webnovel

Arcanist Record

Dunia yang diciptakan oleh empat keberadaan Mitos melahirkan kekacauan dan segudang keajaiban menghasilkan tak terhitungnya spesies, dewa - dewa alam, dan berbagai makhluk aneh. Namun, gejolak naik turunnya zaman mengikis semua menjadi tidak lebih dari sejarah yang terlupakan. Berbagai spesies tidak mampu bertahan akhirnya punah, dewa - dewa alam yang paling berkuasa jatuh dan menyegel diri di bagian paling dalam dunia....... "Tunggu, tunggu sebentar! Bukankah tidak ada gunanya menceritakan semua itu padaku? Dan aku merasa hidupku semakin pendek jika aku terus mendengar ceritamu!! Aku hanya pelajar A yang mati di perpustakaan!! Jadi tolong aku hanya ingin hidup dengan mudah." Kau yakin? Ini adalah kesempatan yang hanya diberikan pada satu jiwa dari antara 1 miliar jiwa..... Bukankah itu sedikit terlalu boros? "Hey, bukankah kau sendiri yang bilang terserah aku kan? Berhenti membuatku merasa bersalah" *Sigh~ apa buang - buang. Mau bagaimana lagi sebutkan kriteriamu. "Hm~ karena itu adalah dunia abad pertengahan. Aku ingin lahir di keluarga bangsawan yang masuk akal di kerajaan damai... Untuk penampilanku aku ingin di sedikit atas rata - rata dan kemampuan yang tidak terlalu menonjol. Ah! kalau bisa aku ingin menjadi anak pertama..... Hm~ kurasa itu saja." Itu mudah, tapi kau benar - benar yakin tidak ingin kekuatan khusus? "Tidak tidak, kekuatan khusus hanya membuat hidup tambah susah dan rumit atau apa? Apa kamu bisa memberikanku kekuatan super?" Tidak bisa, itu melebih batas apa yang aku bisa....... tapi itu adalah dunia sihir kau tau? berbeda dengan bumi tidak ada yang tau bahaya apa saja yang ada. "Eh? Kau dipikir - pikir itu juga benar. " Bagaimana kalau aku memberimu [Arcanist Talent]? "Apa itu?" Seorang pengrajin dan penemu. "Hanya itu?" ..... "Aku merasa ada yang mencurigakan tapi kalau hanya pengrajin tidak apa - apa...." Hahaha~ kalau begitu sudah beres, sekarang pergi!

Noer_Sy · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
6 Chs

Bab 5 : Mendapatkan kebijaksanaan tidak mudah itu

-Keesokan harinya-

Uh ha? Di mana?

Saat aku sadar aku sudah berada dalam pelukan seseorang.

"Hm? Maaf sudah membangunkanmu Tuan Muda. Namun, hari sudah menjadi terang waktunya untuk bangun~. Ayo, ayo apa menurutmu yang akan kita lakukan hari ini?"

Seberapa aku ingin tidur kembali, aku tidak bisa mengkhianati suara gembira Amiy. Lagi pula aku telah banyak mengabaikannya, dan sekarang setelah aku bangun, aku tidak bisa mengabaikannya lagi.

"Au~" Masih dengan wajah mengantuk, aku tanpa sengaja memberi persetujuan untuknya. Dan yang benar saja, saat itu juga kaki Amiy tiba - tiba berhenti dan melihat ke arahku dengan terkejut.

Uh? Bukankah ini buruk?

Pikiranku tiba - tiba menjadi jelas setelah sadar apa yang telah aku lakukan. Bodoh! mengapa aku menjawab tanpa berpikir?

Dengan tidak ada banyak perubahan pada wajahku, aku mengabaikan wajah Amiy dan terus menggunakan fasad bayi bodoh dan murni.

Aku tiba - tiba merasakan keringat dingin di punggungku saat Amiy terus melihatku. Seperti aku tidak tahu apa yang harus dilakukan lagi, Amiy tiba - tiba tersenyum gembira.

"Melia, apa kau mendengarnya? Tuan Muda baru saja menjawabku! Haha~ Malia kau harus mendengarnya juga, Tuan Mudah sangat lucu saat melakukan-nya!"

"Benarkah? I-itu sangat lucu~ Aku juga ingin mendengarkannya juga~ Tuan Muda, Tuan Muda~ lihat Aku~ "

Tiba - tiba saja keduanya menjadi sangat riang dan terus mencoba memelukku. Mereka begitu bersemangat cukup untuk membuatku pusing dengan segala gelombang ciuman dan pelukan.

Berbeda dengan keduanya, seorang pelayan lain di ruangan ini hanya melihat dalam diam, tentu saja tidak ada yang memperhatikannya.

Gelombang ciuman dan pelukan berakhir setelah beberapa saat. Sangat melelahkan..

Amiy kemudian menempatkanku pada kursi bayi dan mulai membawa mainan untuk ku. Biasanya aku akan berpura -pura ikut bermain. Namun, tidak untuk sekarang karena aku karena aku memiliki rencana yang berbeda untuk mencari kebijaksanaan! Apapun yang terjadi, ini harus berhasil.

