webnovel

Blood King Husband

Sebuah pertemuan yang tidak terduga terjadi di sebuah club' malam. Pertemuan yang begitu mengesankan sampai terbayang dalam pikiran. Dialah seorang pria yang sangat tampan dan selalu mendapatkan pujian dari banyak orang. Ia tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis berparas cantik, tapi sedikit keras kepala. Pertemuan itu sampai menyatukan dua insan yang belum sama sekali saling mengenal. Seorang pria bernama Sean langsung mengklaim bahwa gadis yang ia temui harus menjadi miliknya tanpa terkecuali. Kisah cinta pun dimulai sampai kejenjang pernikahan, tapi siapa sangka ditengah pernikahan Sean harus kembali untuk menunaikan tugasnya demi kerajaannya, dan hanya ada dua pilihan memilih cinta atau kematian.

Meldy_Wita · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
97 Chs

Curiga

"Oh jadi kamu menginginkan aku karena aku ini cantik, begitu?! Dasar siluman mesum! Ayo Squby, kita pergi dari hadapan siluman mesum ini." Quiena mengajak kucingnya untuk juga tidak menyukai Sean.

"Eh enggak-enggak! Bukan begitu Sayang, mana mungkin aku hanya ingin menikah denganmu karena cuma cantik. Tapi, cantik itu hanya kedua, yang pertama itu yang penting dirimu bersamaku," gombal Sean agar membuat Quiena percaya.

"Masa bodoh! Ternyata siluman mesum ini juga bisa gombal." Setelah mengatakan itu Quiena bersama Squby langsung pergi meninggalkan Sean. sendiri.

Sean tersenyum melihat Quiena pergi dengan raut wajah yang cemberut. Ia menyadari kalau sekarang dirinya mulai perhatian dengan gadis itu padahal awalnya ia hanya curiga kenapa bisa hanya Quiena yang mampu mendapatkan layanan bagi tubuhnya.

Sean masih terhanyut dalam pikirannya sampai ia bisa lupa untuk memberikan hal yang sangat penting untuk Quiena. Apalagi jika bukan gaun pernikahan yang sudah capek-capek ia cari dalam yang waktu singkat.

"Aduh ... bisa sampai kelupaan lagi. Harus buru-buru nih bisa langsung di coba," ucap Sean seraya mencari Quiena kedalam kamarnya.

Sean berhenti saat melihat Quiena sedang duduk sembari melihat ke arah bulan dan bintang, dan di sampingnya di temani oleh Squby. Layaknya orang yang sedang putus asa dan punya banyak pikiran. Duduk termenung, membuatku melihatnya ingin tahu apa yang ia rasakan.

'Squby, sekarang aku hanya punya kamu, tempat di mana aku bisa mengeluh meskipun kamu bukan manusia, tapi tidak apa-apa karena hidupku sudah sangat sial seperti ini. Pertama aku tidak tahu darimana asalku dan siapa orangtuaku. Kedua kehilangan tempat tinggal, dan sekarang aku berada di tempat asing yang sama sekali tidak ku kenal. Lalu yang sangat parah aku juga kehilangan keperawanan dengan pria mesum yang sama sekali tidak kukenal. Hidupku begitu hancur sampai ingin matipun tak bisa, hidup pun menderita,' batin Quiena yang selalu bisa di denger oleh Quiena.

Tanpa Quiena tahu, Sean menyimak apa yang hatinya katakan. Hingga membuat Sean merasa kasian ternyata betapa pedihnya hidup Quiena sampai ia mengeluh seperti itu.

"Di luar gadis bodoh itu terlihat ceria bahkan seperti tidak memiliki sedikitpun beban. Namun, sesungguhnya ia sudah banyak mengalami kepahitan yang tidak bisa ia ungkapkan, tapi jangan khawatir Quiena. Kamu saat ini sudah berada di jalan takdir yang tepat untuk bersamaku," gumam Sean yang masih memperhatikan Quiena.

Sean tidak ingin menahan lebih lama hanya bisa melihat Quiena yang sedang berlarut dalam kesedihan. Ia lalu menghampiri gadis itu sebagai alasan untuk memberikan gaun pengantin.

"Quiena!" panggil Sean mencoba mendekat hingga membuat Quiena terkejut.

"Ya Sean, ada apa?" tanya Quiena penasaran.

"Emm tidak ada hanya ingin memberikan gaun pengantin untukmu, tapi sepertinya aku datang di waktu yang tidak tepat. Apa kamu sedang banyak pikiran?" tanya Sean seakan tidak tahu apapun.

'Aku ingin bilang ya, tapi aku malu. Rasanya aku ingin menangis,' batin Quiena.

