Keesokan paginya, karena ada urusan Rini Liu tidak keluar dari perusahaan, Reza Qiao pun mengendarai mobil dan melaju ke hotel Blue Sky.
Di sebuah kamar tipe Presiden di hotel Blue Sky, Beni Ouyang dan Regy Wu duduk di sofa depan Candra Huo, di belakang Candra Huo berdiri empat pria botak dan gagah dengan ekspresi garang.
Empat pria botak ini adalah orang-orang profesional yang disewa Candra Huo dari geng Liuhe, mereka disebut sebagai Empat Pria Baja, mereka adalah tentara yang sengaja didatangkan dari Afrika Utara, selain tangan mereka ganas, kepala mereka juga keras seperti besi.
Kehebatan Empat Pria Baja itu pun jauh lebih hebat daripada delapan tangan besi yang dipanggil Andy Feng dari geng Kepala Harimau.
Empat Pria Baja yang berdiri disana membuat satu ruangan dipenuhi aura ketakutan, sampai-sampai Beni Ouyang dan Regy Wu pun tidak berani menatap langsung mereka.
Sedetik saja pun tidak berani.
Beni Ouyang berkata duluan: "Tuan muda Candra, masalah penculikan Rini Liu, sudah diketahui oleh bawahannya, Reza Qiao.
"Oh, Reza Qiao mencari kalian?"
"Benar."
"Apakah kalian membawa namaku?" Candra Huo mengerutkan dahinya.
"Bagaimana mungkin, orang-orang yang bekerja seperti kami ini, tentu saja tahu etika, bagaimana mungkin mengatakan bahwa Tuan Candra lah yang menyuruh kami." Kata Beni Ouyang dengan segera.
Regy Wu melanjutkan: "Tetapi, Reza Qiao menyuruh kami untuk menyampaikan kata-kata, dia berkata dia ingin bertemu dan mengobrol langsung dengan si penyuruh."
Candra Huo seketika tertawa: "Baik, ini sangat baik sekali, kalian pergi beritahu Reza Qiao, malam ini ketemu di gudang samping sungai jam sembilan malam."
Beni Ouyang pun menganggukkan kepalanya.
Candra Huo mengambil sebuah plastik hitam dan menaruhnya di meja: "Di dalam sini ada 500.000 RMB (Sekitar 1 miliar Rupiah), kegagalan penculikan Rini Liu kemarin kalian harus melanjutkannya lagi, dan jika berhasil maka semua ini adalah milik kalian."
Demi menculik Rini Liu dan demi mendapatkan tanah perusahaan Foursea, Candra Huo pun menambahkan imbalannya.
Beni Ouyang dan Regy Wu bertatapan sebentar, wajah mereka pun tampak sangat bahagia.
"Wah, 500.000 RMB! Aku sangat menyukainya." Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, lalu Reza Qiao masuk dengan suara tawa.
Candra Huo pun terdiam: "Kenapa kamu bisa datang ke sini?"
"Aku mengikuti Beni dan Regy kemari."
Candra Huo tertawa besar: "Reza Qiao, apakah kamu sedang mengantarkan nyawa?"
"Hei Roti Bakar, kalau menurutmu?"
"Kataku sih iya."
"Kamu yang menyuruh mereka untuk menyulik Rini Liu kan?"
"Iya, terus kenapa? Siapa suruh Rini Liu tidak memberikan tanah itu kepadaku."
Reza Qiao menganggukkan kepalanya: "Oh, begitu, tidak salah juga sih Roti Bakar."
"Tidak salah kepalamu, hari ini aku akan membuatmu mati di sini."
Mendengar Reza Qiao yang memangilnya "Roti Bakar", Candra Huo pun sangat marah, keparat, dia adalah Presdir perusahan Huo, bocah ini malah dengan tidak segan menyamakannya dengan roti bakar yang dipanggang di atas api.
Candra Huo dengan sekali menunjuk, Empat Pria Baja itu pun langsung mengepung Reza Qiao, tatapan mereka penuh dengan aura ingin membunuhnya.
