webnovel

Antara Fajar dan Senja

Kisah romansa perjuangan cinta tanpa adanya sebuah kepastian turut ikut dalam kisah cinta sepasang kekasih yang satu ini. Cinta yang saling dipendam, membuat mereka tak berani untuk saling mengungkapkan rasa. Lika-liku kehidupan Hijrah Cinta sepasang anak Adam, menuai banyak pelajaran. Perjalanan kisah cinta anak Adam dan Hawa yang satu ini, selalu diselimuti oleh Suka dan Duka. Meski diselingi tangis dan tawa, kisah mereka tetap berlanjut. Sering kali, masalah menghampiri, salah paham terjadi, bahkan mempertahankan ego masing-masing kerap kali terjadi. Masalah yang muncul tak hanya sekedar masalah yang bisa diselesaikan dengan sekali duduk. Masalah Tahta, Cinta dan Keluarga menjadi halangan persatuan mereka. Mengorbankan perasaan masing-masing, tak membuat mereka merasa lega akan teror masalah yang menghampiri. Bak malam yang akan tergantikan siang, membuat mereka menanam rasa bahwa setelah penderitaan yang mereka almi akan terbit sinar fajar yang menyambut datangannya kebahagiaan mereka. Senja menjadi saksi cinta dari sepasang kekasih. Sedangkan Fajar menjadi awal kisah mereka. Antara Fajar dan senja, menciptakan Sunrise dan Sunset. Perbandingan kasta yang membuat sekat diantara cinta mereka, menuntut mereka untuk mencari kesempatan untuk bisa bersama. Untaian kata mereka saling beri memuat kedekatannya makin menjadi. Satu pemalu dan satu pendiam, membuat rasa sepi dikala mereka berdua bersama. Tak ada topik, hanya akan ada kecanggungan. Kehidupan masa remaja yang sangat panjang bagi mereka untuk menemukan jati diri sesungguhnya, membuat mereka setiap hari terus mengais ilmu dari orang yang berilmu. Masa putih abu-abu akan membuat kesan indah dalam masa depan mereka, warna-warni mulai terlukis di dalam hidup mereka. Si pendiam dari keluarga sederhana, sedangkan si pemalu dari keluarga terpandang, membuat mereka terus berjuang agar bisa bersama. Bagaimana kisahnya? Ayo kita ikuti sama-sama

Tata_Sya · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
4 Chs

Muhammad Fajar Sidqi

Muhammad Fajar Sidqi, yang kerapkali disapa Fajar merupakan sosok pekerja keras nan bertanggung jawab. Selalu berikhtiar menjalani hidup yang keras, membuatnya menjadi sosok yang kuat. Terlahir dari keluarga sederhana tak membuat nya mengeluh, malah dirinya dengan tekun belajar agar bisa menaikkan derajat orang tuanya. Untuk bisa sekolah ia selalu mengejar beasiswa, karena jika tidak dengan beasiswa mana mungkin ia bisa bersekolah. Kerja paruh waktu tak membuat proses belajarnya terganggu, malah ia terkadang sempat mencuri waktu kerja untuk bisa belajar.

Kerja serabutan yang Ia lakukan tak membuat dirinya malu terhadap teman-temannya yang tergolong anak orang kaya. Dihina karena miskin? Dia ingat jika dirinya memang miskin karena Ia masih ikut orang tuanya, Dia akan kaya dengan jerih payahnya sendiri bukan orang tuanya. Tidak dengan teman-teman nya yang sejak kecil sudah menikmati hasil jerih payah orang tuanya.

Dirinya cukup sadar diri, dirinya bukan dari kalangan terpandang karena itu Ia tak pernah membuat ulah ataupun masalah dimana pun Ia berada. Ia tau keadaan orang tua nya bagaimana, karena itu Ia tak ingin menambah kesusahan orang tuanya. Berkerja untuk diri sendiri agar tidak menambah beban orang tua nya lagi. Sejak SMP dirinya sudah mandiri, Ia tak pernah lagi meminta uang kepada orang tua nya. Jika ia butuh, maka Ia akan berkerja tak perduli kerja apa yang penting dengan itu Ia bisa mendapatkan uang.

Menjadi kuli bangunan Ia pernah, menjadi tukang parkir pernah, menjadi tukang antar barang juga pernah. Semua Ia kerjakan selagi itu halal, dan pastinya Ia sanggup melakukan nya.

