webnovel

Bab 24 Hanya Sebentar

Reza Qiao pergi dari hotel menuju ke Bank, dia mengeluarkan selembar kertas dari sakunya, di atas kertas itu tertera nomor rekening panti asuhan kota Qing, dan kemudian mentransfer uang 2 juta (Sekitar 4 miliar Rupiah) ke panti asuhan itu.

Setelah kembali ke perusahaan Foursea, Reza Qiao pun masuk ke dalam kantor Rini Liu.

Saat melihat kedatangan Reza Qiao, wajah Rini Liu pun terpancar kehangatan yang jarang sekali dia perlihatkan, lagipula dia sudah mendapatkan dua juta RMB, pasti besok dia tidak akan datang bekerja lagi, hari terakhir haruslah bersikap baik sedikit kepadanya.

"Eit, Rini, kenapa kelihatannya hari ini kamu tidak seperti biasanya melihatku."

"Di mana tidak biasa?"

"Tatapanmu seolah penuh makna, apakah sudah merindukan melakukannya denganku?"

Sorot mata itu pun disimpan kembali oleh Rini Liu, brengsek, baru saja bersikap baik sedikit, sudah keenakan.

Baru saja mau mengusirnya, tetapi setelah dipikir-pikir dia kembali menelan kata-kata itu.

"Reza Qiao, bagian administrasi tadi baru saja mentransferkan uang bonus sebesar 2 juta RMB (Sekitar 4 miliar Rupiah) ke dalam kartu gaji kamu." Rini Liu melihat ekspresi Reza Qiao.

"Oh, aku sudah tahu hal ini." Kata Reza Qiao dengan datar.

Rini Liu pun merasa sangat aneh, karena 2 juta RMB baginya adalah sebuah nominal yang sangat fantastis, tetapi kenapa dia begitu santai?

"2 juta RMB itu kamu berencana untuk apa?"

"Ini aku harus memikirkannya dengan baik, 2 juta RMB ya, walaupun jadi supir seumur hidup tidak akan mendapatkan uang sebanyak ini, sekarang ada 2 juta RMB ini aku tidak perlu lagi setiap hari bersusah payah untuk menyetir, dan sudah seharusnya menikmati kehidupan." Reza Qiao tampak sangat bersyukur.

Rini Liu terdiam, baru saja mendapatkan 2 juta RMB, dia sudah mau menikmati kehidupannya, sedangkan Rini Liu sendiri yang mempunyai 200 miliar RMB saja masih terus-terusan berjuang, pemikiran mereka sangat berbeda jauh.

Rini Liu merasa lega kembali, jika didengar dari perkataannya, sepertinya dia tidak ingin menjadi supir lagi, sepertinya pemikiran Nona Milan tepat.

"Rini, sebenarnya kamu tidak perlu memberiku dua juta RMB, walaupun itu memang hak ku." Sambung Reza Qiao.

"Kenapa?"

"Karena aku adalah pacar kamu, untuk apa segan-segan dengan orang sendiri? Milikmu dan milikku bukankah sama-sama milik bersama? Jadi untuk apa membagi-bagi seperti itu?"

Rini Liu terdiam kembali, benar-benar orang yang tebal muka, bukannya menempatkan dia sebagai orang luar.

"Reza Qiao, jangan mengada-ngada, aku dan kamu tidak ada hubungan"

"Kamu adalah pacarku, orang-orang terkenal pada pertemuan malam itu juga sudah tahu, lagi pula kakak tertua dan keponakan menunggu arak pernikahan kita, jika kamu berkata seperti itu, bagaimana caranya menyampaikan ke mereka?"

Rini Liu pun dibuat terdiam, iya yah, kakak tertua dan keponakan-keponakan sudah menganggap dirinya sebagai pacarnya, proyek 4 miliar didapat juga karena hubungan ini dan barulah diberi untuk perusahaan Foursea.

Awalnya untuk mematikan rasa Willy Xu, sehingga menyuruhnya untuk berpura-pura menjadi pacarnya, tetapi siapa sangka orang itu malah memanfaatkan dan memamerkan kepada orang luar.

Rini Liu merasa dirinya sekarang seperti duduk di atas seekor harimau dan susah untuk turun.

