webnovel

Pengurus Lain

Secangkir teh hangat tersedia di atas meja, dua orang itu duduk berhadapan dengan sofa yang berseberangan.

Wanita paruh baya di sana setia menunggu Theo untuk mulai membahas apa yang ingin disampaikan olehnya.

Sedangkan yang ditunggu tunggu, masih mengumpulkan nyali untuk membuka suara. Dia balik jaketnya tersimpan amplop coklat yang sejak lama sudah dia terima.

Selang beberapa saat, setelah dirasa sudah bisa untuk memulai. Theo menaikkan pandangannya menatap Aisyah yang sabar dengan senyuman.

"Sebelumnya saya minta maaf karena datang tanpa bicara," ucap Theo memulai.

"Tidak masalah, Nak Theo juga sudah katakan jika akan datang lagi untuk membicarakan sesuatu. Saya memang menunggu untuk kedatangan kamu lagi," ucap Aisyah membuat Theo sedikit lega sebab respon Aisyah cukup baik.

Theo mengambil sesuatu yang sejak tadi bersemayam di balik jaketnya, mengelurkan amplop coklat besar yang di dalamnya adalah sebuah foto bayi yang harus Theo cari.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com