- 1 bulan 27 hari sebelum asteroid jatuh -
Daun yang berguguran di halaman rumahnya berserakan dimana-mana. Sudah beberapa Minggu dia tak kembali ke rumah karena menjalani tugasnya.
"Setelah beberapa hari aku mencari, tapi tak ada petunjuk sama sekali." Dito mengatakannya dengan suara lemas.
"Aku tak akan menyerah, aku pasti akan menemukannya" ucapnya dengan nada kesal.
Di waktu yang hampir petang, Dito meraih kunci pintunya yang berada di saku jas nya.
Dia mencoba untuk memasukkan kunci ke lubang pintu. Namun..
Ting ting ting !!
Kunci yang dia pegang terjatuh ke lantai didepan pintu. Mungkin karena sudah lama tak pernah merasakan tidur dia menjadi kehilangan konsentrasi dan tubuhnya jadi terasa lelah.
Dito mengambilnya lagi dengan tangannya yang lemas dan berhasil memasukkannya ke lubang pintu.
Dito mulai membuka pintu dan melihat didalamnya sangat gelap. Menuju ke depan untuk menyalakan lampu dia segera memencet saklar.
Ruangan didalamnya sama saja terlihat seperti diluar. Berantakan sebab tak pernah dibersihkan.
"Ah .. ku sapu nanti saja" Gumamnya seraya memegang dahi.
Dito berjalan memasuki kamarnya untuk melihat laporan dari komputer di dalam sana.
Kantung matanya menghitam. Dan wajahnya terlihat pucat seperti tak pernah makan berhari-hari.
Sedikit demi sedikit Dito berjalan sempoyongan mendekati komputer.
Tapi--
Brukk!!
Tubuhnya tak dapat menahan hasrat pikirannya sehingga refleks dia terjatuh ke atas kasur tempat tidurnya.
Tanpa mengganti kemejanya yang lusuh dia terbaring di sana.
~ | | | ~
"Aku dimana? Kenapa semua yang aku lihat hanya dimensi putih seperti ini?"
.
.
"Ini--tangan siapa?"
.
.
"Oh ternyata tanganku"
.
.
"Yang sedang berlari-larian disana, apakah itu aku? Mengejar seorang gadis"
.
.
Saat dia mengerjapkan mata, sekilas semua yang dia lihat berubah menjadi padang rumput yang sangat luas. Seperti berpindah tempat dalam sekejap.
Dari arah angin datang Dito melihat sebuah kota kecil didepannya. Dia berlari di atas rumput hijau terbawa angin menuju ke kota itu.
Di belakangnya burung-burung berterbangan membalapnya. Dito mendongak ke atas melihat langit yang begitu cerah.
Dia perlahan menghirup udara disekitarnya sembari merentangkan kedua tangannya.
Berlari sampai ke tempat sejauh itu anehnya tidak membuat nafasnya tersengal-sengal. Bahkan dia berlari sangat bebas dan cepat.
Hingga tiba di kota, Dito mulai berjalan di sepanjang trotoar bata merah, melewati deretan rumah-rumah dan kanal berair jernih, melewati restoran yang harum baunya sampai keluar.
Sesampainya di ujung perjalanan, ternyata dibalik kota kecil ini terdapat pelabuhan. Di kejauhan ada kapal-kapal kargo yang sedang memuat barang, tongkang bermuatan petrokimia. Mungkin pelabuhan ini terhubung ke seluruh dunia.
"Kota ini seperti di pertengahan abad 19 saja ya" ada sedikit senyum di wajahnya saat Dito mengatakannya.
Dito melihat-lihat pemandangan seisi kota dari ujung ke ujung. Sampai dia melihat dari kejauhan seorang gadis yang melambai-lambai untuk mengajaknya ke sana.
Di ujung bukit gadis itu berada, tak ada pohon satu pun dan hanya ada padang rumput yang diinjaknya.
"Huh--siapa dia?" Bertanya-tanya kepada dirinya karena tak terlihat wajah gadis itu dari jauh.
Dito mulai berjalan mendekatinya.
Semakin dekat dia berjalan wajah gadis itu semakin jelas. Dengan rasa penasaran Dito segera bergegas mendaki ke puncak bukit.
Sampai langkah kakinya tiba di puncak bukit, Dito tampak mengangkat alisnya.
"Helga?"
Gadis itu hanya tersenyum dan berbagi tatapan kepada Dito.
Perlahan-lahan gadis itu mengangkat tangannya dan menunjuk sesuatu ke atas langit. Dito hanya terdiam dan melihat langit biru yang dipenuhi awan.
Seketika gadis itu tersenyum seraya mengatakan sesuatu ke Dito.
"Aku mencintai--"
Kring kring kring!!
Matanya sedikit demi sedikit membuka setelah mendengar suara berisik.
Kring kring kring!!
Nada alarm ponselnya berdering cukup lama hingga dia terbangun dari tidurnya.
"Ah--ternyata HP ku"
Dia meraih ponselnya yang berada di dalam jasnya.
Dia kaget setelah melihat jam ternyata dia sudah tertidur hingga 18 jam.
"Bisa-bisanya aku tertidur dari sore sampai siang" ucapnya dengan memegang kepalanya.
"Tadi itu aku sedang bermimpi ya.."
"Bertemu dengan Helga di dalam mimpi dan dia menunjukkan sesuatu?"
Dito berpikir sejenak maksud dari apa yang gadis itu tunjukkan.
"Sepertinya memang iya.."
"Mengatasi asteroid itu.. untuk menyelamatkan harapan dunia .."
".. dan untuk Helga"