Beni dan Regy yang melihat pergerakan mereka itu pun menjadi sangat ketakutan, Reza Qiao yang berhadapan dengan Empat Pria Baja hari ini, pasti kalah telak dan dipastikan mati di tangan mereka.
Di dalam perencanaan mereka semalam, jelas-jelas tidak ada Empat Pria Baja ini.
Reza Qiao melihat sekilas ke arah Empat Pria Baja ini dan berkata dalam hati: "Sepertinya lumayan juga kepala ini, sepertinya sangat keras sekali."
Empat Pria Baja itu sudah bertarung beratus-ratus kali dan tidak tertandingi di Afrika Utara sana, sehingga mereka pun memandang rendah pemuda kurus yang berada di depan mata mereka.
Salah satu yang paling besar dari Pria Baja itu berkata ke tiga orang lainnya: "Kalian mundurlah, aku akan membereskannya tanpa jejak."
Tiga orang lainnya kemudian mundur beberapa langkah.
Reza Qiao seperti tidak senang: "Loh, kenapa seperti ini, padahal ada empat orang, tetapi kenapa kamu sendiri yang maju, apakah kamu berniat memakan sendiri uang itu?"
Setelah Reza Qiao berkata seperti itu, tiga Pria Baja itu pun saling bertatapan, ei? Kata-katanya betul sekali, apakah dia ingin korupsi?
Setelah berpikir seperti itu, mereka pun maju beberapa langkah dan mengepung Reza Qiao.
Si Pria Baja itu pun sedikit merasa malu, menganggukkan kepalanya dan berkata: "Baiklah kalau begitu, semuanya maju saja, hei bocah, kamu bersiap-siaplah menjadi daging giling."
Jeritan kemarahan si besar itu seperti gempa bumi berskala 8 richter, barang-barang di dalam ruangan pun semuanya bergetar, sampai-sampai telinga Beni Ouyang dan Regy Wu juga berdengung.
Wajah mereka memucat, bahaya, hari ini Reza Qiao akan menjadi daging giling.
Empat Pria Baja pun mengangkat kepalan tangan mereka yang begitu berat, dengan tatapan sadis menghantam ke arah Reza Qiao.
Reza Qiao tersenyum datar dan mengeluarkan dua kepalan tangannya untuk menyambut tangan-tangan besi mereka.
"Prakk... Prakk..."
Setelah terjadi tabrakan antar tangan, dua orang di antara mereka tubuhnya mundur berapa langkah, dan lengan yang tadinya dipakai untuk meninju pun tergeletak lemah tidak berdaya.
Patah.
Kemudian Reza Qiao memegang lengan Pria Baja yang satunya lagi, begitu tangannya diputar, terdengar bunyi "Krakk" tangan itu langsung patah juga.
Dengan tatapan dingin, Reza menatap ke arah Pria Baja yang paling besar, tubuhnya lalu seperti terbang dan mengarahkan ke arah kepala si Pria Baja itu, dan langsung menabrak kepala keras itu.
Jahanam, kita lihat seberapa kerasnya kepalamu.
Setelah terdengar suara benturan kepala, Reza Qiao pun dengan mudahnya mendarat di lantai, dan napasnya juga tidak seperti tersengal-sengal.
Si besar itu masih berdiri dan tidak bergerak di posisinya, tetapi kepalanya muncul sebuah benjolan besar, beberapa detik kemudian dia pun terjatuh ke lantai.
Tidak sampai 15 detik, Empat Pria Baja yang tidak tertandingi di Afrika Utara pun dihabiskan dengan mudah oleh Reza Qiao.
Tiga orang yang patah tangan, wajah mereka pun memucat, tanpa bersuara, mereka mengangkat si besar pergi tanpa membalikkan kepala mereka.
Bangsat, tidak disangka-sangka ternyata bocah itu begitu kuat, kita tidak akan datang ke kota Qing lagi.
Candra Huo terkejut sampai bodoh, Empat Pria Baja yang begitu hebat dari Afrika Utara sana, kenapa sama sekali tidak berguna, sebenarnya si supir ini sehebat apa?
