webnovel

Nasehat Theo yang Manis

Hati Theo hancur berkeping-keping, mata Luna yang kosong kini menunjukkan segala luka di sana.

Theo sungguh bodoh, dia merasa berdosa karena menjadi teman yang jahat bagi Luna dulu. Theo menyesal hidup bahagia seorang diri dahulu dengan keluarga barunya sementara Luna hidup dalam kesepian di panti asuhan.

"Maaf...." lirih Theo tanpa sadar, suaranya mendadak serak karena pria itu terpukul.

Luna mengedipkan matanya sekali, dalam sekejap luka di matanya bergantikan oleh pandangan yang bingung.

"Hah? Untuk apa?" tanyanya tak paham kenapa mendadak saja seorang Theo mengatakan maaf, sementara Luna tak merasa jika Theo memiliki salah pada dirinya.

"Karena aku terlambat menemukan kamu, aku terlambat jadi pendengar yang baik."

Luna tersenyum simpul, sudah dia katakan bukan Theo itu pria yang manis. Pria yang suka bicara sesuai isi hatinya, seakan Theo hanya bisa mengatakan kalimat yang membuat Luna tenang.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com