webnovel

Annaya & Takdirnya

Annaya terlahir sebagai gadis yang berparas cantik dan menawan, dia tumbuh sebagai pribadi yang ceria dan penuh cinta kasih untuk orangtu dan kedua kakaknya. Kebahagiaannya kian sempurna saat di nikahi pria tampan, cinta pertama yang sedari remaja sudah menjadi kekasihnya. Pria itu menjadi suami yang begitu memujanya, seolah dia adalah ratu. Limpahan cinta dan kasih pria itu suguhkan untuk Anna. Hidup berkecukupan secara materi dan cinta membuatnya tidak mengenal airmata kesedihan, sesempurna itulah hidup seorang Anna. Namun ternyata hidup tidak seindah dan sebahagia yang dia rasakan selama ini. Semua kebahagiaan runtuh saat orang yang paling di cintainya pergi meninggalkan Dunia dan dirinya dengan cara yang paling tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Ya … sosok itu adalah suaminya. Dan almarhum suaminya meninggalkan wasiat yang mencengangkan. Dan wasiat itu harus di patuhinya. Bagaimana bisa Anna hidup tanpa suaminya? Serta bagaimana bisa Anna mematuhi wasiat terakhir suaminya? Ikuti kisah nya di novel "Annaya & takdirnya". Mohon dukungan nya ya ini tulisan pertama aku semoga kalian suka.

Ardhaharyani_9027 · Urbain
Pas assez d’évaluations
530 Chs

Nyonya Cerminan Tuan

Setelah menempuh perjalan melalui udara selama lima jam jet yang ditumpangi Anna dan Sebastian mendarat dengan sempurna dibandara X21 yang ada ada dikota Z.

Anna beserta rombongan turun dan berjalan keluar menuju mobil yang telah menunggu kedatangan mereka dengan beberapa pengawal yang telah siaga untuk mengawal perjalanan mereka.

Smith memandu langkah Anna untuk masuk ke dalam mobil yang menunggunya, dengan seorang bodyguard yang telah membukakan pintu mobil untuknya dengan kepala menunduk hormat.

Anna baru menyadari jika pria itu tidak turut serta bersamanya, karena di dalam mobil ini hanya ada dirinya dan juga Smith yang duduk di kursi kemudi. Anna merasa suasana begini jauh lebih baik, ia merasa jika nafasnya sedikit normal tanpa kehadiran pria itu.

Selama perjalanan udara maupun perjalanan darat, Anna sama sekali tidak menikmati perjalananannya. Padahal kota ini menyajikan pemandangan indah, hiruk pikuk ibukota dengan jalan raya yang selalu tampak padat namun teratur, serta gedung-gedung mewah pencakar langit yang memiliki nilai seni yang tinggi juga tidak menarik perhatian Anna sama sekali.

Dua puluh menit mobil itu melaju dengan kecepatan sedang, akhirnya mereka masuk ke kawasan sepi yang berada jauh dari hingar bingar kebisingan lalu lintas.

Jalan itu di tumbuhi pohon bambu hijau yang tampak begitu segar, menyambut kedatangan mereka dengan suara daun yang saling bergesekan karena tiupan angin, menimbulkan irama yang menenangkan, dalam diam dan mata tertutup Anna menikmatinya.

Anna merasakan jalan yang ia lalui seperti sedikit menanjak, sangat mulus tanpa hambatan serta Anna juga tidak mendengar kendaraan lain yang melintas kecuali suara mobil yang ia tumpangi.

Perlahan Anna mencoba membuka mata dan langsung di sajikan dengan pemandangan yang sangat indah di mana banyak pohon angsana yang memiliki bunga berwarna kuning cerah terasa sangat menghangatkan hati bejejer rapi di sepanjang jalan yang ia lalui saat ini. Pantulan cahaya matahari membuat pohon angsana semakin memukau.