Tetapi jika dipikir kembali orang ini sudah ada dua juta RMB di tangannya, besok pasti dia tidak akan bekerja lagi, dan jika dia pergi, peran pacar yang sengaja diperankan pun perlahan akan hilang, jadi untuk apa sekarang menghabiskan waktu berdebat dengannya?

Karena memikirkan hal itu, hati Rini Liu pun kembali tenang.

Tidak disangka Reza Qiao malah menambahkan: "Rini, sebenarnya tidak peduli aku punya berapa banyak uang dan tidak peduli apa yang akan aku lakukan di kemudian hari, selamanya tidak akan merubah statusku sebagai pacarmu."

Mendengar perkataan itu Rini Liu pun kembali menjadi kesal.

Saat itu juga pintu kantor terbuka, Willy Xu dengan tersenyum masuk ke dalam, tangannya menggenggam sebuah buket bunga besar.

Melihat kedatangan Willy Xu, Rini Liu pun menaikkan alisnya.

"Presdir Xu, ada keperluan apa anda kemari?"

"Rini, aku spesial datang kemari untuk mengantarkanmu bunga." Kata Willy Xu dengan lemah lembut dan memberikan bunga itu di depan Rini Liu.

Wajah Rini Liu pun tersenyum pahit.

Reza Qiao menepuk pundak Willy Xu: "Hei, Presdir Xu, kamu memberikan bunga kepada pacarku tidak minta izin kepadaku, bukankah itu tidak sopan namanya?"

Willy Xu pun mengerutkan dahinya ke arah Reza Qiao: "Kamu hanyalah pacar palsu, memangnya kamu kira aku tidak tahu?"

"Tidak benar, aku satu-satunya pacar Rini yang resmi." Kata Reza Qiao dengan tegas.

"Kalau memang kamu adalah pacar Rini, kenapa masih menggoda adikku? Pria tidak setia seperti kamu, bagaimana mungkin Rini Liu mau jadi pacarmu?" Willy Xu pun mulai menyerang.

"Tampaknya kamu tidak mengerti, itu dinamakan cinta Universal, tahu tidak?"

"..."

Willy Xu pun terdiam, bangsat, di depan Rini membahas soal cinta Universal, memangnya ada cinta Universal seperti itu?

"Reza Qiao, tidak peduli apa katamu, aku tetap tidak percaya bahwa kamu adalah pacar Rini, Rini tidak mungkin mau denganmu." Kata Willy Xu menggeram.

Reza Qiao tersenyum dan berjalan ke arah ke sebelah Rini, tangannya diletakkan di pundak Rini dan berkata: "Rini, tolong kamu katakan kepada Presdir Xu, apakah aku adalah satu-satunya pacarmu yang resmi?"

Ketika tangan Reza Qiao diletakkan di pundak Rini Liu, membuat sekujur Rini pun merinding, tetapi demi mematikan hati Willy Xu, dia pun terpaksa menjawab: "Betul, kamu adalah pacar resmiku satu-satunya."

Reza Qiao tersenyum bangga dan mencium pipi Rini Liu sebentar.

Rini Liu pun merasa sangat kesal, si bangsat ini malah benar-benar memanfaatkan situasi.

Wajah Willy Xu memerah: "Rini, bagaimana supir serendah dia bisa cocok denganmu, hanya akulah Willy Xu yang bisa membahagiakanmu, demi kamu apapun akan kulakukan, dan aku tidak akan menyerah mengejarmu, tidak akan!"

Setelah berkata seperti itu, Willy Xu menatap Rini Liu dengan tatapan dendam dan kemudian pergi.

Begitu Willy Xu pergi, Rini Liu pun menghempaskan tangan Reza Qiao, berdiri dengan wajah marah dengan tangannya mengusap patung kristal di meja kantornya...

Melihat sepertinya situasinya menjadi tidak beres, Reza Qiao pun segera berlari.

Dan tidak lama, terdengar bunyi pecahan kuat di belakang tubuhnya.

Reza Qiao berlari hingga ke lobi dan tampak Willy Xu yang pergi dengan sedih.

Reza Qiao menepuk pundak Willy Xu dan tersenyum kepadanya.

Willy Xu meluapkan emosinya kepada Reza Qiao: "Reza Qiao, kamu keterlaluan sekali, sudah mendapatkan adikku juga tidak cukup, dan sekarang malah tidak mau melepaskan Rini, jangan-jangan kamu ingin memakan mereka bersama?"

