webnovel

Anak SD yang Jenius

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Setelah ketiga guru bagian pengrekrutan murid selesai mengoreksi hasil ujian, ditemukan dua peserta ujian yang mendapatkan nilai 100. Ketika mereka sedang berdiskusi, kepala sekolah dengan cepat menyanggah, "Itu salah ambil! Bagaimana bisa soal tes murid SD tingkat menengah diberikan kepada murid yang baru mau masuk di tahun pertama?" katanya.

Hal itu membuat ketiga guru bagian pengrekrutan murid itu, saling memandang satu sama lain, kemudian mereka memandang kepala sekolah, lalu berkata, "Ketua, kertas ujian ini telah di uji dengan baik. Dan kami baru saja mendiskusikan, bahwa kedua siswa ini memiliki kemampuan dasar yang sangat hebat. Sekarang anda beritahu kami, apakah mereka siswa pindahan tahun pertama?" tanya salah satu dari ketiga guru tersebut.

Kepala sekolah kemudian mengambil kertas tes itu dan melihat dengan sangat bingung, karena menurutnya hasil itu sangat tidak mungkin, "Apakah ini benar-benar dikerjakan oleh anak usia 5 tahun? Apakah tidak ada kecurangan dalam mengerjakannya?" Kata kepala sekolah, dia bertanya dengan tidak percaya.

Karena Tong Lele dan Mo Lisi mengerjakan soal ujian tersebut dengan nilai sempurna, mereka seperti membuat pengaruh besar dan langsung dikenal sebagai siswa jenius. Mereka juga sangat terkenal di sekolah, namun mereka masuk pada kelas yang berbeda. Saat akan pulang sekolah Tong Lele melambaikan tangan pada Mo Lisi, "Mo Lisi, sampai jumpa besok." katanya.

Lalu, Mo Lisi bertanya kepada Tong Lele dengan ragu, "Lele kamu yakin, kalau besok ingin bertukar identitas denganku?" tanyanya.

"Iya, kita kan satu sekolah, mana mungkin aku bisa menipumu? Apa wajahku seperti wajah-wajah penipu?" Kata Tong Lele dengan kesal.

Mo Lisi melambaikan tangannya, "Tidak, tidak! Kalau begitu aku pulang dulu, karena kakek Feng sudah menjemputku." katanya kemudian.

"Baiklah! Pergilah dulu! Nanti, setelah kalian pergi, aku akan keluar dari sekolah!" Kata Tong Lele. 

Cara ini dilakukan, agar ibunya Tong Lele dan pengawalnya Mo Lisi tidak tahu, jika ada anak yang terlihat mirip. Ketika Mo Lisi naik mobil, dia melihat wanita cantik yang mengendarai mobil putih. Dan setelah tahu bahwa itu adalah Tong Jiumo, ingin rasanya dia berteriak untuk memanggilnya. Tapi, karena tidak mau merusak strategi Tong Lele, akhirnya dia hanya diam untuk mengurungkan niatnya, lalu dia hanya diam sambil melihat Tong Jiumo menghilang dari pandangannya.

Setelah Tong Lele melihat mobil Mo Lisi pergi, barulah dia keluar dari sekolah. Tong Jiumo yang melihat anaknya hampir paling akhir keluar, dengan khawatir dia pun bertanya, "Lele, apakah kamu ditahan?"

Tong Lele melihat Tong Jiumo, lalu dengan mulut kecilnya dia berkata, "Mana mungkin? Aku ini adalah anak yang jenius dan populer disekolah."

"Apa maksudnya?" tanya Tong Jiumo sambil membukakan pintu mobil untuk Tong Lele, dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil.

"Hasil dari ujian masuk sekolah hari ini, aku mendapatkan nilai seratus. Guru membawakan kertas ujian yang aku kerjakan kepadaku." Kata Tong Lele, dia menjelaskan semua yang terjadi di sekolah.

"Apakah kamu tidak melihat pertanyaan ketika melakukannya? Kamu tidak boleh menunjukkan seluruh kemampuanmu, singkirkan semua itu, dan jangan terlalu diperlihatkan. Jika kamu ditangkap untuk dijadikan penelitian bagaimana?" Tanya Tong Jiumo dengan cemas. Hal ini dikarenakan, tidak akan ada orang yang percaya bahwa ada anak berusia 5 tahun yang benar-benar jenius.

"Lele, mami katakan sekali lagi padamu, jadilah anak-anak seperti pada umumnya. Tidak usah menunjukkan kelebihan dan membongkar identitasmu." kata Tong Jiumo dengan cemas.

"Aku tahu mami, karena mami sudah sering mengatakannya." Kata Tong Lele sambil menjauhkan telinganya.

"Oh iya, kuberitahu ya mami, di sekolah tadi ada murid yang memiliki kemampuan sama sepertiku. Dia juga memiliki IQ dan jawaban yang sama sepertiku." kata Tong Lele memberitahu ibunya.

"Ada anak yang sama pintarnya sepertimu?" tanya Tong Jiumo sambil mengangkat alisnya, lalu dia menyalakan mesin, dan meninggalkan sekolah.

"Meskipun tidak ingin mengakuinya, tapi aku dan dia memiliki tingkat kecerdasan yang sama. Kapan-kapan aku akan membawanya pulang dan memperkenalkannya pada mami." Kata Tong Lele lagi...