webnovel

Bench in the Park

Tidak semua orang mendapat kesempatan kedua dalam hidup, namun tak sedikit pula yang justru menggunakan kesempatan yang diberikan itu hanya untuk memuaskan nafsu keduniawian saja. Begitupula yang terjadi pada Keisha. Mengkhianati orang yang justru berperan besar dalam mengangkat kehidupan, bahkan rasa percaya dirinya. Dan saat semua sudah terlanjur terjadi, kata maaf dan penyesalan tentu tidak lagi berguna, sebab karma itu menyakitkan.

Ando_Ajo · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
402 Chs

Kegundahan Mutiya

Benar apa yang diperkirakan oleh Shifa. Saat berada di ruang keluarga itu, Shifa menemukan sang ibu yang sedang duduk seorang diri di atas sofa dengan kepala menekur.

"Ma?"

Shifa mendekati ibunya tersebut, lalu duduk di samping kiri sang ibu.

"Kenapa Mama sendirian di sini, Ma?" tanya Shifa, lalu ia menjulurkan tangannya, merangkul bahu sang ibu dari belakang. "Apa yang Mama lakukan di tengah malam seperti ini?"

Mutiya mengangkat wajahnya, ia memaksakan sebuah senyuman hadir menghiasi wajahnya. Namun, Shifa terlalu tahu, bahwa sang ibu menyembunyikan hal lainya di balik senyuman itu.

"Ma…" Shifa merebahkan kepalanya di bahu sang ibu. "Kalau Mama ingin bercerita—apa saja… Mama bisa bercerita kepadaku, Ma. Mama tidak perlu berdiam diri seperti ini, tengah malam, seorang diri."

"Tidak, Sayang," ujar Mutiya seraya mengusap pipi putrinya tersebut. "Mama tidak apa-apa. Mama hanya terjaga, dan tidak tahu harus melakukan apa-apa lagi."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com