Para pria hidung belang itu melihat bagaimana suara Zen cukup mengancam mereka. Mereka pun mundur selangkah demi selangkah sampai Zen tidak melihat mereka lagi.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Zen melihat Rosi. Rosi hanya melihat Zen dan berkata, "Ayo, yang lain pasti nunggu kita." Ia pun mendahului Zen menuju mobil.
Dalam perjalanan keduanya diam. Hanya hembusan nafas merekalah yang saling bersahut-sahutan. Lalu tiba-tiba Rosi membuka suaranya.
"Tadi itu nggak perlu kamu pakai alasan seperti itu," ujar Rosi saat mereka sudah di dalam mobil.
Zen hanya diam tidak menjawab perkataan Rosi. Ia hanya tidak suka melihat seorang wanita digoda oleh laki-laki hidung belang. Apalagi ketika melihat Rosi tidak melawan sedikit pun. Malahan ia menunjukkan wajah ketakutannya pada mereka.
"Saya hanya membantu. Lagian orang seperti itu pantas diberi pelajaran."
"Padahal saya nggak apa-apa tadi."
"Jangan bohong. Siapa pun bisa melihat wajah ketakutanmu itu."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com