webnovel

Belum Berakhir

Semua berawal ketika seorang gadis pindahan yang sukses membuat ketua geng jatuh hati namun enggan untuk mengatakannya terlebih dahulu. Gengsi? Mungkin. Di awal pertemuannya selalu saja ada pertikaian diantara mereka berdua. Apakah Si ketua geng bisa mengungkapkan perasaannya? "Ehh, sorry? Gue nggak sengaja" "Sorry-sorry, kalo jalan tuh pake mata!" Seseorang yang terus memperjuangkan cintanya. Karena ia tahu bahwa semuanya masih bisa di perbaiki, semuanya masih bisa untuk bersama karena semuanya masih belum berakhir.

Ervantr · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
282 Chs

Tentang Natalie

"KENZO! AWAS! DI BELAKANG LO!" Nata yang melihat itu langsung berteriak histeris.

Dengan cepat Kenzo berbalik dan menendang perut orang yang membawa tongkat baseball itu berkali kali. "Mampus lo!" Kenzo menyeka sudut bibirnya yang terasa perih. Kenzo menatap semua orang yang berpakaian hitam itu sudah terkapar tak berdaya.

Tanpa buang waktu, Kenzo melangkah dan menoleh ke arah Nata. Melihat Nata yang sudah sangat pucat dengan pipi yang sudah dipenuhi air mata, Kenzo langsung berlari menghampiri Nata. "Lo gak papa?" tanya Kenzo memastikan.

"Gu-gue takuttt." Nata langsung menghambur kepelukan Kenzo.

"Tenang! Gak usah takut! Ada gue!" Kenzo menenangkan Nata dan mengelus rambut Nata pelan.

Nata terisak dalam pelukan Kenzo, itu membuat Kenzo bertambah bingung. Kenzo melepas pelukan dan menatap mata Nata. Kenzo dapat melihat seperti ada ketakutan dan trauma mendalam dimata Nata. "Lo sebenarnya kenapa, Natalie Kenapa lo setakut ini!" Kenzo kembali memeluk Nata, karena gadis itu tak henti menangis. "Gue harus cari tau!" Kenzo mengeratkan pelukan.

Saat ini Kenzo berada di markasnya. Setelah mengantar Nata pulang beberapa jam yang lalu. Kenzo masih kepikiran, kenapa Nata sampai ketakutan seperti itu.

Tepukan dibahu membuyarkan lamunan Kenzo. Kenzo mendongak, mendapati Gavin yang tengah berdiri di depannya.

"Kenapa bos? Kenapa ngelamun gitu? Ada masalah?" Gavin duduk di samping Kenzo.

Semua anggota yang ada di sana menatap Kenzo meminta penjelasan. Kenzo menghela napas pelan. Kenzo harus memberitahu semua sahabatnya. "Tadi gue pulang sekolah diserang!"

Libra yang sedang minum tersedak mendengar penjelasan Kenzo. "Maksudnya? Diserang sama siapa, Zo?"

"Gue gak tau. Tadi gue pulang bareng Nata, trus ada yang ngikutin gue. Motor gue ditendang dari samping, hampir aja gue jatoh!"

"Nata? Nata anak baru itu?" tanya Jimmy penasaran. Karena bukan Kenzo banget yang mau ngantar cewek pulang. Sontak itu jadi pertanyaan dalam kepala Jimmy.

"Iya"

"Wahh si bos! Gercep amat. Udah pulang bareng aja sama Nata! kalah cepat gue!" Lingga cengengesan.

"Aduhh! Apa-apaan lo njir! jitak kepala gue! sakit tau!" Lingga meringis dan menggosok pelan kepalanya yang dijitak oleh Zion.

"Ini situasi lagi serius! Lo jangan becanda ogeb!" jawab Zion kesal.

"Tapi gue lebih bingung sama Nata!" Kenzo mengacak rambutnya.

"Maksudnya?"

"Maksud gue! Waktu gue diserang itu gue gak kenapa-napa! Tapi herannya, gue liat Nata ketakutan banget dan gue liat kayaknya dia ada trauma mendalam gitu," ucap Kenzo gusar.

"Dia emang ada trauma karena kejadian beberapa tahun lalu," ujar William yang baru datang, karena ia sempat mendengar ucapan Kenzo yang membahas tentang Nata.

Semua orang disana melongo menatap william, yang baru datang langsung menyahut.

"Lo tau darimana?" tanya Kenzo menatap William meminta penjelasan.

"Gue tau. Karena Nata itu adiknya Barga Sanjaya!"

Dan semua orang disana dibuat melongo kedua kalinya oleh penjelasan William. Kenapa mereka tidak pernah tahu kalau seorang Barga Sanjaya mempunyai seorang adik perempuan, sedangkan mereka semua sudah berteman akrab, bahkan sudah seperti saudara sendiri.