"Tidak bolehkah?"

"Itu nama kamu sudah mencemarkan cinta yang begitu besar."

"Presdir Xu, kata-katamu ini terlalu tinggi, kalau begitu aku bertanya kepadamu, apakah kamu masih pertama kalinya (Perjaka)?"

"Apa maksud kata-katamu?"

"Tidak kan?"

Willy Xu pun mengakuinya dalam hati.

"Kamu sudah pernah ada wanita lain sebelumnya, dan kamu masih saja keras kepala mengejar Rini, apakah itu cinta yang kamu banggakan?" kata Reza Qiao.

"Itu tidak sama, sekarang tidak ada lagi wanita di sampingku, dan aku hanya setia mengejar Rini." Kata Willy Xu.

"Rini sudah punya pacar, jika kamu masih mengejarnya, bukankah kamu adalah pihak ketiga yang tidak tahu etika?"

"Bukan, aku mau bertarung denganmu, kamu berani tidak?"

"Rini Liu memang pacarku, kenapa harus bertarung denganmu?"

"Karena kamu tidak pantas untuk Rini."

"Aku begitu tampan, pria yang tampan di dunia ini, bagian mana yang tidak pantas untuk Rini?"

"..."

Willy Xu pun terdiam, supir ini kepercayaan dirinya tinggi sekali, sedangkan Willy Xu saja yang ketampanannya nomor satu di dunia saja tidak berani seperti itu.

Saat itu Reza Qiao pun melihat Tina Jiang masuk ke dalam lobi dan sedang menuliskan daftar tamu di meja resepsionis.

Reza Qiao berkata kepada Willy Xu: "Tadi di kantor Rini katamu, kamu akan melakukan apa saja untuk Rini, betul?

"Betul."

"Kalau begitu keberanianmu sangat tinggi dong?"

"Iya."

"Aku tidak percaya."

"Bagaimana caranya agar kamu percaya?"

Reza Qiao pun menunjuk ke arah meja resepsionis: "Kamu lihat wanita cantik di sana yang memakai baju kasual tidak?"

"Iya."

"Kalau saja kamu berani menepuk bokongnya, aku akan percaya keberanianmu sangat tinggi."

Willy Xu pun ragu-ragu sebentar, di hadapan orang banyak menepuk bokong wanita, bukanlah hal yang dilakukan oleh seorang Presdir, sangat memalukan.

"Tidak berani kan? Aku tahu kamu itu pecundang, dengan keberanian seperti itu masih berharap bisa mengejar Rini, itu namanya mimpi." Kata Reza Qiao.

Willy Xu menggeramkan giginya, demi membuktikan kepada Reza bahwa dia benar-benar serius mengejar Rini Liu, sepertinya harus dibuktikan.

"He, kamu lihat saja."

"Baik, aku lihat."

Willy Xu dengan hati-hati mendekat ke arah Tina Jiang, sambil mengumpulkan keberanian dan hanya menepuk sebentar tepukan ringan saja.

Setelah sampai di belakang Tina Jiang, Willy Xu menghirup napas dalam-dalam, dan kemudian memukul bagian belakang yang menonjol dari tubuh Tina Jiang.

"Piakk..."

Karena terlalu panik, tenaga yang dikeluarkan pun sedikit kuat.

Tina Jiang yang sedang menuliskan formulir tamu pun menjadi sangat terkejut karena tubuh belakangnya dipukul oleh orang lain, dia pun membalikkan badannya.

"Jahanam, kamu cari mati? Berani-beraninya memukul barangku ini!" Tina Jiang yang emosi pun langsung menendang dia dengan satu kaki, dan kemudian Willy Xu terjatuh di lantai.

Willy Xu merasa sangat kaget, kaki wanita itu sangatlah hebat.

Orang-orang yang berada di lobi itu pun melihat ke arah mereka.

"Bukankah itu adalah Presdir Xu, Presdir perusahaan Young? Kenapa dia melakukan hal memalukan seperti itu?"

"Tidak disangka Presdir Xu yang sangat elegan itu ternyata adalah mata keranjang."

Semua orang pun menatap Willy Xu dengan tatapan menghina.

Emosi Tina Jiang belum reda, dia kembali melayangkan kakinya dan menginjak bagian bawah Willy Xu...