Reza Qiao tersenyum dan berjalan ke arah Candra Huo.
Candra Huo pun ketakutan sampai menekuk dirinya di sofa itu: "Jangan, jangan kemari... Yamete (Bahasa Jepang "Jangan")..."
Dan kemudian terdengar jeritan dari kamar tipe Presiden itu...
Ketika Empat Pria Baja itu pergi, Beni Ouyang dan Regy Wu pun langsung berlari keluar, melihat pertarungan mereka, membuat mereka pun menjadi sangat mengagumi Reza Qiao, akhir mereka mengerti apa yang dinamakan profesional kelas atas.
"Tuan muda Beni, hari ini kita bisa melihat matahari, benar-benar harus berterima kasih kepada Reza Qiao yang sangat berlapang dada." Regy Wu mendongakkan kepalanya dan menatap langit.
Beni Ouyang juga ikut menatap langit, giginya gemetaran: "I... iya, kita bisa membantu Tuan Reza benar-benar adalah sebuah kehormatan besar."
"Sebenarnya tadi aku ingin bersujud dan mencium kaki Tuan muda Reza, tetapi aku takut mengotorinya."
"Kenapa?"
"Karena tadi pagi aku tidak menggosok gigi..."
Sepuluh menit kemudian, Reza Qiao membawa plastik hitam dan berjalan ke aula hotel, plastik itu berisi 500.000 RMB (Sekitar 1 miliar Rupiah).
Untuk masalah Candra Huo menculik Rini Liu, Reza Qiao pun tidak berencana untuk berhenti sampai disini.
Beni Ouyang dan Regy Wu menyambutnya, dengan ekspresi seperti menyembah: "Yang Mulia Tuan Reza, anda sangat hebat sekali."
"Hari ini aku cukup puas dengan akting kalian, sekarang sudah tidak apa-apa lagi, pulanglah."
Mereka berdua masih berdiri di sana tidak bergerak, dari sorot mata mereka pun sepertinya ingin berkata sesuatu.
"Beni, apakah ada masalah?"
"Tuan Reza, Empat Pria Baja itu adalah orang-orang Geng Liuhe, hari ini kamu menghajar mereka habis-habisan, sama saja dengan menyinggung Geng Liuhe."
"Apakah Geng Liuhe begitu hebat?"
"Di kota Qing, Geng Liuhe adalah Geng terbesar dan terkuat, anggota mereka sangat banyak, sebaiknya Tuan Reza berhati-hatilah lain kali."
Reza Qiao pun tertawa: "Beni, ketakutanmu bukan hanya karena mengkhawatirkanku kan?"
Beni Ouyang pun tertawa pahit: "Tuan Reza, aku tidak ingin menyembunyikannya lagi, tetapi Candra Huo dan Geng Liuhe, hubungan mereka sangatlah dekat, dan hari ini ada kami berdua yang membantu Tuan Reza untuk masuk ke dalam hotel, aku takut Candra tidak akan pasrah begitu saja dan akan sangat marah dengan Geng Qingtian, jika Candra Huo meminjam kekuatan Geng Liuhe untuk menghadapi Geng Qingtian, maka Geng Qingtian pun akan langsung menghadapi jalan kematian."
Reza Qiao menganggukkan kepalanya: "Hmn, hal ini aku sudah tahu, karena Qingtian sudah mencuri mobil perangku, maka aku tidak akan tidak peduli dengan kalian."
Mendengar kata-kata Reza Qiao, hati Beni Ouyang pun menjadi sedikit tenang.
Dan saat ini Milan pun masuk ke aula Hotel, lalu berjalan ke arahnya.
Reza Qiao lalu memberikan plastik hitam itu kepada Beni Ouyang: "Kalian pergilah dari pintu belakang."
Setelah melihat mereka berdua pergi, Reza Qiao pun menghampiri Milan: "Hei, kak Milan."
Melihat Reza Qiao, Milan pun merasa sedikit bingung: "Ih, kenapa kamu di sini?"
"Katanya banyak sekali wanita cantik di hotel ini, jadi aku sengaja kemari untuk melihat-lihat."
