webnovel

Bangsat Boys

Jeka pemuda badung ketua geng Bangsat Boys tengah mengalami patah hati akut. Pada suatu hari ia bertemu dengan gadis polos bernama Unaya. Kesepakatan yang tak terduga terjadi, terlibatlah mereka dalam sebuah hubungan pacaran kontrak. Hubungan yang mulanya hanya berlandaskan saling menguntungkan tiba-tiba berubah menjadi hubungan rumit dan menyesakkan. Dan disinilah titik balik leader Bangsat Boys bermula.

nyenyee_ · Urbain
Pas assez d’évaluations
69 Chs

Perkara Cendol

Tiga puluh menit sudah Yeri berdiri di depan sekolah Mario sembari menunggu pemuda itu keluar dari sekolah. Mata Yeri bolak-balik menatap foto Mario yang ada diponsel-nya kemudian menatap sekitar agar bisa menemukan wujud pemuda itu. Padahal sekolah sudah mulai sepi, Yeri terlihat murung. Padahal gadis itu sudah membawa kue tart sebagai tanda terimakasihnya pada Mario.

"Apa besok aja ya? Jangan-jangan Kak Mario gak masuk sekolah, tapi kue nya?". Gumam Yeri sembari menatap kue tart yang ia bawa. Wajah gadis itu terangkat saat mendengar suara deru motor bersahut-sahutan, matanya memicing saat menangkap sosok yang terlihat familiar.

"Itu dia Kak Mario, gak sia-sia nunggu lama disini". Kata gadis itu sambil jejingkrakan tanpa sadar. Mario yang hendak masuk ke dalam gedung sekolah melirik kearah Yeri yang tersenyum kearahnya. Pemuda itu rasanya pernah melihat Yeri sebelumnya tapi lupa dimana. Karena melihat gadis berseragam SMP yang mengingatkannya dengan mendiang adiknya, Mario memutuskan untuk menghampiri Yeri dengan motornya.

"Ngapain disini sendiri Dek?". Tegur Mario yang masih duduk diatas motor, Yeri menahan senyum-nya sembari meremat ujung rok seragamnya. Mario terlihat sangat tampan saat pemuda itu melepas helm dan mengacak rambutnya. Namun Yeri mendadak khawatir saat melihat wajah Mario yang bonyok tak karuan.

"Kakak inget sama aku? Aku Yeri cewek yang Kakak tolongin pas lagi digangguin preman pasar". Kata Yeri penuh harap, semoga Mario mengingatnya. Mario terlihat berfikir kemudian menatap Yeri lekat-lekat.

"Oh, loe cewek yang gue pesenin Go-Car itu?". Tebak Mario. Yeri mengangguk dengan antusias kemudian mengulurkan kue tart yang ia bawa kearah Mario.

"Iya Kak bener, kenalin aku Yeri. Ini kue buat Kakak, makasih ya Kak udah nolongin aku waktu itu". Kata Yeri dengan tulus dan terlihat sangat menggemaskan. Mario terkekeh dibuatnya dan menerima kue yang diulurkan oleh Yeri. Sementara itu Yeri tengah menahan diri agar tidak menjerit lantaran Mario terlihat sangat manis saat sedang tertawa seperti itu. Mario baik kok, tidak seperti apa kata Jimi yang berbahaya. Berbahaya apanya, orang lembut gitu. Begitulah batin Yeri.

"Santai aja, makasih kue-nya. Gue Mario". Sahut Mario. Pemuda itu tak henti mengulas senyum karena seakan melihat adiknya didalam diri Yeri. Cerianya, menggemaskannya, dan juga manisnya.

"Sama-sama Kak, muka Kakak kok bonyok gitu? Habis berantem ya?". Tebak Yeri sembari menunjuk wajah Mario.

"Biasa, gak pernah bonyok bukan laki namanya". Sahut Mario enteng yang membuat Yeri berdecak tidak suka. Persis sekali seperti Abang-nya, jika ditanya kenapa bonyok pasti jawabannya seperti itu. Yeri buru-buru mengambil plester luka di dalam tas-nya, Mario terus mengamati gerak-gerik gadis itu tanpa kedip.

