Tiana mengulurkan tangannya untuk memeriksa luka tembakan di pundak Kayden, karena dia yakin luka tersebut menembus pundaknya. Darah yang dia lihat ketika Oliver menembaknya itu sangat nyata.
Tidak, bahkan sekarang pun Tiana masih dapat melihat darah yang membanjiri bagian depan dan belakang kaos yang Kayden kenakan.
Tapi…
Tiana kembali mengingat setelah tembakan tersebut terjadi. Kayden bahkan tidak terlihat terganggu dengan fakta bahwa dia baru saja tertembak dan menghajar Oliver tanpa ampun.
Bahkan ketika dia dikeroyok oleh tiga orang anak buah Oliver lainnya, dia tidak terlihat kewalahan.
Dalam kondisi tertembak dan juga dikeroyok, itu sepertinya tidak mungkin kalau Kayden bisa memenangkan perlawanan tersebut. Tapi, nyatanya itulah yang terjadi dan Kayden bahkan memenangkannya.
Apakah itu masuk akal?
"Biarkan aku melihat," ucap Tiana dalam suara yang rendah dan tanpa mengalihkan pandangannya pada luka yang seharusnya ada di pundak Kayden.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com