Aku dengan tenang terus menunggu. Aku harus menahan semua ini, jika tidak. Kesempatan berikutnya mungkin akan menjadi lebih sulit.

Satu jam usaha Amiy dan Malia untuk membawaku bermain hanya bisa di bilang kegagalan total. Tidak peduli apa yang mereka bawa atau apa yang mereka lakukan aku akan menolak mereka semua.

Ini lebih sulit daripada yang aku bayangkan. Kedua wanita ini cukup gigih untuk membuatku berkeringat dingin. Mereka terus mengeluarkan berbagai mainan yang berbeda, tapi tidak ada satupun dari itu yang aku butuh ah!

Saat aku hampir kehilangan kesabaran. Tiba - tiba suara dari belakang mencelupkan suasana ruangan itu dengan air dingin.

"Mengapa kalian begitu terobsesi dengan bayi itu? Hanya membiarkannya saja seperti itu sudah cukup."

"Kamu! Sebutan apa yang kau gunakan pada tuan muda!"

"Humph! Apa yang aku sebut dia bukan urusanmu."

Pelayan wanita itu mendengkus jijik pada Malia dan Amiy. Kemudian dia keluar ruangan dengan wajah kesal. Aku tidak mengerti apa yang dipikirkan wanita ini.

"Wanita itu!"

"Biarkan saja dia. Aku lebih khawatir dengan tuan muda."

Amiy berkata dengan nada khawatir saat melihatku.

"Apakah sesuatu telah terjadi pada tuan muda? Haruskah kita memanggil tuan Gerallt untuk memeriksa tuan muda?"

"Aku tidak tahu tapi aku juga khawatir, sebaiknya aku pergi untuk memanggul tuanGerallt."

Setelah itu, Amiy pergi dengan tergesa - gesa untuk memanggil si dokter tua Gerallt.

Erm~ Sepertinya aku telah mencapai batas. Mungkin aku harus menyerah pada hari ini? tapi Malia masih disini..... Malia sekarang hanya tinggal dirimu, jangan mengecewakanku!

Aku diam - diam berdoa agar Malia membawa apa yang aku inginkan. Setelah Amiy pergi Malia membawaku kembali ke dalam keranjang bayi.

"Sekarang~ Apa yang harus kita lakukan sambil menunggu Amiy?" Malia terlihat memikirkan sesuatu saat menempatkan jari pada bibirnya.

"Bagaimana kalau mendengarkan sebuah cerita? Kurasa itu di bagus... tapi apa yang harus ku ceritakan.... hm~ Aku mengingat ada sebuah buku cerita di simpan disini, tunggu sebentar tuan muda."

Saat mendengar itu aku langsung bersemangat. Akhirnya! ini adalah apa yang aku tunggu!

Malia kembali dengan membawa sebuah buku. Buku itu memiliki gambar besar pada sampulnya dan hanya memiliki beberapa lembar tapi ukurannya sangat lebar seperti ukuran buku gambar.

"Lihat apa yang aku bawa tuan muda~ ini adalah cerita si bebek kesepian. Lihat, aku akan membacakannya."

Sebelum Malia bisa membaca itu. Aku langsung mencoba berusaha bangun dan ingin meraih buku itu.

"Ada apa tuan muda? Apakah buku ini membuatmu tertarik?"

Malia tersenyum gembira dengan reaksi ku. Dia mungkin tidak berpikir aku akan sangat tertarik dengan buku yang dia bawa. Melihat kegigihanku dia akhirnya membawaku pada pangkuannya dan menempatkan buku di depanku agar aku bisa melihatnya.

Malia kemudian dengan suara pelan dan santai membaca buku itu, perlahan dia membalik halaman buku satu per satu bercerita seperti seorang ibu yang baik hati. Jika aku bayi normal aku mungkin sudah tertidur pulas. Aura keibuan Malia benar- benar dilepaskan dengan kekuatan penuh, aku hampir tidak bisa menahannya.

Cerita ini bercerita tentang seekor anak bebek yang berpisah dengan induk, ini sangat mirip dengan cerita yang berasal dari bumi. Malia menceritakan itu dengan sangat baik dan benar - benar bisa membawaku untuk bersimpati pada bebek kecil itu.

Namun, sekarang aku tidak bisa memperhatikan cerita itu sama sekali. Aku lebih memperhatikan jari Malia yang menunjuk baris simbol, apa yang menjadi huruf dalam dunia ini.

Benar, sejak awal aku mengincar ini! Dengan begitu aku bisa belajar membaca tempa harus seseorang mengajarku.

Daripada langsung menghafal arti semua kata - kata itu, aku malah lebih fokus mengidentifikasi semua huruf yang ada. Setelah itu mulai mengikat bentuk dan bunyi.

Seperti yang diharapkan menghafal semua simbol - simbol dengan bentuk tidak masuk akal ini sangat sulit. Beberapa huruf terlihat mirip dan memiliki bunyi agak sama tapi memiliki arti yang berbeda jika digabungkan dengan huruf yang lain.

*Sigh~ sepertinya butuh beberapa saat sebelum aku bisa membaca buku - buku.