Aku menoleh ke arah datangnya suara, namun sebelum aku sempat menemukan pemilik suara tersebut aku harus merundukkan kepalaku segera karena kalau terlambat sedikit saja, sebuah anak panah siap menembus dahiku.
Setelah memastikan tidak ada serangan susulan, aku kembali mengamati sekeliling dan mengambil anak panah yang menancap di sebatang pohon yang berjarak sekitar sepuluh kaki dari tempatku berada. Sekitar dua depa di sisi kiriku terlihat seekor ular merayap ke arahku. Aku memegang erat anak panah yang baru saja kucabut dari batang pohon tadi.
"Nona Bree, harap simpan panahmu!"
Tidak ada siapa pun di dekatku, jadi aku sangat yakin kalau ular itulah yang sedang berbicara padaku. Namun, aku sangat heran mengapa aku bisa memahami ucapan ular tersebut.
"Refleksmu semakin bagus, Bree."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com