webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbain
Pas assez d’évaluations
292 Chs

Bab 285-Memikirkannya

Terdengar dering telepon rumah berbunyi saat Bu Yeni dan Nazwa tengah sarapan bersama. Gegas Nazwa beranjak dari tempat duduknya.

"Biar aku saja yang angkat, Bu," ucap Nazwa seraya berjalan menuju telepon rumah yang terletak di meja telepon yang berada di ruang tengah.

"Hallo, kediaman Assegaf," sapa Nazwa saat ia telah menempelkan gagang teleponnya pada telinga.

"Nazwa ini aku, Azka."

Rupanya sang penelepon itu adalah Azka dari bali.

"Oh iya, Pak Azka. Ada apa?" tanya Nazwa biasa saja.

"Sabrina kemana? Aku susah sekali meneleponnya sama sekali tidak terhubung," kesal Azka. Rupanya pagi-pagi sekali Azka sudah berusaha menghuhungi Sabrina namun sulit untuk terhubung karena ponsel Sabrina memang belum aktip karena pemiliknya memang masih terlelap tidur.

"Sabrina masih tidur, mungkin saja ponselnya memang dinonaktivkan," jawab Nazwa.

"Kok tumben sekali?" Azka terdengar aneh karena Sabrina memang tak biasanya bangun siang atau pun terlambat seperti itu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com