"Belakangan ini kepalaku jadi sering sakit, emosiku terhadap Naya pun jadi tidak terlalu terasa. Apa Naya benar-benar menantuku, ya?!" Dalam lamunannya Fania menggerutu.
Karena rasa pusing yang sering menderanya, aktifitasnya jadi sedikit terganggu. Terlebih ketika dirinya sedang bertugas, ia jadi sering digantikan dan hanya bisa beristirahat di ruangannya.
Jarinya bermain di atas mejanya, ia bingung harus berbuat apa. Pada akhirnya ia meminta suaminya untuk membuktikan jika Naya adalah menantunya.
"Ya ampun, mami. Dia baru nanyain bukti? Kemana aja selama ini. Padahal dia pun tahu Naya pernah keguguran." oceh Bram yang sedang duduk di ruangan kerjanya.
Beberapa saat kemudian ia kembali sadar, "Kenapa juga ya aku gak pernah nunjukin surat nikah mereka. Kemarin-kemarin aku hanya memberikan foto-foto pernikahannya, dan mami mengatakan aku sedang berbohong." lanjutnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com