webnovel

Biarkan Mata Berbicara

Berawal dari kisah cintanya Anjani semasa SMK , yang takut untuk jatuh cinta, semua itu dikarenakan dia selalu melihat konflik antara kedua orang tuanya . Obsesinya untuk menjauhi arti cinta yang akhirnya membuat dia terpuruk akan cintanya sendiri. Ketika Anjani belajar untuk mencintai seseorang , Anjanipun menjalani kisah nya , ternyata dia hidup terombang ambing oleh bayangan dari pria yang dia cintai , membuatnya menjadi depresi dan mengambil jalan terakhir untuk masa depannya . " Akankah aku mengakhiri hidup ku ? atau aku harus bangun dari tidur panjangku ??... Anjani berkata dalam hati , matanya memandang lautan luas yang berada dihadapannya . cerita Anjani ini adalah awal novel saya, mohon kawan kawan berikan ulasan , saran dan kritiknya ya... agar saya bisa lebih baik lagi dalam menulis dan bercerita..(◍•ᴗ•◍) terima kasih , salam hormat penuh cinta dari saya. Chandrawati.

Chandrawati · Urbain
Pas assez d’évaluations
239 Chs

Jawablah Aku...

Wajah Antoni kali ini menyimpan sebuah misteri , Sejak perjumpaan ku dengan Sesilia , aku melihat gelagat Antoni yang semakin tidak aku mengerti , pancaran matanya seperti dendam yang tersirat untuk di luapkan Untung saja jalan TOL kali ini begitu sepi , sehingga laju mobil yang di kemudikan oleh Antoni kali ini bisa maksimal dengan kecepatannya . Aku hanya bisa terdiam dan menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengannya . Tanpa sepatah kata kami terdiam dalam pandangan lurus kejalan , Ternyata Antoni tidak membawa ku kembali pulang kerumah , dia mengajak ku pergi ke salah satu tempat wisata yang bernuansa pantai di area Jakarta ini .

" Anjani , jika lo ingin bertanya , tanyalah.... jika lo ingin marah sama gue , marahlah .... gue cuma ingin jangan ada yang lo simpen di hati lo, tentang gue...".

Antoni tidak berani melihatku , tapi ia berani berbicara kepadaku , membuat diriku menjadi salah tingkah dibuatnya . Sesungguhnya , Aku tidak berani untuk menghakiminya , itu semua adalah haknya , aku tidak terikat dengannya , sampai detik ini , aku pun tidak di buat kecewa olehnya dia benar benar menjagaku . Jika suatu saat nanti aku memang harus berpisah dengannya , aku pun sudah memikirkan itu semua matang matang . Aku paham betul dengan keadaan ku . Aku tidak mau menjadi parasit ataupun benalu baginya . Aku hanya ingin untuk terus belajar menjadi dewasa dan berwibawa untuk semua masalah yang harus aku hadapi .

Sambil membelai belai rambutnya , aku mencoba ber bicara pelan kepadanya...

" Antoni , gue yakin dan percaya bahwa lo , akan melakukan apapun yang terbaik buat hidup lo ".

Antoni langsung mencium keningku dan dia memeluk diriku erat sekali .

" Anjani , gue berharap jangan pernah percaya sama gue , jangan..... gue bukan orang yang baik ".

Antoni seakan menamparku dengan kata kata yang di ucapkannya , sejenak aku berfikir apakah dia sebenar nya memancing ku ? .

Akulah yang sesungguhnya , selama ini bermain main dengan perasaan ku . Akulah yang tidak pernah baik baginya . Akulah yang selalu membuatnya bertanya tanya akan kesungguhanku kepadanya .

Kini akulah yang merangkul dan memeluknya erat karena rasa bersalah ku kepadanya .

" Antoni , jangan pernah ragu akan keputusan lo , lo harus percaya , bahwa kehidupan lo ada di tangan lo sendiri , perjalan hidup kita ini bukan hanya sampai disini , masih panjang masa depan yang harus kita raih... ". Dengan menatap matanya aku memberi kepastian untuknya . Aku tidak mau dia terjatuh disaat seperti ini . Aku melihat ini adalah awal dari perjuangan menuju mimpinya . Selagi aku masih ada disampingnya aku akan berusaha yang terbaik untuknya , bukan untuk cinta , tapi ini semua untuk masa depan Antoni dan masa depan ku .

Diiringi suara angin dan desiran ombak pantai di malam ini , kami berdua duduk terpaku diam membisu , pandangan kami jauh melihat langit dan lautan yang menempel menjadi satu . Tidak ada yang mengerti apa yang ada diantara pikiran kami masing masing . Sesekali aku melihat wajah Antoni , dan ku bertanya dalam hatiku... " Apakah dia memang untuk ku ?".... pertanyaan itu yang selalu berkecamuk dalam jiwaku , jika aku berfikir tentang Antoni .

" Anjani , Maukah lo menikah dengan gue ?".

kalimat pertanyaan ini mungkin bukan untuk yang pertama kali kudengar dan bukan untuk yang pertama kali juga keluar dari mulut Antoni , tapi pertanyaan ini belum pernah ku jawab sekalipun kepadanya . Aku belum berani untuk menjawabnya , karena bagiku , aku masih ingin menjalani hidup ini lebih berwarna lagi .