Sedikit demi sedikit uang Ia kumpulkan untuk membangun masa depannya. Rasa bahagia dan bangga, karena bisa hidup diatas usaha sendiri memenuhi relung hati Fajar.

Memasuki masa putih abu-abu membuat jiwa pekerja keras nya semakin terpancar. Cita-citanya yang ingin membahagiakan orang tuanya menjadi motivasi utama menuju kesuksesan untuk dirinya. Dan ntah antara sadar atau tidaknya, masa ini lah Ia menemukan cinta pertama nya. Tak pernah Ia sangka akan merasakan jatuh cinta secepat ini, dirinya masih ragu apa benar ini cinta atau hanya sebuah kekaguman semata?

°°°

Hari ini adalah hari pertama Fajar memasuki sekolah baru nya. Ya, beberapa minggu lalu ia baru saja lulus dari SMP, dan sekarang Ia memasuki jenjang yang lebih tinggi lagi yaitu SMA.

Tak pernah dirinya duga jika Ia akan berhasil masuk ke sekolah favorit di Jakarta. Dengan bermodalkan bakat serta prestasi yang Ia miliki mampu membuatnya berdiri sejauh ini, bagaimana jika Ia mengandalkan harta? Sudah pasti ia akan tetap jauh di belakang.

SMAN 1 Jakarta merupakan sekolah elit dan terfavorit, banyak yang ingin masuk sekolah disana. Bahkan tak segan-segan mereka menyogok agar bisa bersekolah disana, namun tidak dengan Fajar Ia selalu bersyukur bisa memasuki sekolah murni karena usaha sendiri.

Setibanya di gerbang sekolah, Ia dengan percaya diri mulai memasuki area sekolah. Dirinya dengan santai berjalan kaki menuju ke lapangan, karena semua anak baru diwajibkan kumpul ke lapangan.

Sejak datang, banyak yang meremehkan dirinya hanya karena naik angkot. Tidak seperti teman-temannya yang lain yang datang kesini di antar supir, naik motor sport, bahkan membawa mobil. Ia sempat berfikir ini sekolah untuk belajar atau untuk saling pamer harta?

Sedari tadi dirinya hanya diam, Ia tak tau harus apa. Disini Ia tak mengenal siapapun, dan jika Ia menegur yang lain Ia ga mau dikacangin. Dia cukup sadar diri kalau mana mungkin ada yang mau berteman dengan Cowo kere seperti dirinya. Sosok dingin atau pendiam? Bisa dibilang, karena Ia terlalu malas untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang akan menghina dirinya.

Dia pernah berfikir jika Allah itu ga adil padanya hanya karena Ia dari keluarga sederhana. Tapi, dengan cepat Ia tepis pikiran itu dan mulai memohon ampun atas pikirannya itu. Ia yakin, keadaan hidup yang Ia jalani sekarang akan ada hikmah di baliknya. Ia hanya harus bersabar, berdo'a tak lupa berikhtiar.

Sepuluh menit yang lalu bel sudah berbunyi, dan kini seluruh murid berbaris rapi dilapangkan untuk melaksanakan upacara bendera. Termasuk Fajar yang kini tengah berdiri di barisan paling depan.

"Baiklah anak-anak mungkin itu saja yang dapat bapak sampaikan, kurang lebih bapak minta maaf. Bapak undur diri, wassalamu'alaikum" akhir amanat pembina upacara yang dibawakan oleh kepala sekolah.

Anak-anak banyak bernafas lega, sudah hampir sejam lamanya mereka berdiri di lapangan hanya untuk melaksanakan upacara. Dari belakang, banyak yang mengeluh karena sudah lelah berdiri juga haus. Namun, tidak bagi Fajar Ia tetap tenang dan semangat karena ia sudah terbiasa akan itu semua.

Sekarang para murid baru yang mengikuti MOS diharapkan untuk berkumpul di aula sekolah untuk melaksanakan acara selanjutnya. Fajar pun berjalan sendirian menuju ke aula.

Keadaan aula yang cukup ramai membuat Fajar kesulitan mencari tempat untuk duduk. Namun, ada seorang siswa yang mengajak nya untuk duduk di barisan depan.

