webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
402 Chs

Bab 41 - Tiba Di Tempat Tujuan

Terlihat wajah Rini mulai berubah, tidak adalagi senyuman ramah di wajahnya, kini berubah menjadi kesedihan, dia menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya, matanya perlahan mulai memerah, dan setetes air mata mulai mengalir disudut matanya jatuh membasahi pipinya.

Rini tidak menyangka hal seperti itu bisa terjadi pada paman Bahar, karena yang dia tahu paman Bahar sangatlah kuat dan merupakan seorang jendral yang terhormat dipusat pemerintahan.

Paman Rasyid terus menjelaskan kepada Rini tentang semuanya tanpa menghiraukan ekspresi Rini yang berubah menjadi sedih, karena jauh didalam lubuk hatinya dia juga sangat terpukul dan sedih atas kehilangan sahabatnya. Namun dia tidak bisa mengeluarkan kesedihan itu dihadapan mereka semua.

Tak lama kemudian terdengar suara Irwan yang berteriak memanggil Arman dan Ridho,

"HEI TUNGGU,!!!!" teriak Irwan, suaranya terdengar hingga balik semak tempat paman Rasyid dan Rini berada.