Sorotan mata Samudra yang tampak tajam seketika membuat asistennya bergidik ngeri. Samudra seperti menjadi sosok lelaki yang berdarah dingin setelah ibunya dijebloskan ke dalam penjara oleh Bu Yeni sepuluh tahun silam.
"Jadi, kita hanya membawanya pada Bu Sindi?" tanyanya kembali memastikan.
"Untuk sekarang, iya. Dia harus dalam keadaan utuh tanpa goresan luka di kulitnya, tapi setelah itu harus kita pastikan sepasang insan itu harus menyusul Yuzril secepatnya." Ancaman Samudra membuat bergidik ngeri bagi yang mendengarnya.
"Baik, Bos!"
Dendam ulah Yuzril di masa lalu yang membuat hidup Sindi menderita telah merubah Samudra tumbuh menjadi lelaki berdarah dingin. Terlebih jika mengingat kembali masa-masa pedihnya sebagai anak yang tak di akui Yuzril. Ibunya yang dibuang begitu saja dan mereka berdua penuh dalam penderitaan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com