Bagaimana Sean tidak tertawa, berkali-kali Quiena mengajak Squby bicara sampai mereka menggosipkan tentang dirinya. Hal itu sungguh membuat dirinya begitu bahagia mendengar dari jauh jika wanita yang ia cintai bahagia.
Sean melihat jarinya yang sudah terluka, ia lalu membuka robekan baju yang menjadi perban di tangannya lalu ia menyembuhkan dirinya dengan sekali kedipan mata.
"Ciee senyam-senyum sendiri. Senang banget ya yang lagi jatuh cinta," ledek Emanuel yang tiba-tiba ada didekatnya.
"Apasih Lo? Gua enggak jatuh cinta kok. By the way ngapain Lo kesini terus datang pakai kekuatan segala! Kalau Quiena lihat Lo terus-terusan datang diam-diam begini dia pasti bakalan takut sama kita," ungkap Sean yang tidak suka dengan apa yang dilakukan sahabatnya.
"Tenang, Brother. Enggak bakalan ketahuan, ah Lo kayak nggak kenal gua aja. Mana mungkin kita buka rahasia kita yang sebenarnya," sahut Emanuel yang mencoba menjelaskan.
"Iya gua percaya sama Lo. Tapi, kenapa sampai Lo datang temuin gua, apa ada sesuatu yang terjadi dengan perusahaan kita?" tanya Sean yang tiba-tiba mengingat tentang perusahaannya.
"Bukan itu, perusahaan Lingerie kita enggak punya masalah sedikitpun cuma saat semua masalah ada sama Lo sendiri Sean," ungkap Emanuel dengan fakta baru hingga membuat Sean tercengang tidak percaya.
"What?! Kenapa dengan gua, Emanuel?" Sean menjadi sangat penasaran.
"Jacob sudah tahu kalau ada wanita yang bisa menerima layanan tubuh Lo. Gua sendiri enggak tahu siapa yang sudah membocorkan rahasia ini." Emanuel yang begitu khawatir dengan sahabatnya.
"Udahlah jangan terlalu banyak di pikirkan, toh gua yakin Jacob enggak berani serang kita duluan. Lo sendiri 'kan tahu dia belum memiliki kekuatan yang lebih hebat dari Lo. Eh bentar Quiena kemana?" Emanuel celingak-celinguk melihat kearah lain.
"Quiena? Iya juga ya. Brother, gua harus pergi dulu nyariin dia." Sean berlari bagai angin kencang tapi dua menit kemudian dia kembali menghadap Emanuel.
"Eh hampir aja kelupaan, gua itu udah beliin dia gaun pernikahan secara dalam kehidupan manusia menikah memakai pendeta dan semacamnya itu," ungkap Sean seraya memperlihatkan gaun indah yang ada ditangannya.
Emanuel tercengang sampai mulutnya terbuka mendengar ucapan Sean.
"Jangan bilang Lo mau nikahin dia di sini?" tanya Emanuel.
"Lah emang iya!" sahut Sean seraya tersenyum.
"Astaga ... Sean. Lo sebenernya waras enggak sih?" tanya Emanuel Yoyong sembari memukul jidatnya sendiri.
"Lah kenapa?! Udah deh ya jangan banyak ngomel kaya emak-emak aja Lo cerewet mulu. Sekarang itu yang terpenting Lo bantuin gua siapin semua persiapan buat pernikahan. Udah gua mau cari istri manusia gua dulu, bye!" ucap Sean lalu dengan sekejam menghilang dari hadapan sahabatnya.
"Mimpi apa gua bisa dapet Raja gila kaya itu anak!" Emanuel menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah bodoh yang sahabatnya ingin lakukan.
Emanuel mencari keberadaan Quiena yang sedang berjalan-jalan di istana mereka. Bukan hal susah baginya menemukan gadis yang sudah ia klaim menjadi istrinya. Hanya dari penciuman sejauh delapan meter masih bisa membuatnya mencium aroma tubuh sang istri.
Merasa lega mendapati Quiena yang sibuk melihat-lihat istananya. Dengan sengaja Sean tidak memberitahukan dirinya sedang mengintip apa yang Quiena lakukan.
