Ada rasa canggung ketika keduanya menyelesaikan yang baru saja terjadi. Zen merapikan pakaiannya dan Rosi pun melakukan hal yang sama.
Hal yang mengejutkan Zen adalah ketika ia melihat darah di sekitar area yang baru saja menjadi tempat bercinta dengan Rosi. Ia lantas menoleh ke arah Rosi seolah memberikan pertanyaan.
"Jangan kaget. Memang saya dari dulu belum pernah sampai kita ketemu lagi," jelas Rosi cuek.
"Maaf, saya … "
"Sudahlah, Zen. Anggap aja semua nggak pernah terjadi. Saya tahu kamu juga udah beristri," ujar Rosi.
Setelah mereka siap, Rosi mencoba keluar dari kamar mandi yang diawali mengintip terlebih dahulu apakah aman atau tidak. Begitu aman, Rosi langsung keluar tanpa sepatak kata pun.
Zen menghembuskan nafasnya sebelum ia keluar. Memikirkan bahwa ini adalah kesekian kalinya ia memerawani seorang wanita, cukup membuatnya merasa bersalah.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com