"Luka itu gak boleh dibiarin Kak, nanti infeksi". Dan dengan berani Yeri berjinjit untuk menempelkan plester luka di dahi Mario. Mingyu terdiam, Yeri benar-benar mirip dengan mendiang adiknya. Bahkan parfum yang gadis itu pakai-pun sama dengan harum parfum adiknya. Mario sama sekali tidak tahu siapa sosok gadis yang ada didepannya saat ini, yang jelas ia ingin mengenal lebih dekat gadis bernama Yeri tersebut. Bukan cinta atau suka, hanya sekedar karena gadis itu mengingatkannya dengan mendiang Chaca.

--Bangsat Boys--

Jam sudah menunjukan pukul empat sore namun Unaya, Ririn, Jeka, dan antek-antek pemuda itu masih nongkrong di kantin sekolah. Karena hari ini Pak Bos dan Bu Bos resmi jadian, maka mereka semua tidak ingin ketinggalan meminta PJ alias Pajak Jadian. Alhasil Jeka mentraktir mereka jajan di Kantin, ya meskipun mereka tetap akan menagih traktiran yang mahal sih. Tapi untuk saat ini mereka menurut saja karena sedang melakukan misi penting.

"Shit! Man! Ini heart gue kemana woy!". Umpat Victor sembari mengutak-atik ponselnya entah kenapa.

"Loe kesambet apaan sih Vi?! Dari kemarin gue perhatiin loe fokus ke hape mulu. Juling baru tahu rasa!". Sahut Jimi. Victor mendengus malas kemudian meletakkan ponselnya dengan kasar ke atas meja kantin. Pemuda itu sebal karena tidak mempunyai teman nge-games. Ia sedang hobi memainkan games kearifan lokal yang judulnya cendol.

"Gue lagi main games cendol nih. Sedih banget ini heart gue ilang mulu, mana gak ada yang bisa diajak duel lagi". Keluh Victor yang terlihat ngenes sekali. Semuanya saling berpandangan kecuali Ririn yang paham maksud perkataan Victor.

"Look at you, now look at me! Look at you, now look at me! How you like that?!". Kata Ririn yang tiba-tiba nge-gas menirukan Lisa Blackpink. Victor reflek memundurkan tubuhnya karena terkena hujan lokal dari mulut Ririn.

"Buset deh, nyiprat tahu!!!". Omel Victor. Ririn mengusap mulutnya kemudian meraup wajah Victor.

"Nih gue tambahin! Apa nama akun cendol loe? Sini duel sama gue! kalau loe menang, heart gue buat loe semua". Sahut Ririn yang berakhir saling follow di akun cendol.

"Akun cendol apaan sih Rin? Kok gue gak tahu?". Tanya Unaya yang penasaran. Kan gadis itu juga mau hobi nge-games, melihat Ririn dan Victor yang asyik sekali main games cendol Unaya jadi tertarik.

"Ya ampun Na loe belum tahu kalo kalau ada games kearifan lokal yang seru banget?! Ini games-nya cuma tap-tap hape terus ngumpulin heart sebanyak-banyaknya. Buruan download cendol!". Omel Ririn yang membuat Unaya buru-buru men-download games cendol.

"Games cendol apaan sih?". Bisik Jeka sembari melirik kearah ponsel Unaya. Unaya terlihat serius sekali mendaftar masuk ke aplikasi cendol.

"Stttttt... gue lagi fokus, diem dulu!". Omel Unaya yang membuat Jeka terkekeh. Pemuda itu mengusak rambut Unaya sebelum pergi sebentar untuk membeli rokok.

"Bantuin gue dong Rin, ntar gue bantu loe juga". Kata Taehyung yang sedang berburu heart.

"Beneran ya, tapi maaf-maaf ya Tae gue kasihnya tiga puluh persen dari jumlah heart gue". Sahut Yerin.

"Yodah gak apa-apa. Sedih gue gak punya temen nge-games. Mereka semua nih cuma nemenin gue kalau ada maunya doang. Kalau gak ada kepentingan boro-boro mau nemenin, orang inget gue hidup aja enggak. Hiks". Nyinyir Victor sudah seperti ibu-ibu julid.

"Dih apaan sih lo! Cowok tuh kalau main games yang menantang gitu loh. Kalau cuma nge-tap tap hape doang ponakan gue yang umurnya setahun juga bisa!". Omel Jaerot yang sama sekali tidak tertarik dengan games yang dimainkan Victor.

"Bener tuh apa kata Jae, cowok tuh kencengin olahraga tubuh biar berotot, lah loe malah jempol yang dibikin berotot". Tambah Jimi sembari tertawa remeh.

"Bacot loe!...". Umpat Victor sembari mengacungkan jari tengahnya kearah Jimi.

