webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
402 Chs

Bab 291 - Lori Rezgal Part 3

"Kenapa aku harus menyerang seseorang yang lemah sepertimu?" Arman bertanya dengan acuh tak acuh. Mendengar apa yang dikatakan Arman dan melihat ekspresinya hanya membuat Sulkang semakin marah.

"Kamu benar-benar tidak tahu betapa besarnya surga itu! Baiklah, aku akan menunjukkan kepadamu perbedaan antara kamu dan aku!" Sulkang kemudian memanggil seribu bilah yang melayang di sampingnya, dia juga melapisi dirinya sendiri dengan Spirit Aura dalam jumlah besar. Dengan kekuatan sebesar ini ia akhirnya akan menghancurkan seluruh gua dan benteng, tetapi itu tidak masalah karena tidak ada orang lain di sini. Semua orangnya sudah meninggal, dan keluarganya saat ini berada di lokasi yang berbeda. Jadi menghancurkan segalanya saat ini bukan masalah. Tetap saja, dia bertanya-tanya apakah wanita yang berdiri di belakang akan mengambil tindakan.