Mobil memasuki gerbang kayu yang terukir indah menjulang dengan tinggi, memiliki gaya klasik kuno. Saat Anna turun dari mobil, hal pertama yang ia lihat adalah rumah yang begitu besar bahkan lebih besar dari pada rumah mertua dan orangtuanya, ini tidak bisa di katakan rumah melainkan mansion.

"Selamat datang nyonya. Perkenalkan saya Ned kepala pelayan di mansion ini," ucap sopan seorang pria paruh baya yang memiliki perawakan seperti orang barat.

"Roshie antarkan nyonya kekamarnya." Smith memberikan perintah kepada Roshie yang notabenenya adalah kepala dapur di mansion ini.

"Baik tuan Smith," Jawab Roshie sopan. Meski ia bingung kenapa dirinya yang mengantar Anna bukan Ned.

"Mari nyonya," ucap Roshie kepada Anna. Lalu dengan segera ia mengantar Anna.

***

"Ini kamar yang telah disiapkan untuk anda, jika anda membutuhkan sesuatu anda bisa menggunakan interkom yang ada di kamar anda nyonya," jelas Roshie saat mereka telah tiba di depan pintu salah satu kamar yang ada dilantai dua.

"Baik kamu boleh pergi," ucap Anna datar. Roshie yang mengerti langsung undur diri dan memberi ruang untuk nyonya barunya.

Anna melangkah masuk kekamar tersebut dan langsung mengunci pintunya, setelah itu ia mengedarkan pandangan untuk melihat sekekliling kamar yang masih tampak baru tanpa ada sentuhan laki-laki, Anna lega paling tidak ia tidak sekamar dengan pria itu.

Anna bergegas membuka koper yang entah sejak kapan sudah terletak di kamar padahal ia lupa membawanya, mungkin salah satu pelayan yang membawanya saat kepala pelayan tadi memperkenalkan diri padanya.

Tanpa membuang waktu Anna mengambil perlengkapan dan menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri dari rasa lelah yang menyerang tubuh dan fikirannya.

***

"Minumlah Smith," ucap Roshie saat menawarkan segelas teh kepada asisten pribadi tuannya yang sudah ia anggap seperti putranya sendiri.

"Terima kasih Roshie, kamu memang tau apa yang aku butuhkan saat ini." Sambil menyesap teh buatan Rosshie yang paling enak di dunia menurutnya.

"Ahhh,,, ini menyegarkan," ucap Smith dengan senyuman manisnya menatap Roshie, yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

"Bagaimana perjalananmu nak? Apa seperti dugaanku?" tanya Roshie beruntun terselip nada khawatir. Ia juga menyajikan cemilan untuk Smith yang saat ini sedang duduk santai di meja bar dapur daerah kekuasaan Roshie.

"Tepat sekali," jawabnya sambil mengerlingkan mata kepada Roshie.

"Apa tuan benar akan keputusannya? Saat aku mendengar kabar ia telah menikah membuat jantungku hampir copot, kau tau itu. Aku sangat penasaran dengan wanita yang ia nikahi," bisik Roshie kepada Smith dengan tatapan di buat-buat serius.

"Lalu bagaimana menurutmu?" balas Smith sambil berbisik jenaka.

"Sangat cantik dan menawan," jawab Roshie sambil membayangkan wajah nyonya yang memang sangat indah untuk terus di pandangi.

"Kalian bergosip? Smith apa kamu tidak ada tugas lain?" Suara Ned menyela obrolan mereka, membuat keduanya memutar bola mata malas.

"Aku hanya menikmati teh dan cemilan yang di buatkan Roshie serta kami saling melepas rindu apa salahnya?" kata Smith santai sambil menepuk bangku yang ada di sebelahnya agar Ned ikut bergabung bersama mereka.

"Santailah Ned," ucap Roshie sambil menyediakan teh serta cemilan untuk Ned, teman seperjuangannya yang telah mengabdi kepada keluarga ZCG hampir empat puluh tahun lamanya.

"Ada hal yang ingin aku sampaikan kepada kalian berdua," ucap Smith yang kali ini serius menatap kedua orang yang telah ia anggap seperti ayah dan ibunya.