"Sini Bu Bos bagi akun cendol, tukeran heart ya?". Lanjutnya sembari mengintip kearah ponsel Unaya.

"Caranya dapet heart gimana, gue masih level nol nih". Keluh Unaya.

"Nonton aja tuh iklan ampe loe bosen, lumayan dapet tiga puluh heart". Unaya mengangguk kemudian bergabung dengan Victor dan Ririn berburu heart.

Sementara itu Jeka tengah membeli rokok di warung kopi dekat markasnya. Pemuda itu ingat jika Victor sedang asyik bersama Ririn, kesempatan untuk meminta tolong pemuda itu mengambil kartu memori milik Ririn. Setelah mengetikkan pesan untuk Victor, Jeka mengalihkan tatapannya kembali pada ibu penjual yang sering ia dan antek-anteknya panggil 'Mak'.

"Makasih Mak". Kata Jeka sembari menerima sebungkus rokok yang diulurkan oleh Emak kemudian mengulurkan uang lima puluh ribuan.

"Bentar gue cari dulu kembaliannya". Jeka mengangguk sembari membuka bungkus rokoknya, pemuda itu mengambil sebatang rokok dan dijepit diujung bibirnya sebelum menyulutnya dengan pematik.

"Jang, kurang lima ribu ini kembaliannya mau ditambahin rokok dua batang lagi?". Tanya Emak sembari mengulurkan uang kembalian.

"Baru kurang sebatang ini, masa mau ditambahin lagi". Mata Jeka berputar dan tak sengaja menangkap jepit rambut yang sangat cantik, jadi ingat Unaya.

"Nah, ini jepit rambut berapaan Mak?". Tanya Jeka sembari menunjuk jepit rambut tersebut.

"Kembaliannya mau dipakai buat ini jepit rambut? Yaudah deh gak apa-apa, ambil aja. Punya cewek loe Jang?". Goda Emak yang membuat Jeka terkekeh.

"Haha. Ya punya lah Mak. Masa orang ganteng gak punya cewek, sayang gantengnya. Bagusan yang mana Mak buat cewek gue?". Tanya Jeka meminta pendapat pada Emak.

"Yang pink aja Jang, biasanya cewek kan suka warna pink". Sahut Emak sembari mengulurkan sebuah jepit rambut berwarna pink. Jeka tersenyum menatapnya, bayangin Unaya pakai jepit ini kok cantik ya?

"Thanks Mak". Kata Jeka sebelum kembali ke kantin sekolah.

--Bangsat Boys--

Melihat pesan yang dikirim Bos-nya, Victor langsung melirik kearah Ririn yang masih asyik mencari heart. Misi Victor kali ini adalah mengambil memori milik Ririn yang berisi video aib Jeka. Halah gampang itu mah, batin Victor.

"Eh Rin, kayaknya gue kudu bikin dua akun cendol deh biar heart kita makin banyak". Kata Victor yang mulai menjalankan aksinya.

"Wah bener tuh, yodah gih bikin". Sahut Ririn yang masih fokus dengan ponselnya.

"Tapi memori penyimpanan di hape gue udah penuh Rin. Pinjemin gue memory card dong". Victor kira Ririn akan langsung sadar jika ia sedang mengincar memori gadis itu, namun ternyata dugaannya salah. Ririn langsung menyerahkan memory card-nya begitu saja. Sekalinya o'on, tetap saja o'on wkwk. Begitulah batin Victor. Pas sekali Jeka juga sudah kembali dari membeli rokok, kedua pemuda itu saling melempar kode. Victor melempar memory card Ririn yang dimasukkan kedalam plastik kearah Jeka. Jeka dengan sigap menangkapnya dan bergegas memasang memori tersebut di ponselnya.

"Darimana aja sih kok lama?". Tanya Unaya namun matanya masih fokus kearah ponsel. Jeka tidak menyahuti karena sibuk mencari video aib-nya dikartu memori Ririn. Unaya melirik kearah Jeka karena pemuda itu tidak menjawab pertanyaan-nya.

"Ck! Jeka kok ditanyain diem aja sih?!". Jeka masih diam, pemuda itu tersenyum puas saat menemukan video aib-nya. Tanpa membuang waktu, Jeka langsung menghapus video tersebut.

"Jeka?!". Panggil Unaya lagi dengan sebal.

"Iya sayang". Sahut Jeka dengan halus dan langsung mengarahkan tatapan sepenuhnya kearah Unaya yang manyun.

