"Sialan! Siapa lelaki itu? Apa yang terjadi dengan, Nazwa?" Samudra bertanya-tanya setelah telepon dari nomor Nazwa tadi diakhiri. Samudra seolah kehilangan akal. Ia sama sekali tak bisa memastikan keberadaan Nazwa dimana.
Malam ini Samudra pun benar-benar tidak perasaan. Pikirannya kacau, entah kenapa ia merasa sangat khawatir dengan keadaan Nazwa. Gegas ia mencona menghubungi hacker kenalannya. Ia berharap temannya itu masih membuka kelopak matanya di waktu yang sudah menjelang dini hari ini.
Suara sambungan telepon terdengar terhubung, Samudra merasa lega karena sepertinya nomor ponsel sahabatnya itu masih aktip. Samudra tak mau melepaskan benda pipih itu dari telinganya dan harus memastikan teman hackernya itu menjawab sambungan telepon darinya.
Satu kali tidak dijawab, dua kali masih sama dan tetap tidak ada jawaban. Samudra pun mencoba menelepon teman hackernya itu yang ketiga kalinya dengan berusaha tenang dan sabar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com