"Hai, duduk disana aja" ujar siswa tersebut sambil merangkul pundak Fajar

"Eh, iya" ujar Fajar kemudian mengikuti siswa tersebut

"Duduk sini aja lah, mumpung masih muat buat dua orang" ucap siswa tersebut, kemudian duduk diikuti Fajar

"Owh ya nama Lo siapa?" tanya siswa tersebut

"Ehm, nama gue Muhammad Fajar Sidqi panggil aja Fajar" jawab Fajar

"Owh, kenalin nama gue Reza Saputra. Panggil aja Ejak" ucap siswa tersebut yang bernama Reza

"Oke Jak" ucap Fajar seraya tersenyum tipis

"Waw, kek ny Lo ini dingin and pendiam juga ya" ujar Reza

"Ga juga, hanya malas ngomong sama yang ga kenal" jawab Fajar diangguki Reza

"Owh gtu, oke lah. Mulai sekarang kita sahabatan wkwk" ujar Reza cekikikan, dirinya merasa seperti perempuan jika ngomong seperti itu

"Iya" jawab Fajar seadanya membuat Reza kikuk

"Assalamualaikum adik-adik" ucap kakel mereka membuat yang berbicara langsung berhenti, karena kegiatan sudah dimulai

"Waalaikumussalam kak" jawab seisi aula

"Baiklah adik-adik, perkenalkan nama Kaka Gilang Prayudha panggil aja Kak Gilang. Kaka dari kelas 12 disini Kaka menjabat sebagai ketua OSIS. Dan kenalin, ini teman-teman Kaka yang ini namanya kak Septi yang menjabat sebagai sekretaris yang itu kak Dela yang menjabat sebagai Bendahara dan ini Kak Galang yang menjabat sebagai wakil Ketos." jelas kakel tersebut yang bernama Gilang

"Jadi, disni Kaka bakalan ngejelasin tentang visi dan misi sekolah. Visi sekolah kita adalah ... Sedangkan Misi nya .... Jadi, sampe sini paham?" ujar Gilang

"Paham kak" jawab seisi aula lagi

"Baik, kak Galang yang akan menjelaskan tentang lingkungan sekolah dan peraturan sekolah ya, dan Kaka undur diri wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu" undur Gilang digantikan Galang.

"Hai adik-adik" sapa Galang

"Hai kak" jawab seisi aula

"Baiklah, disini Kaka bakalan ngejelasin lingkungan sekolah kita ya. Jadi, di bagian depan itu ada lapangan, nah disisi kanan lapangan ada gedung anak IPA sedangkan sisi kirinya ada gedung anak IPS depannya ada Aula yang sekarang kita tempati dan disamping aula ada perpustakaan. Disetiap gedung masing-masing terdapat satu kantin.  Trus di depan dekat gerbang ada gedung kantor. Nah, di belakang gedung anak IPS ada lapangan basket. Sedangkan di belakang gedung anak IPA ada Lab dan ruang komputer. Trus dibelakang kantor terdapat gudang. Kira-kira sampe sini paham?" ujar Galang

"Paham kak" jawab seisi aula

"Oke, kita lanjut ya.  Jadi, Peraturan sekolah kita yang pertama yaitu Tidak boleh datang terlambat, kita masuk pukul 07.00 jadi jika kita terlambat hukumannya adalah keliling di lapangan sebanyak 5 kali serta membersihkan gudang dan WC." jelas Galang

"Cewe juga ya kak" ujar salah satu cewe yang ada disana

"Beda dik. Kalo cewe kita hukum dengan keliling lapangan sebanyak 5 putaran setelah itu membersihkan toilet cewe saja" jabar Galang

"Buset, ni sekolah gila banget." bisik salah satu cewek yang berada dibelakang Reza

"Oke lanjut peraturan lainnya ya. Trus peraturan yang kedua yaitu ... dst" jelas Galang

"Oke adik-adik ada yang perlu ditanyakan lagi?" tanya Galang

"Ga ada kak" jawab seisi aula

"Oke, kalo gitu kalian boleh istirahat 20 menit, habis itu kumpul lagi disini ya. Kaka akhiri wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu" ujar Galang kemudian berlalu.

Seluruh murid pun berbondong-bondong untuk keluar menuju ke kantin. Tidak dengan Fajar, ia berjalan kesamping aula tepatnya ke perpustakaan.

"Woy Jar, Lo mau kmna?" tanya Reza

"Perpus" jawab Fajar

"Owh, Lo ga ke kantin?" tanya Reza

"Ga"

"Kenapa?"

"Kenyang"

"Owh, y udah gue ke kantin ya. Soalny My perut lapar, ni cacing dah teriak-teriak minta makan"

"Iya"

Di depan aula mereka pun berpisah Reza belok ke kiri menuju ke kantin anak IPS sedangkan Fajar ke kanan menuju ke perpustakaan.