Willy Xu terkejut hingga mati kutu, dengan cepat dia pun menggenggam bagian bawahnya, aduh, menakutkan sekali.

Saat itu Reza Qiao pun berlari ke arah mereka, menahan Tina Jiang dari arah belakang sambil menujuk Willy Xu: "Tidak sopan sekali, Presdir Xu, kenapa kamu melakukan hal ini di tempat seperti ini?"

Willy Xu sulit untuk berkata-kata, bangsat, bukankah tadi kamu yang menyuruhku untuk menepuk bokongnya, kenapa sekarang kamu pura-pura menjadi orang baik?

"Aku... Aku..."

Tina Jiang menghentakkan tubuhnya: "Lepaskan, hari ini aku harus menghabiskan si mata keranjang ini!"

Reza Qiao semakin erat memeluk Tina Jiang dan melotot ke arah Willy Xu: "Hei bodoh, kenapa masih diam di sini?"

Willy Xu tersadarkan dan langsung berlari secepat mungkin.

"Jangan lari, berhenti kamu!" Tina Jiang sekuat tenaga menghentakkan tubuhnya dan berteriak.

Reza Qiao masih dengan sekuat tenaga memeluk Tina Jiang, sampai-sampai kedua tubuh mereka pun hampir lengket.

"Hei, kakak polisi yang cantik, jangan marah lagi, sabar, sabar..."

Tina Jiang berusaha keras untuk melepaskan tubuhnya, tetapi Reza Qiao malah menahannya dengan erat, sampai-sampai tubuh itu pun bersentuhan di tubuhnya.

"Bangsat, lepaskan aku." Tina Jiang pun semakin panik, karena si bangsat di belakangnya tidak berhenti mengusap-ngusap tubuhnya.

Setelah Reza Qiao melihat situasi sudah lumayan membaik, dia pun melepaskan Tina Jiang: "Kakak polisi yang cantik, si brengsek itu sudah pergi, dan aku tidak sama dengan si brengsek itu."

Tina Jiang kesal dan malu, dan kemudian dia pun melayangkan kakinya menendang ke arah Reza Qiao.

Reza Qiao pun dengan sigap menahan kakinya itu, kemudian mengusap pergelangan kakinya: "Kakak polisi yang cantik, aku yang menghentikan kalian, kenapa sekarang kamu malah menyerangku?"

Tina Jiang ingin menyimpan kembali kakinya, tetapi Reza Qiao masih menahannya, gaya mereka berdua pun sangat memalukan.

Orang-orang sekitar yang menonton mereka pun berdebat.

"Wanita ini tidak etika sekali, kenapa dia malah memukul orang yang mendamaikannya?"

"Untung saja emosi asisten Qiao baik, jika orang lain pasti sudah marah besar."

"Wah, kaki wanita itu tidak bisa balik karena ditahan oleh asisten Qiao."

Tina Jiang panik dan marah, dengan melayangkan tubuhnya melayangkan satu kakinya lagi, dan saat itu Reza Qiao pun melepaskan kakinya dan mundur, Tina Jiang menendang udara.

Melihat orang-orang di sekitar mereka, Tina Jiang menggeramkan giginya dan berkata: "Dasar, akan kuperhitungkan denganmu lain kali."

Setelah berkata seperti itu, Tina Jiang dengan tergesa-gesa masuk ke dalam lift.

Reza Qiao melambaikan tangan ke arah semua orang: "Sudah tidak apa-apa, bubarlah."

Setelah orang-orang itu bubar, Willy Xu pun berlari kembali sambil mengusap keringat di dahinya: "Reza Qiao, apakah sekarang kamu percaya?"

"Percaya apa?"

"Keberanianku tinggi."

"Tinggi kepalamu, kalau saja tidak tepat waktu aku memeluk wanita itu, pasti kamu sudah habis."

"Kamu... kamu..."

"Kamu apa kamu, kalau memang berani kamu jangan kabur."

"Aku... aku..."

Willy Xu sadar bahwa dia sudah dipermainkan oleh Reza Qiao, dengan tidak senang dia pun pergi.

Melihat kepergian Willy Xu, Reza Qiao pun tertawa sebentar, Willy Xu benar-benar cinta mati dengan Rini Liu seperti tidak menyerah jika belum sampai di tangannya.

Tetapi Rini Liu adalah pacarnya dan tidak boleh sembarangan diberikan ke orang lain.