Endra syok. Itu sudah pasti. Meskipun itu sudah berlalu, dan sekarang semuanya sudah berubah, tapi tetap saja Endra tidak bisa mengenyahkan rasa terkejutnya mendengar semua penuturan Sarah.
"Saat itu aku mikir kamu bener-bener bodoh banget. Dan ngebiarin gitu aja kebodohan kamu yang bisa aku manfaatin sepuasnya. Jadi aku sengaja terus-terusan ngancem kamu cuma buat bikin hidup kamu menderita."
Endra menegakkan tubuhnya lemas. Ja-jadi ... semua yang sudah dilalui Endra itu benar-benar sia-sia belaka?
"Maaf banget yah. Aku emang jahat banget waktu itu. Nggak salah juga kamu sebut sebagai estri sih," kata Sarah menyadari kesalahannya.
Endra tidak tahu harus bereaksi bagaimana mendengar semua itu. Akhirnya, yang keluar dari mulut Endra adalah tawa putus-putus yang dipaksakan.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Sarah tampak khawatir melihat reaksi Endra yang begitu aneh. "Kalau kamu mau marah, atau mau bales ngomong kasar sama aku, aku bakal terima kok, karena emang aku pantes digituin."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com