webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbain
Pas assez d’évaluations
292 Chs

Bab 261-Makan di pinggir jalan

Malam hari di kediaman Assegaf saat benda bundar yang menempel di dinding menunjukan pukul tujuh malam. Bu Yeni tampak sendirian di rumahnya. Tak ada Nazwa mau pun Azka dan Sabrina.

"Ini orang-orang pada kemana sih?" Bu Yeni berbicara sendiri tampak bertanya-tanya. Ia sudah mengedarkan pandangannya setiap sudut rumah, namun tak juga menemukan orang yang ia maksud.

"Atun! Ini orang-orang pada kemana sih? Sejak saya pulang masih saya terasa sepi!" tanya Bu Yeni pada pembantu di rumahnya yang tak sengaja lewat di sampingnya.

"Kalau saya tidak salah dengar, Non Sabrina ke dokter kandungan bersama, Tuan Azka. Dan Mba Nazwa sepertinya juga keluar rumah. Mungkin saja ikut dengan, Non Sabrina," jawab Atun terlihat yakin. Pembantu di kediaman Assegaf itu selalu saja mengetahui saat orang-orang yang ada di rumah itu keluar atau pun pergi. Mata dan telinganya seolah tanpa sehingga tak perlu berkata pun dia seolah mampu menengar setiap pembicaraan orang-orang di rumah itu.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com