webnovel

BAYANG KENANGAN

“Kau cantik”. Bisik Bayu kepada Rosa, mendengar perkataan Bayu membuat Rosa menjadi salah tingkah, jantung berdebar-debar, Wajah pun memerah, karena perkataan Bayu itu kepada rosa. “Jangan berkata seperti itu, aku jadi malu”. Lalu rosa menoleh ke arah Bayu. Yang sedari tadi wajahnya begitu dekat dari Rosa. “Aku sangat mencintai mu”. Kemudian ia kecup bibir rosa yang tipis itu dengan lembut. Sebuah ciuman hangat mengahangatkan rasa dalam diri mereka.

author_gaje_ya_kan · Urbain
Pas assez d’évaluations
32 Chs

bab 2

"perkiraan cuaca hari ini, hujan disertai angin kencang melanda kota Tanjung pandan dan sekitaranya. Masayarat diharap waspada."

Angin berhembus kencang seakan ingin menerbangkan payung miliknya, dengan cepat ia mencari tempat berteduh.

"Anda lagi".

Kata bayu dengan senyum tipis, lalu duduk di samping Rosa.

Tak lama hujan pun turun disertai angin dan kilatan petir di langi mendung.

Lalu ia rogoh tasnya dan mulai asik menulis sebuah cerita, Rosa hanya termenung melihat awan hitam dengn kilatan cahaya yang menyambar-nyambar.

"Jangan kau lihat kilatan petir itu, kalau tak mau matamu rusak karena-nya".

Kata bayu kepada-nya dengan masih asyik menulis sebuah cerita.

Rosa hanya bisa menoleh tanpa bisa membantah perkataan Bayu itu.

"Apakah setiap kali kesini kau hanya menulis saja?".

Lalu rosa menoleh ke arahnya lagi.

Dan bayu pun menghentikan kegiatan-nya dan ikut menoleh ke arah rosa, kemudian tersenyum kecil sambil melihat ke arah setumpukan sisa minuman kaleng milik rosa.

"dan kamu, apakah tak (sambil menunjuk ke arah sisa minuman kaleng milik rosa). Jangan terlalu banyak meminum, minuman kaleng. Karena itu tak lah baik untuk tubuh".

Dan kemudian melanjutkan menulis cerita lagi.

Rosa tetap menatap dirinya yang sedang menulis cerita itu.

Dan sesekali melirik lalu membaca beberapa kata dari cerita yang Bayu tulis dibuku tulis.

"Apakah cerita mu hanya itu saja, menceritakan kesedihan tanpa ada kebahagian di ceritanya?".

Mendengar perkataan-nya membuat bayu menghentikan kegiatan-nya dan kemudian ia mengemasi barang-barang miliknya.

Sebelum ia pergi ia berkata kepada rosa.

"Kau juga sama seperti cerita yang ku buat ini. Coba lupakan itu dan buka lah lembaran baru mu lalu kau tulis dengan cerita yang menarik".

Kemudian ia pergi meninggalkan rosa yang terdiam, mematung saat mendengarkan perkataan dari Bayu.

"hari ini cuaca berawan, dengan hujan beritentitas sedang menguyur sebagian kota Tanjung pandan".

"Bayu...!!" pangil ibunya kepada Bayu, lalu ia hampiri ibunya, "ini, ini, ini!!!" kata ibunya memberikan catatan belanjaan dan memberi uang belanjaan kepada-nya.

Awan mendung, angin cukup kencang berembus.

Menyulitkan langkah kaki.

Bayu cepat-cepat mencari tempat berteduh. Melewati taman yang jalan-nya langsung menujuh rumahnya, Ia melihat gadis itu, gadis bernama Rosa duduk di gazebo, Melihat hal itu ia pun ikut meneduhkan diri, karena hujan sebentar lagi akan turun.

"Tumben kau tak bersama minuman kaleng mu?" kata Bayu sedikit bercanda kepada-nya, lalu duduk diseblah rosa dan termenung, mentapi rintik hujan yang mulai turun.

"Dan kamu?" Rosa balik bertanya kepada-nya, Bayu hanya tersenyum dan tak menjawab pertanyaan Rosa.

"Hujan, ibarat sebuah kenangan. ( terhenti dan menoleh ke arah Rosa ) dikala hujan menguyur sangat deras, dan mengahasilkan suara dari tetesan air ke genteng. Aku mendengar sayup-sayup suara dan terbawa suasana, hati seakan pilu, entah apa yang ku pikir kan. Namun saat hujan berhenti semua tentang itu hilang, dan berganti dengan segarnya udara selepas hujan".

Kemudian bayu menoleh ke arah rosa.

Dan hanya tersenyum kepada rosa yang baru saja mendegarkan-nya berpuisi.

Kemudian bayu pun meningalkan-nya, dengan Rosa yang masih tertegun atas apa yang bayu kata kan dalam puisi-nya, itu.

Musim hujan telah usai.

Langit kembali cerah berwarna biru, dengan awan-awan putih menghiasi birunya langit itu.

Burung bernyanyi dengan suara merdu.

Bayu seperti biasa sibuk dengan kegiatan-nya sebagai penulis.

Dan rosa setiap hari, Setiap sore hanya termenung di gazebo sambil menunggu malam datang.