Setelah mendengar penjelasan William, Kenzo berdiri dan ingin bergegas pergi. Banyak yang ingin ditanyakan oleh Kenzo kepada Barga.

"Mau kemana, Zo?"

"Mau ke Bargaa!"

***

Kenzo sudah berapa di apartemen Barga. Mereka sudah kenal dua tahun yang lalu, tapi mereka beda sekolah, dan Barga pun lebih tua satu tahun dari Kenzo.

"Ada apa, Zo? Tumben ke sini?" Barga keluar dari kamar dan menghampiri Kenzo.

Kenzo bingung harus mulai dari mana. "Nata." Satu kata itu yang hanya diucapkan oleh Kenzo. Namun membuat Barga terkejut dan menatap Kenzo. Kenapa nama adik satu satunya disebut.

"Nata kenapa?" tanya Barga cemas, dia takut adiknya kenapa-napa.

"Dia gak papa! Apa bener Nata itu adek lo?"

"Iya." Barga mengangguk. "Jadi tujuan lo ke sini?"

"Gue tadi pulang sekolah bareng Nata adek lo. Pas di jalan, gue diserang. Masalahnya di sini gue liat Nata ketakutan banget waktu gue berantem sama tu orang. Apa bener dia punya trauma?" tanya Kenzo.

Pertanyaan Kenzo membuat Barga terdiam. Sebenarnya Barga tidak ingin membahas itu.

Barga menghela napas pelan. "Iya bener! Dia punya trauma." Barga menatap sendu lantai apartemennya. Pikiran Barga menerawang ke kejadian yang lalu. "Dulu Nata sering diteror dan bahkan hampir saja dicelakain oleh orang yang make pakaian serba hitam. Sampai saat ini gue belum tau siapa orangnya!"

Barga menatap Kenzo. "Makanya keluarga gue mutusin buat pindahin dia ke sekolah baru supaya Nata lebih aman."

Kenzo yang mendengar penjelasan Barga pun terdiam. Ternyata dugaan dan perkataan William tadi memang benar, Nata punya trauma. Kenzo menepuk bahu Barga. "Lo tenang aja! Gue bakal jagain Nata dan akan bantu lo cari orang yang neror Nata itu!" Kenzo menenangkan Barga.

Barga mulai merasa sedikit tenang. "Thanks, Zo." Barga merangkul bahu Kenzo dan diangguki oleh Kenzo.

"Tumben nih es batu peduli sama cewek." Barga merasa bingung! Kenapa Kenzo peduli kepada Nata, biasanya Kenzo paling dingin kalau sama cewek.

***

"Nata, kamu gak sarapan dulu sayang?" tanya Salsabilla sambil menoleh ke arah Nata.

"Kayaknya enggak deh, Mah. Nata makan di sekolah aja. Mau bawa bekal." Nata berjalan menghampir Mama-nya. "Aku berangkat dulu ya, Pah, Mah." Nata pamit sambil mencium punggung tangan kedua orangtuanya.

"Hati-hati sayang," jawab Sagara dan Salsabilla bersamaan.

***

"Nat! Lu utang penjelasan sama kita!"

"Sudah gue duga!" batin Nata. Belum duduk Nata di kursi. Sudah dihadiahi dengan pertanyaan.

"Bener Nat, kemaren lo pulang bareng sama Kenzo?" tanya Amanda menoleh menatap Nata.

Nata hanya diam.

"Ihh Nata, jawab dong, "rengek Arrabella seraya menggoyang lengan Nata.

Nata menghela napas pelan. "Iya, kemaren gue diantar Kenzo pulang karena angkot gak ada yang lewat. Emang kenapa?" tanya Nata.

"Gak ada sih, cuman nanya aja"

"Tapi lo jadi bahan ghibah anak-anak tuh di luar. Digosipin beruntung banget lo bisa pulang bareng diantar sama Kenzo," kata Arrabella memberitahu. Namun Nata hanya mengedikkan bahu acuh.

"Gue mau ke toilet bentar ya, Man." Nata setengah berbisik pada Amanda, karena tengah jam pelajaran.

"Iyaa Nat. Mau gue temenin?"

"Gak usah, Man. Gue bisa sendiri." Nata berdiri. "Permisi Bu. Saya izin mau ke toilet bentar," ucap Nata minta izin.

Setelah selesai, Nata berbalik dan keluar dari toilet. Tapi malah ada tiga orang perempuan yang menghalangi jalannya sambil bersedekap dada.

"Permisi gue mau lewat"

Perempuan yang berdiri di depan Nata tersenyum mengejek. "Heh! Lo anak baru jangan sok kecantikan deh! Ngapain lo deketin Kenzo hah? Pulang bareng lagi! Sekali lagi lo deketin Kenzo, awas aja lo!" Perempuan itu mengancam dan menunjuk wajah Nata.