Sean menahan senyumnya saat mendengar suara batin dari Quiena. Sangat terlihat gadis itu tidak punya keberanian untuk berkata jujur padanya. Sean lalu berinisiatif lebih mendekat sembari memegang bahunya.

"Quiena, dengarkan aku. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang tidak memiliki masalah. Apapun itu masalahnya tetap setiap manusia memiliki masalah, tapi karena masalah Itulah kita semakin tahu diri kita sudah dewasa sejauh mana dan juga jika ada masalah kalau memang terlalu berat hanya ada satu cara, menangislah maka dengan itu beban mu terasa lebih ringan," ucap Sean mencoba menasehatinya.

"Bentar deh! Sean kenapa Lo tiba-tiba jadi penceramah seperti itu? Sudah beralih profesi ya? Tapi sepertinya cocok buat Lo." Bukannya berterimakasih dengan saran yang Sean berikan justru ledekan yang ia terima.

'Ya ampun gadis bodoh ini sepertinya tidak betah hidup, ia sengaja mempermainkan aku. Dia tidak tahu siapa aku, hey gadis bodoh jika kamu tahu aku siapa mungkin detik ini kamu akan menyembah meminta ampun padaku,' batin Sean yang kebingungan dengan Quiena.

"Woy! Kenapa malah bengong, Sean?" tanya Quiena sembari mencubit pipi Sean.

"Eh nggak! Oh hampir aja lupa, ini pakai buat acara nanti, soalnya entar malam kita bakalan menikah," ucap Sean sembari memberikan gaun pada Quiena.

"Entar malem nikah?! Ya ampun yang bener aja. Mendadak banget tahu gak! Lagian enggak ada keluarga kita juga di sini. Pliss jangan nanti malam yah," rengek Quiena yang sedang memohon.

"Emangnya kalau kita tunda, keluarga kamu bakalan datang kesini, enggak 'kan? Jadi tunggu apalagi Sayang yuk kita nikah. Aku udah siapin gaun dan semuanya buat kamu. Tinggal kita nikah aja." Sean terus memaksa.

'Bagaimana jika sesudah menikah Sean justru bersikap buruk denganku? Oh Tuhan, pikiran macam apa ini?' batin Quiena yang sudah di aduk-aduk oleh Sean.

"Okay deh aku mau." Quiena pun bersedia menerima lamaran Sean.

"Wah ... terimakasih Sayang! Muaah, muaah, muaaah .... Aku bahagia!" Sean mencium bibir Quiena berkali-kali sampai membuat wanita itu tertawa lepas sembari menggendongnya serta berputar-putar.

'Dasar siluman mesum gila,' batin Quiena.

Betapa bahagianya Sean saat mendengar bahwa Quiena mau menikah bersamanya sampai ia tidak tahu lagi harus mengabadikan momen itu seperti apa. Squby sejak tadi memiliki untuk membuang buang saat melihat majikannya sedang di lamar.

Emanuel tidak sengaja melihat kebahagiaan Sean. Ia lalu menghampiri mereka dengan tepukan tangan dan senyuman.

"Wah, wah ... pasangan ini benar-benar romantis sampai Squby membuang muka melihat kalian haha. Oh ya Bos, tunggu apalagi bukankah Quiena sudah menerima lamaran mu jadi ayo kita langsung menuju ke altar," ucap Emanuel seraya meledeknya.

Sean pun mengangguk, ia akhirnya setuju dengan pendapat dari sahabatnya itu.

"Baiklah jika begitu. Pelayan! Siapkan Nyonya secantik mungkin, dia akan menjadi istriku. Ayo Sayang bersiaplah kita akan segera bahagia." Sean begitu senang dengan cepat-cepat ia ingin semuanya berjalan mulus.

Quiena bersama dengan Squby tidak banyak bicara. Mereka saling memandang dan menggelengkan kepala bersamaan sebelum akhirnya mereka pergi meninggalkan Sean dan Emanuel.

Sean terus memandang kepergian Quiena. Hingga Emanuel menepuk pundaknya.

"Woy, Brother! Udah jangan liatin gitu bentar lagi juga bakalan jadi istri Lo. Gua penasaran Lo beneran udah cinta yah sama Quiena?" ucap Emanuel seraya bertanya.

"Hah? Ya enggaklah! Gua cuma heran kenapa waktu itu Quiena bisa terima tubuh gua padahal Lo tahu sendiri kalau gua nggak bisa sembarang wanita," sahut Sean penasaran.

"Jadi maksud Lo nikahin dia cuma karena penasaran itu doang, begitu?" Lagi-lagi Emanuel bertanya aneh.

"Lebih tepatnya sih iya cuma gua masih sangat penasaran sama Quiena. Kalau di bilang dia punya keturunan yang sama dengan kita mana mungkin. Tapi, gua masih penasaran siapa sebenarnya gadis itu?" Sean lagi-lagi curiga.