Begitu banyak lukisan-lukisan indah dan juga yang menyeramkan berada di istana Sean. Membuat bulu Quiena merinding melihat salah satu lukisan yang di isi oleh ketiga pria yang ada di lukisan itu. Namun, semuanya memiliki gigi taring dan juga mata merah serta pakaian yang aneh.
"Mati gua bakalan ketahuan nih, duh Edward sialan ngapain lagi itu lukisan di taruh di sana," gumam Sean yang masih mengintip dari jarak yang tidak jauh.
Quiena sendiri menatap lukisan itu sangat lama. Ia melihatnya kagum meskipun ia sendiri sedikit takut.
"Indah banget lukisan ini, tapi ... apa ada acara sesuatu sampai mereka semua memakai pakaian menyeramkan ini?" gumam Quiena yang penasaran dengan lukisan itu.
"Meong ... Meong .... Meong." Squby pun seakan berpikiran sama dengan majikannya.
"Kenapa Squby, apa kamu sama denganku merasa sedikit takut dengan lukisan mereka?" tanya Quiena kebingungan melihat reaksi kucingnya.
"Meong!" Squby seperti melihat sesuatu hingga ia teriak sembari turun dari pelukan sang Ibu. Lalu Squby melihat Sean yang sengaja mengintip mereka.
Quiena mengikuti kemana Squby akan membawanya. Squby terus berlari hingga berhenti tepat di hadapan Sean yang sedang tersenyum kikuk.
"Kupikir Squby melihat lukisan karena takut sampai dia turun tiba-tiba dari pelukanku, tapi ternyata bukan melainkan ia melihat setan. Heh mau ngapain Lo buntuti gua?" tanya Quiena tegas seraya melipatkan tangannya.
"Mmm Sayang apa aku enggak boleh ikuti kamu kemanapun? Lagian aku suamimu sayang," Sean selalu ada cara dengan bersikap manis di depan Quiena.
"Kita belum nikah! Jadi gua bukan istri Lo, paham! Ah satu lagi gua tadi lihat di depan sana lukisan kalian bertiga, tapi yang buat gua bingung kenapa kalian memakai pakaian menyeramkan begitu?" Quiena yang kepo akhirnya langsung bertanya pada orangnya.
"Oh itu ... anu, itu pas kami ikut acara helloween jadi saat itu ada tukang lukis ya udah Emanuel minta buat ngelukis kita," ucap Sean agar berusaha ngeles.
'Untung gua ada ilmu bohong, kalau kagak mati gua ketahuan belum juga nikah udah duluan kabur calon bini gua 'kan nggak lucu,' batin Sean.
"Jadi gitu pantesan. Eh bentar kapan kita nikah? Aduh maksudnya kita belum nikah 'kan?"
Entah kenapa Quiena bertanya hal yang bodoh yang bisa membuat Sean semakin tinggi kepala dan menginginkan dirinya lagi.
"Aduh sayang, kalau mau banget nikah ya udah yuk sekarang aja kebetulan Emanuel sudah menyiapkan pesta pernikahan untuk kita berdua," sahut Sean sangat bahagia.
"Gua enggak mau! Meskipun Lo ganteng seperti dewa yang turun dari langit, tapi gua tetap enggak mau!" bentak Quiena tidak terima apabila di paksa.
"Udah deh jangan malu-malu kucing gitu. Lagian nih sayang kita udah saling tahu satu sama lain. Aku juga udah lihat semua di balik pakaianmu itu. Jadi kita sudah pernah menikah secara ritual kepercayaan ku. Jadi sekarang tunggu apalagi kita akan menikah sekali lagi secara ritual mu." Lagi-lagi Sean bicara omong kosong agar Quiena percaya.
'Aduh Sean ternyata beneran ajak aku nikah. Tapi apa aku siap untuk jadi istrinya? Dan juga aku tidak tahu siapa keluarganya. Bagaimana jika nanti setelah menikah dia justru membuang ku saat dirinya puas? Sean pria tampan, gagah meskipun dia sedikit menyebalkan. Argh ... pikiran macam apa ini?!' batin Quiena
"Hahaha ayolah sayang, siapa yang akan membuang wanita cantik sepertimu ini? Aku janji tidak akan mengecewakan dirimu, jadi tidak perlu curiga denganku. Ayolah jangan malu-malu sebaiknya kita menikah sayang." Sean sangat bahagia mendengar suara batin Quiena.