"Kamu hamilkan?" Suara pria itu ceria. Anna yang masih mengeringkan rambut Sebastian mengangguk kecil.
Sebastian menggendong tubuh istrinya lalu membaringkannya di ranjang, menatap lekat wanita yang dengan berani meninggalkannya dan membuat dia merana tiga hari ini.
"Mau apa?" Tanya Anna dengan tatapan horor. Sekarang bukan saatnya berkasih sayang, mereka masih punya ganjalan hati untuk di luruskan.
"Mengunjungi anakku, boleh ya?" Itu bukan pertanyaan melainkan pernyataan. Belum Anna jawab tangan Sebastian mulai meraba masuk dari balik bajunya.
"Kamu tidak lupa dengan masalah kan?" Anna menghentikan tangan suaminya yang dengan berani menyentuh tanpa izin. Sekarang lagi marah, jadi harus izin tidak boleh sembarangan.
"Kamu bilang bahasnya tunggu aku sehat." Alis Anna mengerut sempurna. Memang benar tunggu sehat, lalu masih sakit kenapa ingin bercinta? Dia tidak paham dengan jalan pikiran suaminya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com