Milan menaikkan alisnya: "Apakah sudah ketemu?"
Reza Qiao pun menghela napasnya: "Hanya omong kosong, sudah setengah hari aku mencarinya, tetapi tidak juga ketemu, sebenarnya ada beberapa yang aku temui yang itunya lebih besar dari punyamu, tetapi begitu ditanya, ternyata mereka adalah pekerja, aku sangat marah sekali."
Milan pun kesal: "Jangan bandingkan aku dengan mereka."
"Iya, tidak bisa dibandingkan, punya kakak Milan sangatlah alami, tidak bisa dibandingkan dengan mereka."
"Diam, jangan bicara sembarangan."
"Kalau begitu aku tidak bicara lagi."
Baru saja Reza Qiao ingin pergi, dia langsung dihentikan Milan: "Reza Qiao, aku beritahu kamu satu hal berita baik besar."
Baru saja mendengarnya Reza Qiao pun merasa tertarik: "Hal baik besar? Sebesar apa?"
"Sangat besar, Sangat besar."
"Oh, jangan-jangan lebih besar daripada ini?" Reza Qiao menunjuk ke arah bagian depan Milan yang menonjol.
"Dasar kamu." Milan pun memukul tangan Reza Qiao.
Reza Qiao tertawa: "Sebenarnya hal baik apa?"
"Coba kamu tebak."
"Aku tebak ya..." Reza Qiao mengedipkan matanya dan bola matanya menatap tubuh depan Milan yang menonjol itu, dengan senang berkata: "Oh kak Milan, apakah kamu menyetujui aku untuk melihat hal yang alami itu, baiklah, kalau begitu sekarang kita cari tempat yang tidak ada orang, bagaimana kalau memesan kamar, tetapi aku tidak punya uang, dan kamar itu kamu yang membayarnya ya."
"Reza Qiao, mati saja kamu." Kata Milan dengan kesal.
"Aku belum lihat yang alami itu, bagaimana mungkin aku mati."
"Bisa tidak bicara serius sedikit?"
"Bisa." Reza Qiao pun menganggukkan kepalanya.
"Aku katakan padamu, kamu sudah membantu perusahaan untuk mendapatkan proyek besar seharga 4 miliar itu, berdasarkan peraturan bonus perusahaan, bagian administrasi baru saja mengirimkan bonus dengan nominal fantastis di kartu gaji kamu."
"Oh, bonus besar, seberapa besar?"
"Kamu tebak." Milan pun mengeluarkan dua jarinya dan menggoyangkan di depan Reza Qiao.
"200 juta RMB (sekitar 400 miliar rupiah)?"
"..."
Milan benar-benar dibuat pusing, orang ini benar-benar tidak tahu malu.
"Salah."
"Kalau begitu, 20 juta RMB? (Sekitar 40 miliar Rupiah)"
"Dua juta RMB. (Sekitar 4 miliar Rupiah)"
Setelah berkata seperti itu, Milan tidak lagi merasa senang, karena awalnya dia ingin menyampaikan berita yang sangat bahagia ini, tetapi siapa sangka pria ini malah meminta 2 miliar RMB dan 20 juta RMB.
"Oh, itu baru sedikit." Kata Reza Qiao dengan sedikit kecewa.
"Dua juta RMB bagimu sangat sedikit? Uang ini tidak akan kamu dapatkan jika menjadi supir seumur hidup." Kata Milan dengan kesal.
"Kalau begitu seharusnya aku bahagia ya?"
"Dasar."
"Kalau begitu baiklah, wah senang sekali, aku menjadi orang kaya, hahaha..." Reza Qiao pun tertawa kuat, sampai-sampai membuat orang-orang di sekitarnya melihat ke arahnya.
Milan merasa ekspresinya terlalu berlebihan, tidak disangka supir yang gaji bulanannya hanya ribuan RMB (Sekitar jutaan Rupiah), ternyata bersikap biasa saja saat mendapatkan uang dua juta RMB (Sekitar 4 miliar Rupiah), Milan pun merasa sangat aneh.
Pura-pura, ini pasti hanya pura-pura.