"Atta." Lirih cewek itu.
"Gue gak maksa buat lo baikan sama dia. Tapi seenggaknya, kalaupun lo udah gak mau berhubungan lagi sama dia, lo harus ngobrol dulu sama dia, selsesaiin masalah kalian." Ucap Mahesa. "Lari sama sekali bukan cara yang dewasa buat nyelesaiin masalah."
Alana tertegun mendengar perkataan cowok itu.
"Gue tinggal." Mahesa berjalan menjauh, menghampiri Atta. "Good luck, bro." Bisiknya.
Atta melirik sejenak punggung Mahesa yang semakin mengecil. Kemudian melangkahkan kakinya, ke arah Alana.
"Mau apa lo kesini?" ketus cewek itu.
"Sorry."
"Buat apa?" Jawab Alana dingin. "Bukannya lo paling anti sama yang namanya minta maaf?"
"Udahlah, Ta. Kalo dari awal lo gak niat ngejalanin ini. Gak usah dipaksa. Gak akan baik juga kan pada akhirnya?" Ucap cewek itu berapi-api. Tak terasa, satu bulir air matanya jatuh. "Gue capek, Ta. Gue capek. Kenapa harus selalu gue yang berjuang buat lo? Kenapa gue yang selalu ngertiin lo? Sedangkan lo sendiri gak pernah ngertiin gue."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com