webnovel

Laila Mencari Jodoh

Roni terhenyak mendengar perkataan Laila yang cukup tajam.

"Laila, kamu sadar apa yang baru saja kamu bicarakan? Kamu sudah sangat kelewatan! Banyak di luar sana perempuan menginginkan laki-laki yang rajin ke masjid, tetapi kamu malah mengatai aku seperti itu."

"Lalu apa, Mas? Aku saja tidak menyangka. Jika orang yang rajin ke masjid tidak bisa memperlakukan istrinya dengan baik. Aku tahu bakti seorang laki-laki itu pada ibunya. Tetapi tidak dengan cara kamu menuhankan ibumu, Mas! Aku memang jarang belajar agama, tetapi sedikit aku tahu itu. Surga suami itu ada pada ibunya. Tetapi kamu terlalu anak Mama. Kamu sebagai laki-laki harusnya bisa ambil keputusan sendiri tanpa melibatkan ibumu. Harusnya kamu sebagai laki-laki membicarakan apa yang ada di rumah tangga bersamaku tidak lantas kamu umbar ke ibumu! Kamu tidak akan pernah bisa hidup mandiri jika masih saja bersikap seperti itu, Mas!"

"Kamu sungguh keterlaluan Laila. Tetapi aku tidak mungkin mengizinkan kamu untuk keluar dari sini! Kamu harus tetap ada di sini! Terserah kamu mau apa. Yang penting kamu di rumah. Aku beri uang kamu secukupnya karena kamu sebagai istri sangat boros. Lebih baik aku titipkan uang pada ibuku yang jelas bisa menghemat keuangan ku selama ini," balas Roni.

"Tuh, lihat kamu, Mas! Seperti itu salah! Kamu sadar atau tidak? Aku benar-benar heran kok masih ada laki-laki yang semacam kamu ini. Bagaimana ibumu mendidik kamu sehingga kamu bisa tumbuh menjadi laki-laki yang seperti ini?"

"Kamu jangan bawa-bawa nama ibuku yang mendidik aku, Laila. Kamu tidak berhak sama sekali! Kamu hanya baru saja datang di kehidupan aku dan kamu merusak segalanya. Sekarang aku mau pergi! Kalau kamu harus di rumah ini! Aku tidak izinkan kamu keluar dari sini! Kalau kamu coba-coba keluar aku akan cari kamu sampai dapat!"

"Apa? Kamu mau ke rumah ibumu? Sana! Aku tidak peduli. Lagipula aku bisa saja pergi dari sini kalau aku mau. Sekarang beri aku uang aku lapar mau makan!"

"Uang yang aku kasih kemarin aku kira masih cukup kalau cuma untuk membeli makanan untuk kamu, Laila! Jangan hanya bisanya minta uang!" Roni kembali naik pitam.

"Terus kalau aku tidak minta sama kamu aku minta siapa, Mas? Mikir dong! Kamu itu suami aku. Gaji kamu itu besar. Halo! Kamu lupa? Kamu nyuruh aku di rumah tanpa uang terus kamu mau aku mati di rumah ini secara perlahan?"

Roni kemudian mengambil beberapa lembar uang seratus ribu. "INI!" Ia berikan uang itu kepada Laila.

"Cukuplah untuk hari ini!"

"Tidak hanya untuk hari ini tapi untuk satu minggu ke depan!" bentak Roni.

"Terserah kamu! Kalau tidak kamu berikan uang, aku akan berteriak karena kamu sudah menyiksa aku di rumah mu ini!" ancam Laila.

Roni kemudian pergi ke rumah ibunya. Sedangkan Laila kembali ke kamar. Rasa pusingnya tidak dapat ditahan lagi. Karena kecaman dari Roni barusan justru menambah rasa pusing yang dirasakannya.

Laila memesan makanan. Lalu membuka aplikasi yang di dalamnya adalah untuk mencari jodoh. Ia mengklik dan mencroll aplikasi tersebut.

"Cukup banyak orang yang sedang mencari jodoh. Kenapa aku tidak ikut di dalamnya. Siapa tahu ada yang bisa aku gaet. Mas Roni sudah tidak bisa diandalkan lagi. Aku masih seksi, aku kira tidak susah untuk mendapatkan laki-laki lagi," gumam Laila.

Laila melihat ada sosok laki-laki yang ditaksirnya. Laki-laki itu bernama Ronald. Usianya sekitar 40an berstatus duda. Menurut Laila meskipun tidak lagi muda bukanlah patokan, yang penting bisa menyenangkan hatinya. Ia kemudian menambahkan Ronald untuk bisa menjadi calonnya.

Laila memperkenalkan diri sebagai seorang janda. Ia berharap dengan menyembunyikan status aslinya, ia bisa mendapatkan laki-laki yang diincarnya itu.

Tidak lama kemudian ada notifikasi bahwa Ronald sudah mengkonfirmasinya. Mereka kemudian bisa berkomunikasi.

Melanjutkan dengan bertukar nomor telepon dan akhirnya bisa berkomunikasi melalui WhatsApp.

Mereka memulai obrolan. Ronald mengirimkan pesan kepada Laila.

[Hai, Laila!]

