webnovel

BAD GIRL AND OBSESSED TEACHER

Alexa, cantik iya manja jangan ditanya. tapi satu dia jomblo dari lahir dan dia kini mempunyai misi bagaimana cara membatalkan perjodohan dengan teman kolega keluarganya yang wujudnya-pun Alexa tak tau. Axelio, guru ternyebelin yang selalu ngerusuhi hidup Alexa dimanapun itu. Axelio itu punya misi ngubah Alexa untuk ke jalan yang benar dan sedikit membuat gadis itu jatuh cinta padanya mungkin.

nillaarf · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
410 Chs

Alexa Mulai Luluh?

Happy Reading

Axel saya masih ingat janji kamu buat nikahin saya."

Duaaakkkk

"COWOK BRENGSEK!!"

Axel meringis, lagi lagi kakinya menjadi korban penganiyaan. Siapa lagi pelakunya kalau bukan tunangannya sendiri hanya dia yang berani memperlakukannya sekejam ini. Lama-lama kakinya bisa terkena amputasi mendadak.

"Axel kamu gak papa?" ujar Belle khawatir dan mendekati Axel, memegang bahu laki-laki itu, sepertinya Belle tidak menyadari bahwa ada maung yang sudah mulai bangun.

"Gak...."

Sraaakkk

Belum juga Axel menjawab, tubuh Belle menjauh dari dirinya begitu saja.

"HEH MANTANNYA PAK AXEL YANG TERHORMAT, HARAM HUKUMNYA NYENTUH TUNANGAN ORANG TAU GAK?" pekik Alexa menatap Belle yang tengah menahan sakit akibat jambakan Alexa yang sangat kuat.

Alexa murka.

Axel melongo mendengar ucapan Alexa, dirinya masih diakui tunangan ternyata walau mereka bertunangan karna paksaan lebih tepatnya Alexa kalo dirinya sih suka rela aja.

"Lepasin saya Alexa... Kamu tidak.. Aww.."

Alexa semakin menguatkan tarikannya, menatap bengis perempuan didepannya itu. Enak saja berani menyentuh miliknya begitu saja.

"Suruh siapa tante nyentuh-nyentuh tunangan orang?"

"Siapa yang nyentuh tunangan orang, dan juga saya itu bukan tante."

Alexa mendorong Belle begitu saja setelah puas menjambak rambutnya, dan dapat dilihat ditangannya ada banyak helai rambut ya tentunya milik Belle, bukan miliknya.

"Iuuuww.." ujar Alexa mengibas-ibaskan tangannya agar semua rambut ditangannya terjatuh.

Belle speechels melihat rambutnya tergeletak tak bernyawa diatas lantai.

"Kamu!!!!" pekik Belle kesal menatap Alexa yang hanya mengangkat satu alisnya, pertanda menantang.

"Pungut tuh rambutnya kalo masih sayang, tempel pake lem tikus biar gak rontok."

"Axel kamu kok diem aja?"

"Lah lo siapa minta dibela?!" nahkan Alexa ngegas lagi, sedangkan Axel hanya diam sejak tadi. Ya karna dia bingung harus membela siapa.

Disisi lain Alexa memang salah seharusnya dia membela Belle, tapi disisi lain Axel gak mau kakinya jadi korban tendangan maut Alexa lagi.

Alexa itu galak kayak maung tapi kadang manis kayak anak kucing, itu menurut Axel.

Axel lagi bucin Alexa sepertinya.

"Kamu siapa sih sebenarnya? Dari tadi sensi mulu sama saya. Kamu suka cari gara-gara ya? Mau caper ke Axel biar dapet perhatian dia?"

Wajah Alexa yang tadi menantang sekarang berubah menjadi datar. Sebenarnya cukup tertohok mendengar ucapan Belle. Tapi dia punya hak-lah untuk sensi, toh sensi gratis.

"Belle!" tegur Axel, membuat Belle menatap Axel dengan wajah ayunya.

"Kenapa? Aku benerkan? Dia nyari masalah sama aku karna buat dapet perhatian dari kamu? Inget dulu Xel, aku dulu juga dapetin kamu dengan cara cari perhatian kamu dulu supaya kamu natep aku dan nganggep aku ada." terang Belle membuat Axel diam.

Ya dahulu Belle-lah yang memulai dulu, Belle-lah yang selalu menghampiri Axel karena Axel yang terlalu sibuk dengan pendidikannya, membuatnya tidak menatap sekitar hanya buku yang menjadi daya tariknya.

Namun sejujurnya Axel jugalah orang yang bisa disebut seorang fuck boy.

Seperti alasan Axel menjadikan Belle kekasihnya.

Tapi dia mengubur dalam-dalam rahasia itu, Axel hanyalah seorang guru matematika dan tunangan Alexa. Hanya itu yang boleh Alexa dan orang lain.

Tidak dengan masa lalunya.

"Saya tidak peduli, lebih baik kamu berhenti beropini soal Alexa."

Disisi lain Alexa cuma diam, sebenarnya diamnya Alexa karena Axel yang mencoba menenangkan dirinya dengan cara menggenggam tangan gadis itu dan meremasnya pertanda Alexa harus tenang.

Axel tahu Alexa sedikit tersinggung dan Alexa tahu Axel mencoba membuktikan bahwa ucapan Belle salah.

"Loh bukannya emang bener Xel? Lihat murid kamu itu, dia selalu sensi sama aku yang notebane-nya seseorang dari masa lalu dan mungkin bakal menjadi masa depan kamu."

Alexa naik pitam sekarang, yang menjadi masa depannya Axel itu dia karna dia tunangannya ya walau Alexa belum cinta sama Axel. Tapi dia tak terima, harga dirinya sebagai tunangan Axel tertindas begitu saja.

Saat Alexa ingin kembali menjambak rambut Belle, Axel semakin mengeratkan genggamannya dan mengisyaratkan Alexa untuk diam.

Biar Axel yang mengurusnya.

"Dia berhak marah."

"Dia berhak bersikap kasar denganmu Belle."

"Bahkan dia juga berhak menganggapmu sebagai calon pelakor." tutur Axel sedikit sadis, walau tatapan Axel itu datar namun ada keseriusan didalam mata itu.

"Kenapa kamu bilang kayak gitu? Kamu ngebela dia? Dia cuma murid kamu dan aku..."

"Dan kamu cuma sebagian dari masa lalu saya, yang bahkan saya juga tidak mengingatnya." potong Axel mencoba menegaskan siapa Belle disini.

"Dan juga, Alexa berhak atas saya begitu juga saya yang berhak atas Alexa. Sebaiknya kamu pahamin kata-kata saya itu." tutur Axel dan berbalik menggiring Alexa yang masih speechels karena ucapan Axel itu.

Tiba-tiba hatinya menghangat mendengar pembelaan dari Axel.

Alexa mulai luluh eh?

Lalu bagaimana dengan misinya.