"Apa itu nak?" tanya Ned sambil menepuk pelan bahu pemuda yang akan bicara santai kepada mereka saat tidak ada orang lain.

"Bos dan nyonya dalam hubungan yang kurang baik, jadi tolong katakan pada pelayan untuk menjaga telinga, mata serta lidah mereka untuk hal yang mereka lihat dan dengar. Aku tidak ingin mendengar jika ada pelayan yang bergosip tentang mereka," ucap Smith serius pada keduanya.

"Jangan khawatirkan hal itu," jawab Ned setelah mendengar ucapan Smith.

"Ok. Aku percaya padamu Ned," kata Smith tanpa keraguan. Ned adalah orang yang paling bisa ia andalkan selain dirinya sendiri.

"Dan Roshie kamu buatkan masakan Indonesia untuk makan malam nanti," ucapnya sambil beralih menatap Roshie. Roshie mengangguk saja sebagai jawabannya.

"Baiklah kalau begitu aku mau melihat perkembangan rumah kaca dulu," ucapnya lagi sambil menghabiskan sisa teh dan berlalu keluar melalui pintu dapur.

"Sepertinya anak itu bekerja dengan keras Ned," ucap Roshie saat memperhatikan Smith yang telah menghilang dari balik pintu.

Di mansion ini Roshie bertugas sebagai kepala dapur dan hanya dirinya yang diizinkan untuk menggunakan minibar yang telah berubah fungsi menjadi mini kitchen untuknnya menyiapkan makanan ringan untuk orang yang di anggap dekat dengan bos. Sisanya para pelayan ada di pantry utama.

"Sudah tugasnya menjaga tuan muda, jadi jangan khawatirkan dia," jawab Ned santai lalu ikut meninggalkan tempat itu menuju ruangan yang biasa di gunakan untuk memberi informasi kepada seluruh pelayan dan pekerja di mansion ini.

***

Anna merendamkan dirinya di bathub yang terbuat dari kayu sambil menikmati aroma terapi yang sedari awal ia masuk kekamar mandi ini langsung menyambutnya, aroma lavender membuat Anna merasa tenang hingga tanpa sadar ia tertidur selama satu jam. Anna berharap ia bisa menjalani hari setenang saat ini jika itu memungkinkan.

Saat Anna terbangung ia langsung membilas bersih dirinya di shower, setelah itu mengambil bathrobe dan berjalan keluar dengan handuk menggulung rambut indahnya.

Tok...Tok...Tok....

"Nyonya ini saya Ned," Ucap seseorang dari luar pintu samblil mengetuk. Anna segera berpakaian lengkap, lalu membuka pintu untuk melihat pelayan yang datang kekamarnya.

'Ceklek'

Suara pintu terbuka dan Anna dapat melihat Ned yang membungkuk hormat datang bersama dua pelayan wanita yang masih terlihat muda dengan nampan di tangannya yang juga membungkuk kepadanya.

"Nyonya ini teh krisan dan bubur hangat yang di sajikan untuk anda, agar membantu anda menghilangkan lelah," ucap Ned menjelesakan dan memerintahkan kedua pelayan tersebut untuk masuk membawa hidangan ringan.

"Biar aku saja," Ucap Anna datar meminta nampan itu, ia tidak ingin kamarnya saat ini di masuki oleh orang asing.

"Nyonya mereka berdua mulai saat inj akan membantu melayani kebutuhan anda," jelas Ned saat melihat Anna secara halus menolak kehadiran para pelayan.

"Aku tidak butuh," ucap Anna dingin. Lalu dengan segera ia mengambil alih nampan tersebut dan langsung menutup kembali pintu, tidak lupa ia menguncinya sebagai bentuk perlindungan diri.

"Kalian kembalilah tunggu sampai tuan muda memberi perintah selanjutnya," ucap Ned dan ia pun beranjak dari sana.

'Nyonya cerminan Tuan,' batin Ned saat melihat sikap Anna yang dingin.