Anna membersihkan kuku suaminya sambil berbincang ringan di balkon, terdapat kulit yang mengelupas di telapak tangan yang biasanya sangat lembut.
"Aku hanya bercanda saat menantangmu, harusnya kamu tidak perlu melakukan itu seorang diri, lihat tanganmu jadi kasar begini," ucap Anna.
"Tentu aku harus menganggapnya serius, hadiahnya menggiurkan." Pipi Anna merona. Pria ini sangat mudah membuat dia malu.
"Aku janji apa?" Anna berpura-pura lupa.
"Pipimu tidak bisa berbohong sayang, jelas kamu ingat." Anna ingin masuk lubang rasanya sekarang.
"Jika tidak melihat tanganmu, orang akan berpikir jika ini kuku wanita, kamu membentuknya dengan baik."
"Aku bukan pria pesolek, tidak punya bakat menata kuku dan yang lain, semua di bawa sejak lahir."
Benar, pria itu tidak mungkin memiliki kebiasaan seperti itu, dia sangat jantan. Tapi bentuk kukunya sangat indah, sungguh sempuna makhluk di depannya ini, pikir Anna.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com