seratus satu
Mengsedih, kayanya aku nggak cocok nulis di WN dehđ Gila targetnya berat banget yađ Dah, cuman satu novel ini ajalah yang sampai beratus-ratus babđ Aku nggak terbiasa beneran nulis long story yang sampa segini banyaknyađ„”
Selamat Membacaâš~
~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~ s ~
"Amara!"
Amara langsung mendongak dan dia dapat Daneil di sana berjalan tergesa-gesa ke arahnya. Sampai di hadapannya, lelaki itu langsung memeluknya. Menciumi puncak kepalanya dengan gumaman-gumaman rasa syukur.
"Aku sempat takut terjadi sesuatu denganmu setelah mendapatkan pesan dari Jeni jika kalian berada di rumah sakit," ujar Daneil.
"Aku tidak apa-apa, Daneil." ujar Amara memberitahu.
Daneil mengangguk, percaya. Dia kemudian menatap pintu UGD. "Jadi, siapa yang berada di dalam sana?" tanyanya kemudian.
Amara meremas telapak tangannya gugup. "Seorang wanita yang aku kenal dari kelas senam," ujarnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com