" Antoni , jangan jadikan topik ini sebagai pengalihan , lo harus inget janji lo sama papa lo , lo harus kejar semua keinginan keinginan lo ....". Dengan penuh keyakinan aku menjawabnya , aku ingin agar dia tidak menjadikan diriku sebagai pion dalam hidupnya .

Tapi aku tidak pernah berfikir untuk meninggalkannya.

Harus ku akui , Satu sisi hatiku takut kehilangan diri nya , dan satu sisi lagi hatiku ingin hidupku bebas darinya . Jiwa ini belum punya kepastian untuknya .

" Anjani , gue akan buktiin semuanya sama papa , apa yang telah gue janjiin sama dia , tapi yang gue ga bisa buktiin adalah cinta lo sama gue ...! dan lo tau... itu selalu membuat gue takut suatu saat nanti lo bakal tinggalin gue..!". Rasanya hati ini mati seketika , mendengar apa yang telah dikatakan oleh Antoni .

Aku merasa saat ini dia ingin melampiaskan semua isi hatinya kepadaku .

" Apakah ini semua karena Sesilia ?". Jiwa dan pemikiran ku pun mulai tidak terkendali , akhirnya akupun bertanya kepadanya .

" Tidak... ini bukan karena dia , jangan pernah berfikir dan bertanya tentang dia sama gue ! tidak ada sangkut pautnya .... ". Antoni menjawab ku .

" Tapi..... tadi kan lo yang bilang ke gue , suruh tanya apa aja...?!? sekarang giliran gue tanya ? kenapa lo jadi marah...! mau lo gue musti gimana ?".

Aku pun menjadi sengit menjawab Antoni .

" Masa lo ga pernah ngertiin gue sih Anjaniii..?".

Antoni melihat ku lalu bersimpuh dihadapan ku , dia menggenggam erat tanganku , membuatku menjadi Salah tingkah dihadapannya . Aku tidak mengerti mengapa pertengkaran ini musti terjadi antara aku dan Antoni . Masalah ini sebenarnya sepele . tetapi menjadi rumit jika di kaitkan dengan masalah yang lainnya .

" Hadeeeh .... Antoni , gue masih disini kenapa lo musti punya pikiran kayak gini sih ..?".

Aku pun terduduk di sampingnya . Aku merasa sudah mulai gila dengan rengekannya .

" Anjani , gue sampai detik ini bertahan karena semua ini buat lo , banyak peraturan peraturan yang gue langgar , semua ini karena gue pingin ngebahagiain lo,

yang gue harap cuma satu , toolloong... tooolloong jangan pernah lo ada niatan untuk tinggalin gue..".

Air mata Antoni menetes di tanganku yang masih digenggam erat olehnya . Tertegun aku melihatnya , baru kali ini aku melihat dirinya benar benar ingin mencurahkan apa yang ada didalam hatinya .

" Antoni , dengerin gue...demi langit dan bumi , dan di tempat ini , gue berjanji ,gue ngga akan tinggalin lo gue akan terus ada bersama lo dan terus mensuport lo...".

" Gue bukan hanya butuh dukungan Anjaniii.. gue juga butuh cinta lo ...!".

Lidah ku terasa kaku , tak bisa aku menjawab pertanyaan dari Antoni . Apa kah cinta itu begitu penting baginya ? apakah cinta dan sayang itu berbeda ? , Aku hanya bisa menatap wajah Antoni dengan perasaan yang tidak menentu pemikiranku dan bathinku kini berkecamuk .

" Cinta yang lo maksud itu seperti apa ? jika lo butuh cinta dari gue.. gue musti berbuat apa..!".

Dengan rasa tidak percaya diri aku pun bertanya kepada Antoni .

" Menikahlah dengan gue... dan serahkanlah hidup lo hanya untuk gue !". Antoni menjawabku dengan tegas.

" Apa...!!!" , Jadi hanya ini penjelasan cinta yang lo maksud , lo cuma ingin tubuh gue ! ".

Dengan mata yang melotot dan nada yang keras aku membentak Antoni .

Mendengar kata kata ku Antoni pun dengan refleks terkejut dan...

" Aduch...aaaacchhhkkk saaakiiitt !".

Antoni mendorong ku hingga terjatuh .

" Anjani..!! Masih untung gue masih tersadar tidak menampar lo Anjani ! kata kata lo merendahkan gue , lo nyakitin hati gue , tau...!!".

Wajah Antoni benar benar terlihat marah , walaupun lampu di pantai ini temaram , tapi aku masih bisa melihat jelasnya merah wajah Antoni dihadapan ku .

" Tuhan.. Ampuni aku , aku membuatnya marah ".

aku berdoa dalam hati ku , aku merasa diriku sudah kelewatan kepadanya . Aku telah membuatnya marah terhadapku .

" Antoni , maaf kan aku... tolong maaf kan aku.. bukan maksudku berkata itu kepada mu , maaf kan atas kebodohan ku ".

Kini aku yang bersimpuh dihadapannya . Aku telah bersalah kepadanya , aku memohon agar dia mau memaafkan kesalahanku .

" Tuhan.. tolong aku , maafkan lah aku Tuhan....

Antoni , maaf kan lah aku...".

kupejamkan mataku dan aku terus memohon dalam hati . Aku ingin semua ini bisa selesai saat ini .

======== °°° ========