webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbain
Pas assez d’évaluations
292 Chs

Bab 84-Kejutan Dari Nazwa

Bramantio akhirnya pulang setelah sebelumnya mereka makan malam bersama. Menyantap makanan Sabrina yakni spageti kesukaan Bramantio dari dulu.

Malam yang terasa semakin misterius bagi Sabrina. Setelah cerita perjodohan kemarin yang memang benar adanya, kini ia harus menunggu kebenaran mengenai Santi. Jika memang benar Santi lah yang melakukannya ia akan mencari kebenarannya.

Saat mentari mulai menyapa pagi, terasa hangatnya menembus jendela pagi ini.

"Rin! Bagaimana dengan, Tuan Azka!" Nazwa mencoba membuka percakapan pagi ini, di ruang makan saat mereka sarapan bersama.

"Tentang apa?" sahut Sabrina sambil menyantap sarapan nasi goreng yang telah ia buat pagi ini.

"Tuan Azka tidak bersalah, Rin. Kasian dia!" Nazwa mulai merayu. Ia memang yakin jika mantan majikannya tidak bersalah dan ia dapat melihat ketulusan dari bola matanya.

Sabrina membungkam dalam beberapa detik. "Aku masih bingung, Naz. Hatiku seperti dilema," balasnya sedikit lesu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com