webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbain
Pas assez d’évaluations
292 Chs

Bab 278-Bebas

Nazwa yang saat ini merenung sendirian di taman belakang tampak murung dan lesu. Ia berusaha berpikir cerdik.

"Ish kenapa otakku lemot sekali! Sepertinya kali ini aku belum bisa mengeluarkan ide cemerlangku." Nazwa menggerutu sendirian di taman belakang di rumah Samudra. Dia tampak berjalan mondar-mandir terlihat gelisah. Sepertinya Nazwa memang tengah kehabisan akal dan tak bisa mendapat ideu apa-apa.

Setelah berkali-kali berjalan mondar-mandir di taman belakang, ia pun kembali duduk di kursi yang ada di situ. Nazwa duduk dengan lesu karena merasa kekurangan tenaga. Sedangkan Sidang Samudra sebentar lagi akan dilakukan hanya tinggal menghitung hari saja, sementara Nazwa masih belum menemukan cara untuk meringankan hukuman Samudra. Meski pun Nazwa berusaha namun ia tetap saja tak menemukan caranya. Dua kali Nazwa mendatangi Azka, pun masih tak membuahkan hasil.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com