah pergi
"tunggu pak!" cegah Dewa
"jelaskan sekarang!, atau bapak ingin saya tuntut!" kata Dewa sangat marah
"ba... baiklah sa..sa..saya jelaskan sekarang" kata pak mandor merasa gugup
"cepat jelaskan pak!" perintah Dewa
"sebelum nya saya minta maaf, se...benarnya sa.. ya yang telah menggunakan uang itu pak" jawab pak mandor
"kenapa bapak menggunakan uang itu padahal jelas-jelas itu untuk pembangunan gedung rumah sakit disini" bentak Dewa
"iya saya benar benar minta maaf pak, tolong jangan tuntut saya" kata Pak mandor sambil duduk bersimpuh didepan Raja
"bapak jangan begini, tolong jelaskan kenapa bisa seperti itu pak?" tanya Raja dengan iba dan merangkul pundak pak mandor untuk berdiri
"saya perlu uang untuk mengobati istri saya untuk operasi mata nya yang terkena katarak, dan itu membutuhkan uang sekitar 30 juta untuk operasi kedua matanya. karena istri saya mengeluh sakit dan tidak bisa melihat" terang pak mandor dengan menunduk
"awalnya istri saya menolak untuk di operasi karena saya tidak ada biaya, saya cari pinjaman kesana kemari tapi tidak ada yang meminjami uang mengingat saya cuma mandor" lanjut nya lagi
"saya sudah putus asa yang ada hanya uang untuk keperluan untuk beli bahan bangunan, saya berbicara pada istri saya untuk menggunakan uang itu tapi istri saya melarang saya dan suruh saya membiarkan istri saya buta tapi saya tidak tega pak" tambah nya dengan mata memerah menahan air mata
"dan akhirnya saya memberanikan diri untuk mengambil uang tersebut tanpa memikirkan resiko yang saya hadapi nanti untuk mengoperasi mata istri saya" jelas Pak mandor
"ternyata itu alasan bapak, apa bapak bisa dipercaya?" tanya Dewa
"Anda boleh melihat keadaan istri saya dirumah jika memang bapak tak percaya" Jawab Pak mandor
"baik, dimana rumah bapak?" tanya Dewa
"tidak jauh dari sini pak" jawab nya
"baik, saya kesana sekarang" sahut Dewa
Sampai dirumah pak mandor, Dewa dipersilakan untuk masuk dan pak mandor menyuruh anak perempuan nya membuatkan minuman.
"maaf, beginilah pak keadaan gubuk saya" ucap Pak mandor dengan tersenyum
"ternyata ia bukan orang berada dan rumah nya sangat sempit" batin Dewa
"silahkan di minum pak" kata pak mandor mempersilahkan Dewa setelah minumannya datang
Dewa hanya menganggukan kepalanya
"nak, bawa ibu kemari!" perintah pak mandor pada anak perempuan nya