webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · Urbain
Pas assez d’évaluations
292 Chs

Bab 205-Berusaha tenang

Sambil menunggu pesan balasan dari temannya, Sabrina pun membuka kembali pesan bergambar di aplikasi berwarna hijau di layar ponselnya. Ia membalas pesan itu pada sang pengirim gambar dengan nomor tidak dikenal.

Sabrina: [Siapa anda? Tolong jangan main-main dengan saya!]

Pesan yang dikirim Sabrina terkirim dan dibaca oleh nomor tujuan. Sabrina semakin dibuat geram karena nomor tak dikenal itu kembali membalas pesan darinya.

Nomor tidak dikenal: [Maaf, Bu Sabrina. Saya hanya tidak mau jika Ini disakiti oleh pegawai baru itu. Dia sudah kurang ajar dan berani-beraninya mendekati, Pak Azka.]

Sanbrina semakin dibuat terbelalak dengan balasan dari nomor itu. Bisa-bisanya dia berkata demikian. Nazwa tak pernah berusaha mendekati suaminya. Nazwa sahabatnya, dan dia tak mungkin berkhianat. Gegas Sabrina kembali memainkan jemarinya guna membalas pesan orang itu.