"Tidak usah dengarkan perkataannya, Eyang Kakung. Benvolio memang senang mempermainkan orang, jangan tertipu dengannya," ujar Mataya yang membuat sang kakek dan juga Benvolio tertawa saat mendengarnya.
"Benarkah? Kalau begitu, haruskah Eyang Kakung waspada kepada anak nya Xavier itu?" jawab sang kakek sembari bergurau.
"Ck, Eyang Kakung tentu saja harus terus waspada dengannya! Jangan sampai lengah jika berada di dekatnya! Benvolio sangat licik, Eyang Kakung," terang Mataya sembari menekuk bibirnya kesal dan juga menatap tajam Benvolio yang masih saja terbahak-bahak.
"Baiklah, baiklah. Eyang Kakung akan waspada dan mengawasi pria muda yang licik itu untukmu, Sayang," jawab sang kakek dan semakin membuat Mataya tidak senang dibuatnya.
"Ck, sudahlah. Terserah Eyang Kakung saja mau bersikap bagaimana terhadapnya. Taya rasa, Taya tidak perlu pusing-pusing memikirkan mengenai hal itu." Mataya mendesah pelan sembari mengontrol emosinya yang mulai meluap kembali.
Drtt … drtt … drtt ….
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com