"Gue tuh nanya sama loe, bukan sama bayangan loe! Kenapa gak dijawab sih? Malah fokus sama hape mulu!". Omel Unaya sembari bersedekap dada, Jeka terkekeh melihat Unaya yang sedang dalam mode ngambek. Lucu sumpah, bikin gemes.

"Idih marah karena dicuekin, padahal tadi gue juga dicuekin gara-gara cendol tapi biasa aja". Sahut Jeka sambil menoel-noel dagu Unaya yang membuat gadis itu menahan tawanya.

"Ihhh... apaan sih noel-noel, dasar genit". Kata Unaya malu-malu kemudian kembali asyik dengan games cendolnya lagi.

"Genitnya kan sama cewek sendiri, daripada genit sama cewek orang hayooo...". Mau diajak bercanda, Unaya malah lebih fokus ke games cendol. Jeka berdecak sebal dibuatnya.

"Nah kan, dicuekin lagi. Cendol aja terus, aku rapopo!". Gerutu Jeka dengan sebal yang membuat Unaya terkekeh, gadis itu mengelus dagu Jeka meski matanya tetap fokus ke ponsel.

"Ngambek nih, uluh-uluh gemoy-nya". Jeka cengengesan karena dagunya dielus Unaya. Pemuda itu menarik tangan Unaya yang menempel di dagunya sebelum dicium lembut.

"Poni loe udah mulai panjang tuh". Komentar Jeka kemudian mengambil jepit rambut yang tadi ia beli.

"Eh?". Unaya terkejut saat Jeka meminggirkan poninya kesamping dan memasangkan jepit rambut.

"Nah kalo gini kan cantik". Puji Jeka sembari menepuk-nepuk kepala Unaya. Wajah Unaya bersemu merah, meski perlakuan Jeka sesederhana itu namun sukses membuatnya meleleh.

"Look at you, now look.... hmmppttt!". Victor langsung membekap mulut Ririn yang hendak berkoar seperti tadi.

"Berisik tahu gak! Ganggu konsentrasi gue aja!". Omel Victor. Ririn menyentak tangan Victor dan mengusap bibirnya sendiri.

"Sensi banget sih loe sama fandom lain?! Gak boleh gitu!". Omel Ririn balik.

"Gue gak sensi sama fandom lain, gue sensi sama suara loe yang kayak kaleng rombeng!". Ririn manyun karena dikatai kaleng rombeng, padahal mah diam-diam Victor naksir Ririn. Tapi ya gitu, ia sengaja mengganggu Ririn dan membuat gadis itu sebal agar bisa terus di notice. Victor memang tsundere, tidak seperti Jeka yang bucin.

"Disaat semua fanboy pada nge-biasin Lisa, kenapa loe malah nge-biasin Yerin Gfriend?".

"Mohon diralat, gue nge-biasin semua member Gfriend! Beda orang ya beda selera dong Bro. Noh liat...". Victor menggedikan dagunya kearah Jeka yang tengah menggoda Unaya, Ririn mengikuti arah pandang Victor.

"Bos yang suka tawuran sama madol aja seleranya bukan bad girl. Malah dia klepek-klepeknya sama cewek imut-imut kayak Bu Bos". Ririn menganggukan kepalanya setuju.

"Madep sini kenapa sih, hape terus dilihatin!". Rengek Jeka yang mulai butuh perhatian. Unaya khusyu sekali mencari heart-nya sampai-sampai melupakan dunia nyata.

"ADUH!!! RIRIN LOE JAHAT BANGET SIH NGAMBILIN HERAT GUE!!!!". Teriak Unaya dengan penuh emosi.

"GASKEUN!!! KITA BALAS NGAMBIL HEART RIRIN BU BOS!!".

"IHHHHH GIMANA NIH PEMBELI CENDOL GUE PADA PERGI!!!!". Jeka berdecak malas, pemuda itu bangkit dari duduknya hendak pergi.

"Kenapa sih loe mesti susah-susah nyari heart? Padahal gue udah kasih heart gue sepenuhnya buat loe. Cabut!". Kata Jeka dengan suara memelas kemudian bergegas pergi diikuti antek-anteknya yang lain.

"Eh?". Unaya baru sadar jika ia sudah cuek pada Jeka sedari tadi. Yah kok Jeka jadi baperan sih? Cuma karena cendol lagi :(

--Bangsat Boys--