Laila tidak percaya jika Ronald mengirimkan pesan. Ia kemudian membalas pesan Ronald.

[Iya, aku Laila. Kamu Ronald?]

Send.

Laila merasa menemukan seseorang yang cocok baginya. Meskipun hanya dikurung di rumah Roni. Setidaknya Laila punya teman untuk curhat.

Laila dan Ronald kemudian saling membalas pesan.

[Hai, Laila. Aku senang bisa berkenalan dengan kamu.]

[Aku juga senang berkenalan dengan kamu. Kamu seorang duda, ya?]

[Iya. Aku memang ditinggal mati istriku. Maka dari itu aku ingin mencari istri baru. Aku melihat foto kamu di aplikasi pencarian jodoh itu aku merasa kamu sungguh cantik sekali. Apa status kamu, Laila?]

[Aku sebenarnya masih berstatus suami orang. Hanya saja aku ingin menjadi janda. Karena suamiku sudah jahat kepadaku.]

[Aduh!tega sekali suami kamu Laila. Harusnya perempuan harus bisa diperlukan dengan baik. Apalagi kamu sangat cantik. Memangnya suami kamu sudah berbuat apa kepada kamu?]

[Dia sudah tidak peduli denganku. Dia hanya anak Mama. Yang selalu menempel pada ketiak ibunya. Dan semua keuangan yang pegang ibunya. Aku tidak diberikan yang seharusnya. Padahal aku ini istrinya. Belum lagi di ranjang dia tidak bisa memuaskan aku. Katanya surga dunia itu indah. Tetapi aku sama sekali tidak pernah merasakan surga dunia. Aku hanya merasa hambar bahkan selalu sakit saat berhubungan dengan dia.]

[Itu laki-laki macam apa Laila? Kenapa ada yang seperti itu. Kalau aku jadi suamimu aku bisa memuaskan kamu. Sampai berapa ronde juga aku bisa berikan.]

[Benarkah itu, Ronald?]

[Ya, tentu. Karena menjadi laki-laki yang tidak memuaskan istri itu laki-laki yang tidak berguna.]

Laila tidak sungkan-sungkan untuk mengatakan semua permasalahan rumah tangganya. Karena ia merasa bahwa penat di hatinya harus dikeluarkan agar bisa lega.

Diketahui Ronald tinggal di kota Surabaya. Tidak jauh dari kota Laila tinggal. Ronald adalah seorang pengusaha sepatu di kota Surabaya. Ia adalah seorang duda yang ditinggal meninggal istrinya sekitar 1 tahun yang lalu.

Ronald memiliki seorang anak perempuan yang kini kuliah di luar negeri. Ia begitu terobsesi dengan Laila karena melihat foto Laila yang begitu cantik dan menggairahkan.

Ronald pun bertekad ingin memiliki Laila. Entah sebagai simpanan atau istri. Masih menjadi fikiran Ronald.

Ronald terkejut membaca pesan Laila yanh mengatakan dengan jujur permasalahan rumah tangga Laila. Tetapi justru itu yang membuat ia menjadi penasaran dengan Laila.

Ronald ingin bertemu dengan Laila agar memastikan semuanya.

*

Sementara itu di tempat lain, Mosa sedang bingung dengan apa yang terjadi. Ia merasa terkejut dengan undangan kepala sekolah satu minggu yang lalu.

Selama di sekolah bahkan Mosa menghindari kepala sekolah karena merasa di posisi yang membingungkan.

Untuk bertemu saja bingung apalagi jika harus berbincang. Ketika ingin meminta tanda tangan, Mosa meminta bantuan tata usaha agar tidak langsung bertemu dengan kepala sekolah.

Mosa merasa pertemuan dengan kepala sekolah dan juga anaknya adalah sesuatu yang membingungkan. Tidak pernah terbesit di fikiran Mosa akan dilamar oleh anak kepala sekolah. Meskipun belum ada pertemuan setelah di restoran itu, tetapi hati Mosa bingung jika nanti tiba-tiba Andre akan ke rumahnya.

Sehingga setiap hari sebelum pulang, ia bertanya kepada Mina. Apakah ada tamu di rumah. Tetapi Mina selalu memberikan jawaban yang sama yaitu tidak ada.

Mina pun bingung ada apa dengan anaknya itu. Kenapa seperti kebingungan sendiri. Ia mencoba bertanya pada Mosa tetapi Mosa masih enggan untuk bercerita.

Hal itu yang membuat Mina jadi bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Saat akhir pekan, Mosa dengan Mina mencoba membuat kue. Mosa sebenarnya ingin melupakan sejenak keresahan yang ia rasakan. Dengan membuat kue ia merasa tenang karena hanya fokus untuk membuat kue.

Saat sudah selesai, Mina seperti biasa akan mengikuti pengajian rutin. Tinggalah Mosa sendiri di rumah.

Saat menjelang sore, Mosa merebahkan diri di atas ranjang kemudian ada yang mengetuk pintu.

Masih terlihat lusuh karena baru saja membuat kue, Mosa segera membuka pintu. Setelah membuka pintu ia begitu terkejut dengan orang yang dibalik pintu.

"Andre!" Mosa berseru.