webnovel

Aku Akan Membuat Anak Ayah Kelaparan

Translator: Wave Literature Éditeur: Wave Literature

Mo Lisi dengan senang hati pergi bersama Tong Jiumo, dia merasa sangat nyaman di dalam dekapannya sehingga tidak mau berpisah. Mo Lisi menyadari, ternyata aura seorang ibu bisa dengan mudah membuat orang terpikat.

Mo Lisi merasa sangat mengagumi Tong Lele, kenapa dia bisa mempunyai seorang ibu yang cantik? Kemudian, dia berpikir lagi, kenapa Tong Lele mempunyai seorang ibu sedangkan aku hanya mempunyai seorang ayah? 

Sebenarnya Mo Lisi sama sekali tidak suka dengan ayahnya, itu karena ayahnya tidak pernah tersenyum sekalipun kepadanya. Setiap hari, ayah Mo Lisi hanya memperlihatkan wajah yang dingin, Aku sangat ingin menjadi anak dari ibunya Tong Lele. Mo Lisi merasa tidak puas di dalam hatinya.

Setelah dibawa ke mobil, Tong Lele sama sekali tidak bersuara, sampai pada akhirnya dia sampai ke sebuah rumah yang besar. Dia melihat sebuah rumah yang sangat besar seperti istana, kemudian dia merasa kaget, tapi juga merasa senang didalam dirinya, Wow, Mo Lisi ternyata memang benar seorang Tuan Muda Kecil yang tinggal di istana besar.

Melihat Tong Lele kembali, pengurus rumah bernama Feng dengan sangat ramah, tersenyum dan berkata, "Tuan Muda Kecil, selamat datang, Tuan Muda sedang menunggumu di ruang tamu."

"Tuan muda? Apakah ayah?" Dengan terheran-heran Tong Lele bertanya kepada orang tua yang terlihat ramah itu.

"Benar, beliau adalah ayah dari Tuan Muda Kecil." Pengurus Feng menjawab pertanyaan Tong Lele.

"Benarkah? Aku benar-benar ingin tahu seperti apa ayah itu?" Tong Lele berkata dengan wajah yang bahagia.

Pengurus Feng merasa sangat terkejut melihat kelakuan Tuan Muda Kecil, lalu dia membatin, Apa mungkin karena terjatuh dan terbentur kemarin membuat otaknya terganggu? Karena tingkah lakunya hari ini sangat berbeda dari yang biasanya. Tapi, dokter mengatakan bahwa Tuan Muda kecil tidak kenapa-kenapa.

Melihat Tong Lele sudah menuju ke area ruang tamu, dalam hatinya pengurus Feng berkata dalam hati, Dia hanyalah seorang anak kecil, ya tetap sama saja seperti anak kecil yang lain.

Sesampainya di ruang tamu, Tong Lele melihat seorang pemuda tampan yang sedang menggunakan laptop. Penampilannya seperti seseorang yang sangat sibuk dan sangat pandai. Wajahnya menggambarkan seorang yang mempunyai kedudukan tinggi di masyarakat.

Tidak, dia adalah ayah Mo Lisi. Tapi... sekarang kan aku dianggap sebagai Tuan Muda Kecil di rumah ini. Batin Tong Lele begitu melihat seorang lelaki tampan itu. 

Kemudian Tong Lele segera merentangkan tangannya lebar-lebar, berlari menghampiri lelaki tampan itu, meloncat, dan berdiri diatas kaki lelaki tersebut lalu memeluknya. "Ternyata inilah ayah?" ucapannya yang keras bernada tinggi khas anak kecil pun terdengar. 

"Daddy, aku sudah pulang, kenapa sepertinya dedi tidak suka?" ucap Tong Lele dengan manja dan kekanak-kanakan. 

Karena, tiba-tiba ada seorang anak kecil yang berlari ke arahnya dan memeluk kakinya dengan erat. Orang itu pun berkata dengan nada ketus, "Mo Lisi, siapa yang mengajarimu begitu tidak sopan?" Tuan Muda keluarga Mo ke-7 yang bernama Mo Qijue itu, sama sekali tidak memberikan ekspresi apapun, pandangan matanya begitu dingin saat melihat Tong Lele. Kemudian dia menutup laptopnya.

Saat duduk bersama dengannya, Tong Lele merasa gemetar, Ya Tuhan, ayah Mo Lisi ternyata begitu dingin, membuatku takut saja! Katanya dalam hati.

Meskipun Tong Lele tidak mempunyai seorang ayah, namun kedekatannya dengan seorang ibu sangatlah kental. Saat keluar rumah, pasti ibunya menggendong dan mengangkat-angkatnya, tidak pernah kaku seperti orang ini sebelumnya.

"Keluar negeri beberapa hari membuat rusak otakmu ya?" Mo Qijue dengan ekspresi dingin akhirnya berkomentar. Karena biasanya Mo Lisi tidak pernah berkelakuan seperti itu, tapi sekarang Mo Lisi benar-benar seperti kuda liar yang terlepas dari belenggu ikatan. Apakah memang benar karena terjatuh, membuat otaknya terganggu? batin Mo Qieju.

Kemudian Tong Lele tersadar bahwa sekarang, dia sedang menjadi Mo Lisi di depan Tuan Muda ini. Kemudian dia berpikir, Aku baru saja bersikap tidak sopan, apakah nantinya, aku akan mendapat hukuman?

Tong Lele lalu turun dan melompat dari sofa, kemudian berteriak di depan Mo Qijue "Hmm… Kamu sedikitpun tidak memperhatikan anakmu. Aku benar-benar tidak suka, aku tidak mau lagi bermain denganmu!", kemudian dengan marah berlari menuju ke ruang tamu. 

Pengurus Feng yang saat itu baru masuk, melihat Tong Lele pergi dan bertanya, "Tuan Muda Kecil, siapa yang sudah membuatmu marah? Ayo ikut aku, sudah waktunya makan sekarang!" katanya sambil tersenyum.

"Aku sangat marah, kalau aku marah akibatnya akan sangat fatal! Aku tidak mau makan! Biarkan saja aku mati kelaparan!" Kata Tong Lele.

Melihat hal itu membuat pengurus Feng berkata dalam hati, Pasti dia akan sulit untuk disuruh makan, karena dari kecil dia sudah biasa merasakan masakan kelas dunia. Hanya koki kecil di dapur rumah, mana mungkin dapat membuat nafsu makannya tergoda?

Tong Lele ingin kembali ke kamar, namun dia tidak tahu dimana kamar Mo Lisi, lalu dia membalikan badan dan berkata, "Hmm... aku lapar, cepat antar makanan ke kamarku, aku mau segera makan!"

Pengurus Feng melihat Tuan Muda Kecilnya yang marah, kemudian tersenyum dan meledeknya, "Bukannya Tuan Muda Kecil tidak ingin makan?"

Tong Lele dengan marah menjawab, "Kamu benar-benar ingin membuat aku mati kelaparan ya?" 

Pengurus Feng tertawa dan berkata, "Cepat kirim makanan ke kamar Tuan Muda Kecil sekarang!"

"Baik, pengurus Feng" para pelayan wanita menganggukan kepala mereka dan segera mengantarkan makanan ke lantai atas...